Jika seseorang dari adzan subuh hingga adzan maghrib menjalankan puasa dan meninggalkan apa-apa yang dilarang, namun ia tidak memiliki niat Ilahi dan tidak ada tujuan menjalan puasa untuk menjalankan perintah Allah swt maka puasanya tidak sah.
Shabestan News Agency, berkenaan dengan pelajaran-pelajaran yang bisa diambil di bulan Ramadhan ini untuk para penanti Imam Zaman afs, Hujjatul Islam Hasan Mula’i menjelaskan bahwa yang pertama ialah niat, niat adalah syarat utama dalam menjalankan puasa Ramadhan.
Yakni jika seseorang dari adzan subuh hingga adzan maghrib menjalankan puasa dan meninggalkan apa-apa yang dilarang, namun ia tidak memiliki niat Ilahi dan tidak ada tujuan menjalan puasa untuk menjalankan perintah Allah swt maka puasanya tidak sah, dan hakikatnya ia tidak menjalankan puasa, seperti tidak makan dan minum karena untuk kesehatan badan.
Dalam Islam suatu perbuatan akan diterima selain harus disertai amalan yang baik dan juga harus disertai niat yang baik, sebagaimana dalam surat An-Nahl ayat 97 disebutkan “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki- laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
Isa bin Abdullah berkata kepada Imam Shadiq as, apa yang dimaksud dengan Ibadah,? Imam as berkata “memiliki niat yang baik dalam menjalankan ibadah dimana dengannya Allah ditaati, ketahuilah wahai Isa! Bukan seorang mukmin hingga ia memahami nashikh dari yang mansukh.”
Kemudian Isa bin Abdullah kembali bertanya : apa yang dimaksud nasikh dan mansukh? Imam as berkata “yakni mentaati Imam yang setelahnya sebagaimana engkau mentaati Imam yang sebelumnya.”
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email