Salah seorang Mufasir Al Quran terkemuka Iran mengatakan, Islam tidak menentang kemajuan dan intelektualitas perempuan, bahkan menekankan agar kaum perempuan juga menuntut ilmu, akan tetapi Islam menentang kehadiran perempuan di tengah masyarakat disertai sikap mempertontonkan diri.
Astan News melaporkan, Hujatulislam Mohsen Qaraati, di pertemuan keempat kelas Al Quran yang digelar mulai pukul 22:00 di Halaman Jame Razavi, mengutip ayat suci Al Quran Surat Al Baqarah ayat 155 :
وَلَنَبْلُوَنَّکُم بِشَیْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِینَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar".
Ia menuturkan, di ayat ini Allah Swt berfirman, Kami pasti akan menguji kalian semua. Rasulullah Saw terkait ayat ini bersabda, 'Berbahagialah orang-orang yang hidup di zaman kedzuhuran Imam Mahdi af'.
Menurut Hujatulislam Qaraati, di masa keghaiban, menjaga agama adalah perkara yang sulit.
"Di akhir zaman, manusia tidak ingin memakan riba, akan tetapi sistem riba tersebar luas di tengah masyarakat, perempuan ingin mempertahankan hijabnya, tapi fenomena tak berhijab di seluruh dunia tak ada yang memperhatikan, oleh karena itu dikatakan bahwa menjaga hijab di akhir zaman sulit," ujarnya.
Ustadz Hauzah Ilmiah itu menambahkan, shalat mencegah kerusakan dan kemunkaran (fahsya dan munkar), akan tetapi banyak yang bertanya kepada kita, "Di Mekah shalat jamaah digelar meriah, tapi mengapa pembunuhan massal dan pembunuhan terhadap anak-anak tetap terjadi." Maka harus dijawab, bahwa shalat mereka bermasalah, ketika pemahaman atas shalat dan rukun-rukunnya tidak benar, masalah-masalah ini pasti muncul.
Qaraati menjelaskan, shalat yang diimami Imam Mahdi af, pasti dapat mencegah fahsya dan munkar. Oleh karena itu, jika kita melaksanakan shalat tapi pada saat yang sama kita juga ahli melakukan kemunkaran, hal itu karena shalat kita bermasalah.
Ia menjelaskan, di dalam Al Quran diterangkan, semakin banyak kita membaca Al Quran, maka keimanan kita akan naik, akan tetapi naiknya iman kita itu terjadi ketika kita mengamalkan ayat-ayat Al Quran. Dalam Surat Al Mu'minun ayat 8, Allah Swt berfirman:
وَالَّذِینَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ
"Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya."
Qaraati mengatakan, Mukmin sejati adalah orang yang menjaga amanah dan tidak melanggar janji, sementara kita membaca Al Quran namun pada saat yang sama kita tidak membayar utang dan tagihan cek kita.
Ia melanjutkan, Islam tidak menentang kemajuan dan intelektualitas perempuan, bahkan menekankan agar kaum perempuan juga menuntut ilmu, akan tetapi Islam menentang kehadiran perempuan di tengah masyarakat disertai dengan sikap mempertontonkan diri.
Ustadz Hauzah Ilmiah ini menegaskan, pakaian yang tidak pantas dan beriasnya para perempuan di tengah masyarakat, membuka peluang penyimpangan.
"Di Islam tidak ada istilah patriarki atau matriarki, Islam mendukung kebenaran. Di dalam Islam ukuran kelayakan dan keunggulan seseorang adalah ketakwaaannya," pungkas Qaraati.
(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email