Pengesahan Organisasi Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) mengenai Jerusalem adalah pesan jelas kepada Amerika dan Israel, kata seorang pejabat senior Palestina, Kamis (13/10/2016).
Nabil Abu Rdeinah, juru bicara Presiden Palestina, mengatakan di dalam satu pernyataan resmi bahwa keputusan internasional yang menentang pendudukan Israel dan kebijakannya adalah pesan kuat bagi Israel.
Kebijakan itu "adalah pesan jelas bahwa masyarakat internasional tidak menerima dilindunginya pendudukan dan diciptakannya status kekacauan serta ketidak-stabilan," katanya.
Abu Rdeinah mendesak AS agar mengkaji kebijakan kelirunya yang mendorong Israel mempertahankan pendudukannya atas wilayah Palestina.
Ia juga mengatakan upaya itu "adalah pesan jelas kepada Israel bahwa negara tersebut harus mengakhiri pendudukannya”.
Israel harus mengakui Negara Palestina dengan Jerusalem Timur, termasuk tempat suci Islam dan tempat Kristen, sebagai ibu kotanya.
"Israel harus mengakhiri kebijakannya terhadap rakyat Palestina, yang hanya memberi sumbangan bagi suasana negatif ketidak-stabilan dan kebijakan ini tentu saja ditolak oleh masyarakat internasional," kata Abu Rdeinah.
Pada Kamis (13/10/2016) pagi, UNESCO mengesahkan upaya gabungan Palestina-Arab yang menolak setiap kaitan atau hubungan antara rakyat Yahudi dan tempat-tempat suci serta lokasi di Jerusalem, kata Radio Public Israel.
Sementara Presiden Mahmoud Abbas menyambut baik resolusi tersebut dan mengatakan di dalam siaran persnya, "Itu adalah kemenangan penting buat rakyat Palestina dan mereka yang terus melindungi Masjid Al Aqsha."
Rakyat Palestina ingin Jerusalem Timur, yang diduduki oleh Israel pada 1967, menjadi ibu kota Palestina. Sedangkan Israel berkeras Jerusalem yang bersatu adalah "ibu kota abadi Israel".
(Kompas/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email