Theresa May dan Erdogan (Foto: PressTV).
Sejak kudeta terjadi, Inggris terus menjual senjata pada Turki meski represi semakin buruk di negara itu, kata seorang aktivis.
Andrew Smith dari Kampanye Anti Senjata mengatakan, "Situasi politik di Turki tidak stabil...mestinya ini waktu untuk berhati-hati dan mempromosikan hak asasi manusia, bukan malah menjual senjata."
Smith mengeluhkan klaim pemerintah tentang bagaimana "ketatnya kriteria penjualan senjata" yang mereka miliki, namun pada kenyataannya pemerintah Inggris terus menjual senjata dan "mendukung pemerintah represif" di seluruh dunia.
Sejak terjadi kudeta di Turki, pemerintah Inggris sudah menjual £ 50 juta senjata pada negara itu.
Menurut data statistik, sejak awal 2015, Turki sudah merogoh kocek sebesar £ 330 juta untuk membeli senjata, membuat negara ini menjadi pembeli utama senjata produk Inggris.
Smith melanjutkan Whitehall tak seharusnya "melegitimasi" penjualan senjata dan "lebih mementingkan hak rakyat Turki" daripada keuntungan produsen-produsen senjata.
Sementara itu, Minggu lalu Parlemen Turki merformasi UU yang akan mengizinkan Erdogan memerintah sampai 2029 dan mengangkat atau bahkan memecat pejabat pemerintah atas kebijakannya sendiri.
(Press-TV/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email