Pesan Rahbar

Home » » Protes Menteri Pakistan Atas Pemakaian Kalimat Terorisme Islam (Teroris Digabungkan Dengan Islam/Teroris Bukan Islam)

Protes Menteri Pakistan Atas Pemakaian Kalimat Terorisme Islam (Teroris Digabungkan Dengan Islam/Teroris Bukan Islam)

Written By Unknown on Tuesday 21 February 2017 | 10:32:00


Menteri Pertahanan (Menhan) Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, dalam konferensi keamanan yang diselenggarakan di kota Munich Jerman mengkritik pedas penggunaan berulang kali kalimat Terorisme Islam.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari situs geo.tv, ia berbicara kepada para pemimpin pelbagai negara Islam dan mengumumkan, terorisme bukan sinonim bagi agama apa saja. Para teroris bukan Kristen, muslim, Buddha, atau Hindu; mereka adalah teroris, mereka adalah penjahat.

"Lebih dari 90% para korban teroris adalah muslim,” ucapnya.

Asif dengan menentang secara serius penggunaan kalimat Terorisme Islam mengatakan, sejak dari pagi saya mendengar kalimat ini berpuluh-puluh kali. Presiden Amerika berulang kali menggunakannya dan ini menyebabkan terjadinya Islamofhobia, karena terorisme sedang disinonimkan dengan terorisme Islam.

Menhan Pakistan menegaskan, menghadapi terorisme adalah perang bersama untuk manusia dan kemanusiaan.

Demikian juga ia sangat mengecam kebijakan-kebijakan Amerika dan mengatakan, Pakistan siap memerangi terorisme.

Konferensi keamanan Munich diselenggarakan dari hari Jumat (17/2) sampai Minggu (19/2), di hotel Bayerischer Hof, Munich dengan partisipasi 10 presiden, wakil presiden Amerika, 8 perdana menteri, para menteri luar negeri 30 negara, para menteri pertahanan sekitar 20 negara dan para pejabat internasional, seperti Sekjen PBB, Sekjen Nato, Sekjen OKI, Liga Arab, organisasi Sanghai, para pemimpin parlemen dan dewan Eropa, para pengurus kebijakan luar negeri Aliansi Eropa, para direktur jenderal internasional energi atom, Interpol, organisasi internasional migrasi dan komisioner tinggi para pengungsi dan komisioner aliansi Eropa. Dalam pertemuan tersebut dibahas topik-topik penting internasional seperti Nato, keteraturan global, keamanan manusia, terorisme dan ekstremisme, masalah-masalah regional mencakup Asia Tenggara, semenanjung Korea, dunia Arab, Suriah, dan Ukraina dalam bentuk pertemuan-pertemuan umum.

(GEO-TV/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: