Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Dit. PTKI) Kementerian Agama mengumpulkan lebih dari 45 Dewan Ekskutif Mahasiswa (DEMA) di Bogor Jawa Barat. Selain sosialisasi, ajang ini dimanfaatkan untuk diskusi dalam rangka memperkuat kesadaran konstitusi mahasiswa PTKI.
Kegiatan ini dibuka oleh Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin. Di hadapan para mahasiswa, Kamaruddin mengingatkan keberadaan Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dan paling majemuk di dunia. Indonesia memiliki ribuan pulau, ratusan bahasa dan suku, serta kekayaan adat istiadat yang jika tidak dikelola dengan baik, bisa melahirkan potensi konflik.
Kamarudin Amin menyoroti ruang-ruang publik yang saat dipenuhi diskursus tentang hubungan Islam dan Negara. Menurutnya, wacana relasi Islam dengan negara dan kebangsaan kembali menguat seiring arus informasi yang semakin terbuka. Interaksi global dunia tidak terbatas dan semua negara mengalami ancaman identitas yang serius, kata Kamaruddin di Bogor, Kamis (18/05).
Akan hal ini, Guru Besar Hadits UIN Alaudin Makassar ini memandang pentingnya penguatan kesadaran berkonstitusi. Calon pemimpin bangsa perlu memahami dinamika sejarah Indonesia yang terbukti sukses mengelola keragaman dan perbedaan. Riak-riak yang muncul, berhasil diselesaikan dengan baik.
Indonesia, lanjut Kamaruddin, bisa menjadi contoh bagaimaan nilai-nilai Islam dapat diimplementasikan dengan baik dalam konteks kenegaraan dan kompatibel dengan sistem demokrasi. “Indonesia layak menjadi guru semua negara dalam mengelola keberagaman. Dalam bahasa lain Indonesia disebut sebagai laboratorium keragaman di dunia,” ujarnya.
Menurut Kamaruddin, Indonesia mempunyai modal infrastruktur sosial yang cukup untuk menjadi lab keragaman, bahkan pusat peradaban. Indonesia memiliki ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Al-Wasliyah, Al Khairat, dan lainnya, yang terus mengajarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin, damai, dan toleran.
Selain itu, Indonesia juga memiliki ribuan lembaga pendidikan Islam dengan jumlah peserta didik mencapai jutaan. Sedikitnya ada 30 ribu pondok pesantren dengan 4 juta santri, 84 ribu madrasah diniyah takmiliyah dengan 6 juta santri, serta 75 ribu madrasah dan 700 perguruan tinggi keagamaan Islam di Indonesia.
Sosialisasi Konstitusi Bagi Mahasiswa PTKI se-Indonesia ini berlangsung hingga 20 Mei besok. Sejumlah intelektual hadir untuk berdiskusi masalah konstitusi dan kebangsaan dengan para mahasiswa. Salah satunya adalah Pengurus PBNU KH. Masdar Farid Masdi yang juga menulis buku Syarah Konstitusi.
Kasubdit Sarana Prasarana Kemahasiswaan Syafriansah dalam laporannya menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan dunia kemahasiswaan agar potensi intelektual, bakat, minat, serta keahlian dan potensi sosial kemasyarakatan mereka terbina dengan baik.
Menurut Syafriansah, pihaknya telah menyiapkan sejumlah program, antara lain: penyusunan juknis deradikalisasi untuk kalangan mahasiwa PTKI, Pertemuan Ketua Dema PTKI, Pelatihan Jurnalistik, Workshop Deradikalisasi Mahasiswa PTKI serta sejumlah program bantuan dan beasiswa.
Sumber: kemenag.go.id
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email