Oleh: Birgaldo Sinaga
Suasana sidang terasa hening. Semua mata dan telinga ikut mendengar suara Ahok yang serak dan terbata. Ahok berhenti bicara, lalu terisak menahan tangis saat menceritakan kisah ayah kandungnya yang bersumpah dengan ayah angkatnya seorang mantan Bupati Bone Andi Baso Amir, seorang muslim taat. Kedua keluarga ini bersumpah bahwa keluarga mereka adalah saudara sampai akhir hayat.
Ahok beberapa kali menghentikan ceritanya karena menahan tangis. Tisu beberapa kali diberikan oleh tim penasihat hukumnya. Di luar sana teriakan suara pendemo pakai pengeras suara meneriakkan AHOK KAFIR!! KAFIR!! TANGKAP AHOK!! terdengar menembus dinding ruang sidang pengadilan.
Saya yang mengambil siaran langsung juga ikut berkaca kaca menahan sedih atas kondisi Ahok. Saya melihat banyak pengunjung juga ikut menangis.
Ruhut Sitompul yang duduk disamping saya juga menangis. Beberapa kali Ia menghapus air matanya dengan sapu tangan.
“Bapak Majelis Hakim Yang Mulia..bagaimana mungkin saya menista agama ayah angkat saya? Ayah angkat dan saudara saya yang sangat saya hormati?”, ucap Ahok dengan suara serak menahan tangis.
Saya melihat kesenduan dari balik badan Ahok yang memunggungi kami. Ia tidak rela dakwaan menista agama Islam ditimpakan kepadanya. Kata Ahok itu berarti Ia menista sumpah setia saudara sehidup semati dengan keluarga angkatnya H. Andi Amir Baso yang beragama Islam taat.
Ahok..ingin rasanya saya datang dan memelukmu agar engkau tahu…kesedihan dan penderitaan yang kau tanggung juga ikut saya menanggungnya.
Tetap tegar dan kuat Koh Ahok…Tuhan menyertaimu.
(Jakarta-Asoy/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email