Pertemuan para pengurus lembaga edukasi Islam negara Perancis, Belanda, Italia, dan Spanyol dimulai Senin (27/3) di kota Gradana Spanyol, dengan tujuan mengkaji perubahan dalam metode-metode mengajar lembaga ini.
Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari INA, pertemuan ini dimulai Senin (27/3), atas prakarsa ISESCO yang bekerjasama dengan aliansi himpunan Islam Andalusia di kota Gradana dan terus berlanjut selama 5 hari.
Dalam pertemuan sub-regional ini, dibahas dan dikaji perubahan metode-metode pengajaran, manajemen, dan edukasi hafalan dalam lembaga-lembaga edukasi Islam negara-negara Eropa dan dipaparkan solusi untuk edukasi berdasarkan moderasi.
Organisasi ISESCO dengan mengeluarkan sebuah statemen mengumumkan: Pertemuan ini diselenggarakan dengan tujuan mengenal realitas lembaga-lembaga edukasi Islam dan identifikasi hambatan dan larangan serta batasan-batasan ilmiah, kantor, edukasi, administrasi dan keuangan lembaga-lembaga ini dan 30 orang pengurus lembaga edukasi Islam negara Perancis, Belanda, Italia, dan Spanyol hadir dalam pertemuan ini.
Dalam statemen tersebut dikemukakan, para partisipan dalam pertemuan tersebut memaparkan sejumlah solusi dengan tujuan meningkatkan taraf edukasi lembaga ini lewat perubahan dan metode perencanaan, pengawasan, dan evaluasi serta menggunakan pengalaman-pengalaman sukses dalam ranah ini.
Dalam pertemuan tersebut, para partisipan mengenal sejumlah keterampilan komunikasi dan metode modern dalam ranah edukasi dan demikian juga solusi-solusi menggunakan teknologi modern untuk edukasi al-Quran. Memperkuat peran lembaga-lembaga Islam Eropa dalam mengajar minoritas muslim berdasarkan nilai-nilai dialog dan beragam kebudayaan, mondorong komunikasi antar para ahli di bidang edukasi Islam dan para peminat dalam hal ini, serta tukar pengalaman antar mereka dengan tujuan kemajuan lembaga-lembaga edukasi Islam Eropa, termasuk topik-topik lain dalam pertemuan tersebut.
(INA/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email