Pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus. (Foto: Reuters)
Pemimpin Vatikan, Paus Fransisksus (Francis) mengunjungi Armenia dan memberikan penghormatan untuk 1,5 juta warga Armenia yang dibantai pada tahun 1915. Paus berdoa supaya tidak ada lagi tragedi seperti genosida Armenia.
Langkah Paus Francis itu berpotensi memicu kemarahan Turki yang tidak sudi mengakui genosida Armenia yang dilakukan leluhurnya era kekaisaran Ottoman.
Paus dalam kunjungannya ke Armenia menyempatkan diri mengunjungi Museum Peringatan Genosida dengan cirikhas bangunan jarum granit menjulang tinggi yang diapit oleh api abadi.
Paus Francis berdoa bersama Presiden Serzh Sarksyan dan pemimpin Gereja Apostolik Armenia.
”Di sini saya berdoa, dengan rasa sakit di hati saya, sehingga tidak akan ada lagi tragedi seperti ini, sehingga manusia tidak lupa dan tahu bagaimana mengalahkan kejahatan dengan kebaikan,” tulis Paus Francis di buku tamu, seperti dikutip Reuters, Sabtu (25/6/2016).
Pada Jumat malam Paus berpidato dengan menggunakan kata “genosida”, sebuah pilihan kata yang membuat Turki marah pada tahun lalu. Pada Sabtu pagi tadi, tidak ada reaksi resmi dari Turki.
Turki tidak mengakui jumlah warga Armenia yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan Kekaisaran Ottoman selama Perang Dunia Satu. Turki menyatakan, saat perang tersebut banyak warga Muslim Turki yang juga tewas.
”Tidak ada alasan untuk tidak menggunakan kata ini dalam kasus ini," kata juru bicara Vatikan, Pastor Federico Lombardi wartawan, pada Jumat malam mengacu pada penggunaan kata “genosida”.
”Kenyataannya adalah jelas dan kami tidak pernah membantah kenyataan ini.”
(Reuters/Sindo-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email