Yakni dengan taubat hakiki yang dilakukannya dan mengorbankan nyawanya untuk Imam Zamannya maka ia mendapat kedudukan yang sangat tinggi yaitu menjadi bagian Ahlul Bayt as.
Shabestan News Agency, salah satu cara untuk menghindar dari jalan yang salah dan berjalan di jalan yang benar ialah dengan cara banyak mengkaji sejarah dan mengambil pelajaran dari tindakan dan perilaku yang dilakukan orang-orang terdahulu, hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 2 “Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang- orang yang berilmu.
Dalam hal ini, peristiwa Asyura merupakan peristiwa yang bisa dijadikan pelajaran, karena peristiwa Asyura merupakan peristiwa yang agung dalam sejarah.
Di antara kisah yang bisa diambil dari peristiwa Asyura ialah kisa Hur bin Yazid Al-Riyahi dimana saat itu sebelum bergabung dengan Imam Husain as ia telah melakukan dosa yang sangat besar, saat itu ia sempat menutup perjalanan Imam Husain as yang ingin menuju Kufah, dan bahkan melarangnya untuk kembali ke Mekkah dan Madinah lalu iapun menggiring Imam Husain as untuk dihadapkan dengan puluhan ribu pasukan Umar bin Sa’ad.
Dalam khutbahnya, Imam Husain as berkata “tubuhku akan tercabik-cabik oleh serigala-serigala gurun, sebagiannya akan dimakamkan di Karbala dan sebagian lainnya di Nawawis.”
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Imam Husain as dimakamkan di Karbala, namun bagian mana yang dimakamkan di Nawawis? Nawawis merupakan tempat dikebumikannya Hur Al-Riyahi, yakni dengan taubat hakiki yang dilakukannya dan mengorbankan nyawanya untuk Imam Zamannya maka ia mendapat kedudukan yang sangat tinggi yaitu menjadi bagian Ahlul Bayt as.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email