Pesan Rahbar

Home » » Tradisi-tradisi Ramadhan di Indonesia/ Doa Satu Kelompok dan Perayaan Hari Raya

Tradisi-tradisi Ramadhan di Indonesia/ Doa Satu Kelompok dan Perayaan Hari Raya

Written By Unknown on Saturday, 10 June 2017 | 10:57:00


Kaum muslim Indonesia setiap tahunnya sangat antusias menyambut bulan suci Ramadhan dan masyarakat negara ini memiliki tradisi dan adat tersendiri.

Menurut laporan IQNA, Maryam Sedehi, pakar budaya organisasi kebudayaan dan komunikasi Islam dalam sebuah pembahasan untuk IQNA dengan topik tradisi bulan Ramadhan dan Hari Raya di Indonesia menuturkan, dari dulu sampai sekarang, bulan suci Ramadhan dalam budaya kaum muslim dunia memiliki kedudukan yang istimewa dan masyarakat setiap negara menyelenggarakan acara khusus bulan Ramadhan sesuai dengan budaya mereka masing-masing.

Kaum muslim negara Asia Tenggara, seperti Indonesia sangat antusias menyambut bulan Ramadhan. Masyarakat negara ini memiliki tradisi khusus untuk menyambut bulan mulia ini, diantaranya adalah sebagai berikut:


Tradisi Nyekar di Jawa

Tradisi Nyekar (Nyadran) atau berziarah ke makam keluarga termasuk tradisi lama dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Beberapa hari sebelum tiba bulan Ramadhan, masyarakat menziarahi makam sanak famili dan leluhur; setelah menyiram makam dengan air bunga dan menaburi bunga, kemudian melaksanakan salat dan berdoa.



Dugderan di Jawa Tengah

Dugderan untuk pertama kalinya di lakukan pada tahun 1991 oleh masyarakat Semarang guna menentukan hari pertama bulan suci Ramadhan. Sekarang ini dugderan diselenggarkaan dalam bentuk ritual lokal yang disertai dengan karnaval panjang. Berkorban termasuk ciri-ciri acara ini, yang dikenal dengan nama Warak Ngendog. Warak Ngendog adalah sebuah patung kambing dengan kepala naga. Patung ini diriasi dengan beberapa telur rebus dan untuk pertama kalinya pada tahun 1881; saat masyarakat Semarang mengalami krisis makanan dan telur ayam dianggap sebagai bahan istimewa untuk masyarakat.


Meugang di Aceh

Meugang tersohor dari masa Sultan Iskandar Muda. Iskandar Muda banyak menyembelih hewan dan membagi-bagikan dagingnya ke masyarakat sebelum dimulainya bulan Ramadhan. Sekarang ini tradisi Meugang dilakukan tiga kali dalam setahun (sebelum bulan Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha). Dalam tradisi ini, kambing atau sapi disembelih.



Balimau-Minangkabau di Barat Sumatra

Balimau sebuah tradisi dimana masyarakat Minangkabau mandi dengan air jeruk nipis. Biasanya acara ini dilakukan di sebuah kawasan yang memiliki sungai mengalir. Balimau berarti mensucikan jasad dan ruh seseorang sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.



Nyorog di Suku Betawi

Nyorog adalah tradisi suku Betawi, yaitu masyarakat mengunjungi famili terbesar, seperti ayah, ibu, paman, kakek, dan nenek dan menghadiahkan bingkisan makanan kepada mereka. Dulu paket makanan terdiri dari sayur mayor dan ikan-ikan yang sudah dimasak; namun sekarang ini parcel tersebut berupa biskuit, kopi instan, gula, minuman, teh dan lain-lain.



Megibung di Pulau Dewata Bali

Kaum muslim Bali menyambut bulan suci Ramadhan dengan melakukan acara Megibung. Megibung diambil dari kata Gibung yang berartikan saling berbagi, duduk bareng, dan memakan makanan secara bersama-sama dan berkelompok. Tradisi ini dilakukan pada hari ke 10, 20, dan 30 Ramadhan di timur Bali. Tradisi klasik ini marak dari zaman para raja abad ke 17 Masehi.


Megengan di Jawa Timur

Masyarakat di Jawa Timur khususnya di Tuban, Malang dan Surabaya melakukan tradisi megengan untuk memasuki bulan suci Ramadhan. Megengan dari kata Megeng yang berarti menahan diri. Tradisi ini bagi masyarakat sebagai pengingat tibanya bulan suci Ramadhan dan menjauhkan diri dari segala dosa. Dalam melakukan tradisi ini; masyarakat biasanya duduk bersama di masjid-masjid atau duduk berkelompok dengan membaca doa, menziarahi makam famili dan kemudian makan secara bersama-sama. Tradisi megengan termasuk metode penyebaran Islam di Jawa Timur. Tradisi ini sudah berlangsung sangat lama.



Malamang di Sumatra Barat

Malamang (makanan khas dari Sumatera Barat yang terbuat dari adonan beras ketan putih dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu) adalah tradisi khusus di tengah-tengah masyarakat Minangkabau untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Dalam tradisi ini, masyarakat berkumpul di alun-alun dan memasak nasi bersama-sama.


Nampaknya, metode menyambut bulan Ramadhan di setiap daerah amatlah beragam, namun kesemuanya memiliki tiga poros: masyarakat saling mempersembahkan apa yang dimilikinya; dengan gembira dan suka ria menyambut bulan suci Ramadhan dan mengharap semoga mendapatkan bulan yang penuh berkah.

Salah satu poin menarik tentang bulan suci Ramadhan di Indonesia adalah sebagian bahan makanan hanya dipasarkan pada bulan ini saja. Keragaman makanan ada pada hidangan saat berbuka dan sangat banyak ragam dan macamnya yang mana kurang lebih setiap kota Indonesia menyantap makanan khusus bulan Ramadhan.

Banyak sekali restoran ditutup pada siang hari guna menghormati kaum muslim. Ada banyak pasar Ramadhan menjelang berbuka dan menjual bahan makanan dengan harga murah


Masyarakat Indonesia terbiasa berbuka puasa secara bersama-sama dan berkelompok, karenanya di jam-jam mendekati berbuka, jalan-jalan berujung ke pasar, pusat-pusat belanja dan restoran-restoran besar sangatlah padat.

Dalam sepanjang bulan Ramadhan, masyarakat Indonesia melaksanakan salat Tarawih setelah salat Isya’, sekitar pukul 20:00-21:00 dan kemudian sebagian masyarakat melanjutkan dengan tadarus al-Quran.

Kaum muslim Indonesia melakukan ibadah dan menghidupkan 10 malam terakhir bulan Ramadhan dan berkeyakinan salah satu dari malam-malam ini adalah malam Lailatul Qadr.


Hari Raya Idul Fitri; Akhir Perayaan Ramadhan di Indonesia

Akhir perayaan Ramadhan kaum muslim Indonesia adalah Hari Raya Idul Fitri. Parayaan Hari Raya Idul Fitri adalah perayaan terpenting kaum muslim dalam penanggalan Islam. Mayoritas negara Asia Tenggara seperti Indonesia merayakan hari penting ini. Kaum muslim melaksanakan salat Idul Fitri di masjid dan jalan-jalan. Salat Id terdiri dari dua rakaat dan 7 takbir. Masyarakat bersyukur atas karunia yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka selama bulan Ramadhan. Hari ini memiliki pesan penting perdamaian dan persaudaraan untuk masyarakat kepulauan dan negara-negara tetangga lainnya. Membayar zakat fitrah untuk membantu orang-orang fakir termasuk tradisi agamis pada hari ini. Liburan hari raya di Indonesia adalah tiga hari.


Pada hari ini, seluruh keluarga berkumpul di rumah sanak famili; ini adalah tradisi bagus di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Sebagian dari mereka melakukan rekreasi ke tempat-tempat rekreasi dan sebagian lainnya bersilaturrahmi ke sanak famili.

Pada hari lebaran, pasar-pasar lokal merupakan tempat terbaik untuk membeli sejumlah hadiah. Para pendagang menjual produk-produk terbaiknya dengan diskon khusus menyambut hari raya.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: