Pesan Rahbar

Home » , » Sulit Bangun Masjid, Tantangan Terbesar Muslim di Rusia

Sulit Bangun Masjid, Tantangan Terbesar Muslim di Rusia

Written By Unknown on Sunday, 5 February 2017 | 04:52:00

Ketua Administrasi Agama Islam Bagian Asia negara Rusia, Sheikh Nafigulla Ashirov bercerita kepada koresponden RBTH mengenai kondisi agama Islam di Rusia saat ini. Menurut Ashirov, kondisi sudah lebih baik dibanding masa Uni Soviet, tapi umat muslim masih menghadapi tantangan seperti sulitnya izin pembangunan mesjid. Masalah dapat diselesaikan dengan adanya dialog dan rasa toleransi antar umat beragama.

Ketua Administrasi Agama Islam Bagian Asia negara Rusia, Sheikh Nafigulla Ashirov. (Kredit: PhotoXPress)

Tantangan apa saja yang dihadapi oleh umat Islam di Rusia saat ini?

Tugas terpenting bagi kaum muslim Rusia adalah bekerja sama dengan pemerintah untuk membangkitkan perekonomian dan sisi spiritual masyarakat Rusia. Namun, saat ini para ulama seringkali harus menghadapi berbagai masalah yang terjadi tanpa bantuan pihak pemerintah.

Bukan rahasia jika puluhan ribu umat muslim di Moskow dan kota-kota besar lain di Rusia terpaksa berdoa di jalanan, di tengah panas dan dinginnya cuaca Rusia. Hal itu bukan hanya terjadi saat perayaan besar Islam saja, tetapi juga saat salat Jumat setiap minggunya.

Saya percaya bahwa masalah ini dapat diselesaikan dengan pembangunan masjid baru, tetapi permohonan untuk pembangunan masjid lebih sering mendapat jawaban negatif. Sangat sulit mendapatkan izin pembangunan masjid di Moskow.

Tidak adanya pengertian dari pihak berwajib mengenai pentingnya keberadaan tempat ibadah yang layak masjid bagi kaum muslim membuat para muda-mudi kami bertindak radikal dan mendiskreditkan setiap upaya badan-badan keagamaan yang positif.


Bagaimana cara untuk memperbaiki situasi tersebut?

Jalan keluar dari situasi ini sangat sederhana, yaitu perlu adanya pelaksanaan ketat hukum Federal Rusia mengenai kebebasan nurani, termasuk kebebasan beragama. Dalam hukum tersebut tertulis dengan jelas mengenai hak bagi para pemeluk agama.

Saya tidak menilai tindakan tersebut adalah tindakan pemerintah Rusia yang disengaja terhadap umat Islam. Hanya saja ada sekelompok aparat tertentu, baik di pusat maupun di daerah, yang tidak mengakui hukum tersebut, atau mungkin memiliki tujuan-tujuan politik lain. Hal ini tentu menghambat terciptanya hubungan yang harmonis antarumat beragama.


Adakah solusi yang telah berhasil dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah tersebut di wilayah Rusia?

Kerjasama yang baik antara instansi pemerintah dengan kelompok beragama adalah hal yang penting. Para pemeluk agama dapat melaksanakan kewajiban agamanya tanpa masalah jika pemerintah di daerah tersebut menganggap hubungan harmonis antarumat beragama sebagai hal penting.

Belum lama ini ada rencana penyelenggaraan kemah bertema spiritualisme dan patriotisme bagi anak muda Islam di Tyumenskaya Oblast, salah satu negara bagian Rusia. Para mantan penjaga perbatasan dan pasukan tentara memberi bantuan untuk program pendidikan patriotisme tersebut. Hal tersebut sangat berarti bagi para pemuda kami. Mereka bisa mendapatkan informasi mengenai tugas prajurit pembela tanah air langsung dari pelakunya.


Negara mana yang dapat dijadikan sebagai panutan untuk memperbaiki situasi yang terjadi di Rusia?

Pengalaman yang paling berharga adalah pengalaman Rusia sendiri. Pada masa Uni Soviet, walaupun kegiatan beragama sangat dibatasi, hukum tetap satu untuk semua dan dilaksanakan tanpa terkecuali di semua tempat dalam hal hubungan antarumat beragama.

Sebelum revolusi di Rusia, sistem pendidikan berbasis agama dan sekuler untuk tingkat sekolah dasar dan menengah berkembang dengan sangat baik. Sekarang pendidikan berbasis agama, tingkat akademis para pemimpin agama Islam, serta pengaruh mereka kepada anak muda muslim berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Oleh sebab itu, inisiatif di bidang agama sering mengandung unsur-unsur radikal.


Bagaimana hubungan kerjasama dengan negara-negara Arab?

Tentunya ada kerjasama dengan organisasi-organisasi Islam internasional ternama seperti Liga Dunia Islam, Organisasi Islam Mazhab Seluruh Dunia dan Organisasi Kuwait Al-Wasatya.


Umat Islam Rusia merupakan bagian dari Ummah, bagian dari masyarakat Islam dunia. Bagaimana pendapat Anda mengenai konflik di Suriah?

Apa yang terjadi di Suriah tidak bisa dihubungkan dengan agama. Itu adalah pertarungan kekuatan politik untuk mendapatkan kekuasaan di negara tersebut. Banyak pemuka agama Islam Rusia yang pernah menuntut ilmu di sana.

Sekarang banyak yang ingin menjadikan konflik di Suriah sebagai pertarungan kaum Sunni dan Syiah, padahal bukan itu yang terjadi. Itu semua adalah politik dan pertarungan pengaruh yang berkelanjutan antara penguasa sekarang dengan NATO, di wilayah yang strategis dan penting. Semua konflik politik ini hanya untuk kepentingan para politikus belaka. Bagi saya selaku seorang muslim, kematian satu orang dari pihak manapun merupakan tragedi kemanusiaan yang besar.


Kembali mengenai situasi Islam di Rusia, apakah benar-benar tidak ada kemajuan yang positif?

Kemajuan sudah tentu ada. Meski kami jarang mengeluhkan masalah yang terjadi, pemulihan kehidupan beragama dan pembangunan kembali infrastruktur tentu ada.

Saat ini, sebagian besar bangunan keagamaan yang pernah dirampas oleh penguasa Soviet sudah dikembalikan. Produk halal telah menjadi produk yang umum di masyarakat. Di beberapa daerah telah dilakukan pembangunan masjid-masjid, seperti di kota Tobolsk, Ulan-Ude, Kurgan, Kamsomolsk-a-Amure, Ussuriisk dan Asbest.

Namun di beberapa tempat lain seperti di Vladivostok dan Sakhalin, sudah 15 tahun organisasi Islam tidak bisa mendapatkan lahan untuk pembangunan masjid. Seperti yang saya katakan sebelumnya, masalah tersebut terletak pada para aparat yang belum sepenuhnya sadar mengenai pentingnya penyelesaian masalah-masalah itu.

Bagi kami, masalah ini perlu diselesaikan secara bersama-sama dengan instansi pemerintah, dengan kebijaksanaan dan tanggung jawab untuk menjaga stabilitas nasional serta kesepakatan Rusia sebagai negara dengan berbagai macam suku dan kepercayaan.


Terakhir, apakah sulit menjadi seorang muslim di Rusia?

Tidak sesulit pada masa Uni Soviet yang atheis. Sekarang kondisi telah banyak yang berubah. Sisi baiknya, semua masalah yang saya sebutkan tadi sangat mungkin untuk diselesaikan. Yang diperlukan adalah dialog untuk membangun hubungan yang harmonis antarumat beragama.

(RBTH-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: