Pesan Rahbar

Home » » PBB Harus Cegah "Genosida" Terhadap Rohingya

PBB Harus Cegah "Genosida" Terhadap Rohingya

Written By Unknown on Thursday 19 January 2017 | 17:01:00

Syed Hamid Albar, OIC in kuala lumpur.

Utusan Khusus Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk Myanmar mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus melakukan intervensi di Rakhine, Myanmar, untuk menghentikan eskalasi kekerasan terhadap minoritas Rohingnya dan mencegah genosida seperti yang terjadi di Kamboja dan Rwanda.

Syed Hamid Albar, Utusan Khusus Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk Myanmar, menyampaikan menjelang pertemuan OKI di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (19/1/2017), yang rencananya akan membahas konflik di Rakhine, yang banyak didiami kelompok minoritas Rohingya.

"Kami tak ingin melihat genosida seperti yang pernah terjadi di Kamboja atau Rwanda," kata Syed Hamid kepada kantor berita Reuters di Kuala Lumpur, Rabu (18/1).
"Masyarakat internasional hanya melihat saja dan berapa orang yang mati (di Rakhine)?" katanya.

Ditambahkan, ada kasus-kasus di masa lalu yang bisa diambil sebagai pelajaran dan masyarakat internasional harus memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi persoalan.

Syed Hamid mengatakan, masalah Rohingya tak lagi masalah dalam negeri Myanmar.

Para pengungsi, warga, dan pegiat-pegiat hak asasi manusia mengatakan, tentara Myanmar 'telah melakukan eksekusi, pemerkosaan, dan membakar rumah-rumah warga Rohingya' sejak melancarkan operasi militer di Rakhine, 9 Oktober 2016.

Disisi lain, pemerintah Myanmar menolak tudingan tersebut. Pemimpin Myanmar yang juga peraih Hadiah Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, mengatakan, banyak laporan soal Rohingya 'dibuat-buat' dan menegaskan bahwa yang terjadi di Rakhine adalah masalah internal.

Myanmar mengklaim bahwa operasi militer dilancarkan di Rakhine, Myanmar utara, setelah terjadi serangan terhadap pos-pos keamanan di dekat perbatasan dengan Banglades yang menewaskan sembilan polisi.

Pemerintah mengatakan, serangan ini dilakukan oleh kelompok militan yang memiliki kaitan dengan kelompok Islam di luar negeri.

Juru bicara pemerintah Myanmar mengatakan negaranya tidak akan hadir di pertemuan khusus OKI di Kuala Lumpur karena negaranya bukan negara Islam.

Konflik terbaru di Rakhine pecah pada awal Oktober 2016 yang menyebabkan 86 orang tewas dan sekitar 66.000 orang menyelamatkan diri ke negara tetangga Myanmar, Banglades.

(Reuters/Islam/Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: