Pesan Rahbar

Home » » Kasus Dugaan Penodaan Agama Oleh Ahok di Mata Warga Pulau Pramuka.Ternyata Begini!

Kasus Dugaan Penodaan Agama Oleh Ahok di Mata Warga Pulau Pramuka.Ternyata Begini!

Written By Unknown on Monday 9 January 2017 | 23:16:00

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama didampingi Head of Environment & Social Responsibility PT Astra International Tbk Riza Deliansyah (kiri) dan Bupati Kepulauan Seribu Budi Utomo (ketiga kiri) melihat lukisan hasil karya anak-anak Pulau Pramuka pada acara Peresmian Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Tanjung Elang Berseri di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Rabu (20/9/2016)

Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu adalah lokasi tempat terjadinya dugaan penodaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Di pulau inilah, Ahok sempat mengutip isi salah satu ayat dalam kitab suci Al Quran yang kemudian menyeretnya dalam proses peradilan.

Ucapan Ahok dilontarkan saat acara peresmian panen pertama budidaya kerapu di Kantor Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka, 27 September 2016.

Saadah (27) adalah salah satu warga yang hadir dalam acara tersebut. Sebagai orang yang menyaksikan langsung Ahok berbicara, Saadah menilai tak ada satupun ucapan Ahok yang menyinggung, apalagi menodai agama Islam.

Kepada Kompas.com, Minggu (8/1/2017), ia menceritakan dari sejak awal mula kedatangan Ahok di lokasi tersebut.

Menurut Saadah, saat tiba di lokasi acara, Ahok mengaku seperti sedang merasa berada di Belitung, kampung halamannya. Hal itulah yang kemudian membuatnya salah memanggil jabatan Lurah Pulau Pramuka dengan sebutan "Pak Kades".

"Awalnya dia datang. Ada Pak Lurah nih, tapi bukan Pak Lurah dia manggilanya, 'selamat pagi Pak Kades. Eh, kelupaan.. saya bukan lagi di Belitung'. Sama aparatnya, 'Pak, ini kan bukannya di Belitung, ini kan di Pulau Seribu'. (Ahok menjawab) 'Oh iya, Pak Lurah maaf ya'. Habis itu dia naik tuh ke lokasinya mau pidato," cerita Saadah.

Selama menyampaikan sambutannya, Saadah menyebut Ahok banyak menceritakan pengalamannnya saat meniti karier politik di Belitung. Sampai akhirnya Ahok berharap agar kejadian yang sama tidak terjadi lagi kepadanya di Jakarta.

"Kata dia, 'ntar bapak ibu jangan kayak di sono. Dibohong-bohongin, orang kafir enggak bisa jadi pemimpin'. Cuma begitu doang," ujar perempuan yang bekerja sebagai pedagang nasi ini.

Seperti Saadah, Ketua Masjid Jami Al Makmuriah, Faturrahman (70), diketahui juga hadir dalam acara tersebut. Ia menilai tidak ada yang patut dipermasalahkan dari ucapan Ahok.

Karena itu, dia dan warga Pulau Pramuka lainnya heran kenapa kasusnya itu kini menimbulkan dampak yang besar.

"Lagian Pak Ahok sering membantu nelayan-nelayan. Ya gimana kita mau memusuhi. Kalau masalah agama, kita kan negara Pancasila. Ya, enggak bisa musuhin agama lain," ujar pria yang sudah menetap di Pulau Pramuka sejak 1970 ini.

(Kompas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: