Seratus dua puluh satu keluhan perilaku diskriminatif telah terdaftar sejak 2016 dan tiga ratus keluhan yang terkait dengan wanita Muslim yang berjilbab tapi pemerintah Jerman hanya diam menanggapi semua keluhan ini.
Shabestan News Agency, dilansir dari media setempat yang mengabarkan bahwa wanita Muslim berjilbab menghadapi diskriminasi di Jerman dan diamnya pemerintah Jerman mengenai masalah ini memalukan, dimana perilaku diskriminatif ini banyak terjadi terhadap wanita di Jerman di tempat-tempat umum seperti di taman dan pasar.
Perlu dicatat bahwa lebih dari seratus dua puluh satu keluhan perilaku diskriminatif telah terdaftar sejak 2016 dan tiga ratus keluhan yang terkait dengan wanita Muslim yang berjilbab tapi pemerintah Jerman hanya diam menanggapi semua keluhan ini.
“keluhan kami tidak diperhatikan dan bahkan banyak orang tidak tahu ke mana mereka harus pergi dan menuntut hak,” ujar wanita muslim yang mendapat perlakuan diskriminatif.
Perlu diingat bahwa lima puluh ribu Muslim menghabiskan kehidupan di Jerman.
Beberapa waktu sebelumnya kelompok hak asasi manusia mengecam dengan keras perihal keputusan mahkamah agung Uni Eropa tersebut. Namun di samping itu ada beberapa petinggi yang mendukung keputusan tersebut, sebut saja Francois Fillon yang merupakan kandidat konservatif dalam pemilihan presiden Perancis, ia menyebut keputusan tersebut merupakan sebuah ketenangan untuk perusahaan-perusahaan dan karyawan-karyawannya.
Namun di sisi lain, orang-orang yang menolak rencana tersebut dan sekelompok komunitas para pendukung karyawan yang dipecat dari perusahaan-perusahaan karena mengenakan hijab, mereka mengatakan bahwa keputusan mahkamah agung tersebut dapat berakibat fatal, dimana akan banyak wanita muslim yang kehilangan perkejaannya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email