Dari sejak negara-negara kuat dunia muncul, Iran menjadi pusat perhatian mereka untuk dijajah. Masa yang paling penting untuk realita ini adalah Kudeta 28 Mordad 1332.
Amerika dan Inggris adalah dua negara yang selalu bergandengan tangan untuk melakukan campur tangan dalam urusan negara-negara lain. Kedua negara ini juga telah mencanangkan banyak program dari sejak bertahun-tahun.
Ketika rakyat berhasil untuk pertama membentuk sebuah negara independen dan melakukan nasionalisasi produk minyak, Amerika dan Inggris tidak mampu menyaksikan realita ini dan melihat bahwa gerakan rakyat Iran ini sangat membahayakan mereka. Dengan memanfaatkan para gangster, mereka berhasil merebut kekuasaan dari tangah rakyat dan menunjuk seorang penguasa kaki tangan mereka berkuasa di Iran.
Rahbar dalam sebuah analisa terbaru menegaskan bahwa kepercayaan Dr. Mosaddeq kepada Amerika telah menjadi faktor Kudeta 28 Mordad tersebut. Beliau berpesan kepada para aparatur negara supaya jangan mengulangi pengalaman yang pernah dilakukan oleh Dr. Mosaddeq ini.
Sekilas tentang Kudeta 28 Mordad. Inggris adalah otak utama kudeta hitam di Iran ini. Setelah rakyat Iran berhasil melakukan nasionalisasi minyak, Inggris merasa kehilangan sumber alam terpenting di Timur Tengah. Lantaran tidak berhasil melakukan negosiasi untuk sebuah kesepakatan, London menyusun program kudeta. Pertama kali, Amerika menentang. Akan tetapi, setelah Eisenhower berhasil memenangkan pilpres kala itu, kondisi dalam kebijakan luar negeri Amerika berubah total.
Ketegangan yang diciptakan oleh Dr. Mosaddeq dengan Ayatullah Kasyani serta kekurangtegasan Mosaddeq dalam menyikapi kondisi yang berkembang menyebabkan kudeta yang dipimpin oleh Fadhlullah Zahedi membuahkan hasil dan rezim Muhammad Reza Syah berkuasa selama 25 tahun.
Dalam sejarah Iran, kudeta ini termasuk realita paling pahit dan menggetirkan bagi seluruh rakyat Iran.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email