Matahari merupakan sumber energi bagi kehidupan makhluk bumi dan memancarkan panas tak berhingga. Planet yang memiliki suhu panas ini, berjarak sekitar 150 juta kilometer dari planet bumi, sedangkan massa matahari[1] setara dengan satu juta kali lipat massa bumi, yakni luas matahari bisa menampung satu juta planet bumi.
Manusia baru mengetahui kelebihan dan keistimewaan planet matahari atas bintang-bintang bercahaya lainnya yang terdapat di tata surya setelah ribuan tahun lamanya.
Setiap meter persegi bumi secara normal akan mengambil panas dari matahari setara dengan satu kilowat radiator listrik, dan pada hakikatnya jumlah ini merupakan bagian yang sangat kecil jika dibandingkan dengan seluruh jumlah panas matahari yang sampai ke bumi, perlu diketahui bahwa hampir seluruh cahaya matahari tersebar ke seantero jagat raya.
Suatu pertanyaan, dari manakah matahari mengambil sumber energi panas yang sangat dahsyat dan luar biasa ini?
Pada kurun ke sembilan belas masehi, di antara para ulama, astrolog, dan para ahli geologi membicarakan dan mendiskusikan masalah ini secara khusus dengan menyatakan bahwa:
Dari berbagai sumber pembangkit panas yang telah dikenal hingga saat ini, tak satupun dari mereka yang mampu memberikan energi panasnya kepada matahari selama jutaan tahun seperti ini.
Para ahli geologi menisbahkan keberadaan panas ini pada bumi itu sendiri, dan menggambarkan dengan mengatakan bahwa bahan gabungan yang terdapat pada matahari berasal dari batu bara, konsekuensi pendapat ini adalah bahwa dalam waktu tertentu kekuatan panas matahari akan habis dan berubah menjadi debu.
Para ulama dan ahli perbintangan sepakat bahwa panas matahari dihasilkan oleh daya magnetis dan juga oleh kontraksi dan tekanan yang terjadi secara lambat di dalamnya.
Mengenai persoalan kontraksi, membawa kita pada gambaran berikut bahwa massa matahari sebelumnya yaitu ketika bumi terpisah dari matahari, memiliki massa yang jauh lebih besar dari massa sekarang ini, dan sesuai dengan pendapat para ulama – jika pendapat mereka benar – berdasarkan perhitungan mereka, bumi telah terpisah kira-kira 50 juta tahun sebelum matahari terpisah, dan waktu sepanjang ini dikenal sebagai umur planet bumi.
Akan tetapi para ahli bumi sepakat bahwa bumi berpisah dari matahari jauh lebih lama dari waktu yang mereka sebutkan, walhasil, perubahan yang terjadi pada permukaan bumi yang dimulai dari abrasi, longsornya gunung-gunung, keringnya lautan, dan sebagainya, dimana di dasar tempat-tempat kejadian ini ditemukan lapisan-lapisan miring dengan ketebalan sekian kilometer, telah membawa kita pada pemahaman bahwa bahwa terpisahnya bumi terjadi jauh lebih lama dari apa yang dikatakan oleh kelompok pertama yaitu 50 juta tahun. Dikatakan bahwa minimal mereka harus menambahkan beberapa angka nol di belakang angka yang mereka sepakati tersebut.[2]
Penemuan terhadap masalah kekuatan atom dan radiaktor, mencipta nuansa baru bagi para ilmuwan, dan terakhir diketahui bahwa atom memiliki kekuatan yang sangat mengagumkan, maka dari itu diduga bahwa matahari pun menggunakan kekuatan semacam ini, dan hal ini terbukti dengan adanya kekuatan panas yang dimilikinya dimana mampu memancarkan panas hingga milyaran tahun.
Subyek lain yang menjadi bahan pembicaraan para ilmuwan adalah tentang bagaimana matahari mengambil dan memancarkan kekuatan panas yang sangat dahsyat ini?
Hampir di seluruh bagian matahari terdapat zat-zat ringan. Sebagian zat seperti radium yang di dalamnya terdapat bagian yang bisa mengalami perubahan, dan dari dalam dirinya secara terus-menerus akan mengeluarkan kekuatan panas yang berubah-ubah, yang akhirnya dengan berlalunya zaman akan berubah menjadi materi lain seperti timah, tapi tidak dalam jumlah yang banyak. Namun belum jelas bagaimana jumlah radium yang ada pada matahari mampu mengeluarkan panas yang demikian besar, itupun dalam sepanjang zaman dan secara terus menerus.
Yang jelas, dalam fenomena ini terdapat rahasia yang tidak diketahui oleh manusia dan tak satupun yang mengetahui kecuali Sang Maha Pencipta.
Pada tahun 1868 masehi telah ditemukan spectroscope (alat pengukur spectrum), dan sepuluh tahun terakhir alat tersebut telah bisa digunakan untuk menentukan massa matahari, kemudian ditemukan adanya zat ringan di dalam matahari yang dinamakan helium dan berdasarkan penelitian diketahui bahwa zat helium terdapat pula di bumi dalam jumlah yang sedikit.
Belakangan ini diketahui bahwa helium merupakan zat sisa dari peleburan atom-atom hidrogen di planet matahari.
Peristiwa peleburan dan bersatunya atom-atom menimbulkan suhu panas yang dahsyat di matahari, dimana derajat panasnya lebih tinggi dan lebih kuat dari seluruh bahan bakar yang bisa dinyalakan di bumi.
Penolakan atom yang terjadi di planet matahari bukan karena reaksi kimiawi melainkan faktor tekanan panas yang luar biasa dimana kekuatan dan derajat panas tersebut di luar gambaran kita.
Pada matahari terdapat helium dan hidrogen dengan jumlah yang sangat besar, jumlah mereka jauh lebih besar dan lebih penting dari seluruh unsur yang terkumpul di matahari. Dalam setiap detiknya, matahari akan mengubah sebagian besar materi miliknya (kira-kira sebanyak 4 juta ton) menjadi panas, dan kekuatan panas ini akan melintasi sela-sela ribuan kilometer partikel-partikel yang terdapat di alam raya dan kemudian disebarkan dalam bentuk cahaya dan sinar-sinar lain di angkasa.
Bentuk riil matahari sama sekali tidak pernah terlihat, hanya sedikit dari sinar dan cahayanya saja yang bisa sampai ke kita, dan udara pada atmosfir bumi akan menghalangi ultra violet dan sinar X sampai ke bumi, seandainya tidak demikian, maka bumi akan terus menerus dan secara langsung mendapat pancaran cahaya dengan panas yang dahsyat ini dan dalam waktu beberapa detik saja makhluk-makhluk dan seluruh eksistensi yang ada di bumi akan terbakar dan binasa.
Dengan ditemukannya roket dan pesawat antariksa untuk jarak jauh para ilmuwan suatu saat bisa menemukan garis panjang tak putus dari sinar matahari sebelum sampai ke atmosfir bumi, yang hal ini akan menghasilkan ilmu yang sangat bermanfaat, karena sinar matahari yang tersebar pada bagian-bagian atas atmosfer kemungkinan memiliki pengaruh penting terhadap keadaan atmosfir, aerologi, dan perpindahan gelombang pendek radio.
Kadang kala pada permukaan matahari secara mendadak terjadi nyala sinar yang disebabkan oleh ultra violet, hal ini menyebabkan terciptanya listrik pada bagian atas atmosfir, kekuatan dari nyala sinar ini sedemikian kuat dan dahsyatnya hingga mampu memutuskan hubungan radio pada daerah bahkan yang paling jauh dari bumi. Dan juga diketahui bahwa matahari seperti perangkat penyebar radio yang sangat kuat, tetapi tidak teratur.
Permukaan luar matahari yang terlihat oleh teleskop memiliki gerak dan getaran yang sangat kuat dan memiliki bentuk seperti bercak-bercak gelap, dimana bercak-bercak ini merupakan pemicu munculnya gelombang yang sangat kuat.
Dari permukaan matahari telah direkam gambar-gambar dimana ketika dilakukan pengambilan film, proyeksi dan pancaran sinar matahari secara khusus dibuat dengan skala 100 kali lipat.
Ketika matahari terlihat pada layar lebar, pada permukaan matahari terlihat adanya topan cahaya dan kilauan sinar yang sangat dahsyat, yang pada saat-saat selanjutnya terbakar dan menyebar di udara hingga jarak milyaran kilometer persegi, menyaksikan hal ini memunculkan perasaan yang sangat ngeri.
Dari permukaan matahari terdapat gas-gas pembakar dan pemicu api dengan jumlah yang luar biasa besar akan bergerak menuju ke atas hingga ketinggian 150.000 kilometer, dan ledakan-ledakan yang tercipta mirip dengan ledakan bom-bom atom akan tetapi ribuan derajat lebih kuat, ledakan ini akan merobek angkasa dan terus menuju ke atas yang kemudian akan membentuk tiang-tiang api, api vertikal ini akan terus menanjak ke atas lalu turun ke bawah yang kodrat dan kedahsyatannya di luar gambaran manusia.
Kadangkala tiang-tiang yang terbuat dari gas-gas berkobar ini akan bergerak miring ke arah yang tertinggi dengan kecepatan yang luar biasa pada lintasan yang terpanjang, sebagaimana gerakan mortir setelah diledakkan akan bergerak secara vertikal dan akan sampai pada titik lintasan tertinggi dan setelah itu akan jatuh pada permukaan pemicu mortir, tiang gas juga akan kembali ke asalnya, dan seringkali juga pada jarak ribuan kilometer dari atas permukaan matahari akan terlihat air mancur api yang tumpah ke bawah dan seakan akan terbentuk pada bagian paling tinggi dari daerah atmosfir matahari.
Menurut pendapat para ilmuwan, keistimewaan yang dimiliki oleh matahari terletak pada bagian yang terkait dengan daya magnetisnya, matahari memiliki daya gravitasi dan magnetis 28 kali lebih kuat dari daya magnetis bumi, yakni seseorang yang memiliki berat badan 70 kilogram di bumi, apabila dia di matahari maka akan memiliki berat badan sekitar dua ton.
Dengan memperhatikan bahwa cahaya dari sebagian bintang mengalami perubahan, tapi pancaran panas matahari di sepanjang sejarah manusia tidak mengalami banyak perubahan. Namun tak seorangpun mengetahui peristiwa mendatang.
Misalnya derajat panas matahari berkurang pada milyaran tahun mendatang lantas bagaimanakah nasib bumi dan makhluk hidup yang ada di dalamnya? Rahasia ini tak ada yang mengetahui kecuali Tuhan Yang Maha Kuasa.
Matahari secara bertahap akan menjadi dingin, berubah menjadi gelap, lalu musnah, kemungkinan ini bisa saja terjadi, tetapi dingin dan musnahnya matahari bergantung pada keadaan.
Dari peleburan gas hidrogen akan terbentuk zat bernama helium, helium ini akan bersatu dan berputar mengelilingi sinar matahari dan akan bereaksi lebih dahsyat. Sebagaimana ketika seseorang yang tengah bermain judi dan mengetahui bahwa modalnya akan hilang dengan sia-sia maka dia akan meletakkan barang-barang berharganya ke ajang permainan judi, demikian juga dengan matahari, bersamaan dengan cahaya dan pancarannya yang mengagumkan, suatu hari matahari pasti akan mengalami kebinasaan, meskipun hal ini membutuhkan waktu hingga jutaan tahun. Matahari secara bertahap akan mengecil, dan diperkirakan akan berubah menjadi bintang yang memiliki diagonal lingkaran sekian ribu kilometer, dan memiliki suhu panas kira-kira setara dengan panas bulan pada saat purnama.
Mungkin saja pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ilmuwan dan ahli-ahli perbintangan bisa menjadi argumentasi yang kuat akan terjadinya peristiwa di atas, tapi selain Tuhan Sang Pencipta matahari, tak seorangpun yang mampu mengetahui secara pasti dan meyakinkan akan peristiwa mendatang.
Ketika manusia telah mencapai perkembangan ilmu dan tekhnologi yang semakin tinggi dan menemukan pendapat-pendapat yang lebih sempurna, kemungkinan masih tetap belum bisa diketahui apakah fenomena-fenomena di atas terjadi karena pengaruh dan efek eksternal seperti lalu lalangnya suhu matahari di antara sela-sela kumpulan besar partikel-partikel yang terdapat di alam raya, atau pertambahan mereka yang telah menimbulkan terjadinya perubahan-perubahan tersebut.
Oleh karena itu, selama matahari belum gelap, rusak, dan musnah untuk jutaan tahun mendatang, kita tak perlu ragu dengan apa yang bakal terjadi, Allah Maha Mengetahui. Mentari kurindu suryamu..[3]
Referensi:
[1] . Berat matahari diperkirakan 1.300.000 kali lipat dari berat bumi.
[2] . Menurut pendapat terakhir, umur bumi diperkirakan telah mencapai usia sekitar 4 milyar 500 juta tahun.
[3] Terjemahan dan ikhtisar dari majalah ilmiah Selection, diedarkan pada bulan Oktober tahun 1957.
(Wisdoms-4-All/Israq/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email