Republik Islam Iran dan Arab Saudi sepakat melakukan perundingan perihal haji yang sebelumnya sempat terhenti akibat hubungan diplomatik kedua negara tersebut putus. Perundingan yang dilangsungkan di Arab Saudi, Kamis (23/2) tersebut bertujuan agar masyarakat Iran bisa kembali melakukan ibadah haji pada musim haji mendatang.
Hubungan diplomatik kedua negara putus setelah terjadinya tragedi Mina serta protes rakyat Iran atas hukuman mati oleh kerajaan Arab Saudi terhadap seorang ulama Saudi Syaikh Baqir Nimr serta demontrasi yang terjadi di duta besar Arab Saudi di Tehran, beberapa waktu lalu.
Selain itu, konflik di kawasan seperti Suriah dan Yaman serta dekatnya Arab Saudi dengan Amerika dan Israel semakin menambah retaknya hubungan dua negara itu. Namun setelah sikap rakyat Iran menarik diri untuk pergi haji telah memaksakan kerajaan saudi untuk memanggil Iran guna berunding.
Sebagaimana disiarkan di televisi-televisi Iran, utusan Iran ini bertekad agar warganya bisa menunaikan ibadah haji dengan penuh harga diri dan kehormatan. Bila upaya ini mendapat sambutan dari arab saudi, yaitu dengan menerima beberapa syarat yang masuk akal maka polemik masalah haji bisa diselesaikan.
Pimpinan Lembaga Haji dan Ziarat Iran, Hamid Muhammadi menjelaskan, syarat utama yang diusulkan Iran adalah adanya dukungan, jaminan keselamatan, serta penjagaan harga diri para jamaah haji. Bahasan lain dalam perundingan itu juga meliputi upaya pemulangan kembali para korban Iran yang syahid saat terjadinya tragedi Mina serta tragedi di masjidil haram lainnya, beberapa tahun lalu.
“Semua ini adalah syarat-syarat demi berhasilnya perundingan ini, tapi kalau Saudi tidak ingin perundingan ini berhasil maka bahasannya akan lain,” demikian jelas Muhammadi.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email