Washington harus mengakui bahwa Hizbullah Lebanon sedang mati-matian memerangi kelompok teroris ISIS di Suriah.
Begitu hal ini ditegaskan oleh Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Suriah, dalam wawancara dengan saluran televisi NTV seperti dilansir oleh Al-Nasyrah hari ini.
Lavrov menegaskan, usaha melarang Iran untuk memerangi ISIS adalah sebuah usaha yang tidak membangun dan sangat distruktif.
Menteri Luar Negeri Rusia ini menguraikan, Staffan de Mistura adalah pihak yang bertanggung jawab untuk membentuk sebuah delegasi yang beranggotakan kelompok oposisi Suriah untuk menghadiri perundingan Jenewa.
Lavrov menandaskan, setiap prasyarat yang ditetapkan oleh kelompok oposisi bisa menunda pelaksanaan perundingan dan mendatangkan kerugian serius bagi nama baik Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sergey Lavrov kembali mengutarakan, aktifitas untuk perundingan baru antara Damaskus dan kelompok oposisi bersenjata Suriah masih tetap berlangsung. Jordania memiliki andil dalam bergabungnya kelompok-kelompok bersenjata kawasan selatan dalam proses ini.
Menlu Rusia menukaskan bahwa perundingan Astana bukanlah opsi pengganti untuk seluruh usaha PBB guna menuntaskan krisis Suriah. Persiapan-persiapan untuk menggelar perundingan Jenewa yang menurut rencana akan diselenggarakan pada 20 Februari mendatang sedang dilakukan secara intensif.
“Kondisi sekarang ini sangat lebih kondusif, karena kita sedang menjalani program praktis untuk menuntaskan krisis Suriah. Hubungan Rusia dan Turki telah menciptakan kesempatan untuk sebuah gencatan senjata di Suriah di penghujung tahun lalu.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email