PBB akan Bantu Akhiri 4 Tahun Krisis di Suriah

Penduduk Suriah berjalan di puing-puing di lingkungan Kristen Suleimaniyah, di kota barat laut Aleppo, pada April 11, 2015 (Foto: AFP)

PBB mengatakan akan menjadi tuan rumah pembicaraan antara pihak-pihak yang berperang di Suriah pada bulan depan dalam upaya mengakhiri lebih dari empat tahun konflik yang berlangsung di negara itu.

Juru bicara PBB, Ahmad Fawzi, mengatakan kepada para wartawan bahwa undangan telah dikirim kepada semua pihak yang bisa membantu mengakhiri krisis, termasuk faksi-faksi di Suriah serta pemain regional dan internasional.

Dia mengatakan Iran, yang tidak hadir dalam negosiasi sebelumnya di Swiss, juga telah diundang untuk pembicaraan.

Menurut Fawzi, pembicaraan yang dipimpin oleh Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura akan memulai di kota Swiss Jenewa pada tanggal 4 Mei dan akan berlangsung antara empat sampai enam minggu.

Namun menekankan bahwa kelompok teroris seperti ISIS dan al-Nusra tidak akan mengambil bagian dalam pembicaraan itu, ia menambahkan bahwa akan ada “orang-orang yang memiliki hubungan dengan mereka dan orang-orang yang dapat berkomunikasi dengan mereka.”

Seorang anak Suriah terluka sementara dokter menyiapkan suntikannya di sebuah rumah sakit darurat di daerah Douma, timur ibukota Damaskus, pada tanggal 22 April 2015. (Foto: AFP)

Suriah telah bergulat dengan krisis mematikan sejak Maret 2011. Kekerasan yang dipicu oleh kelompok Takfiri sejauh ini telah merenggut jiwa lebih dari 222.000 orang, menurut disebut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan lebih dari 7,2 juta orang telah mengungsi, dan lebih dari 3 juta orang melarikan diri dari negara itu.

Sebelumnya PBB memediasi pembicaraan tentang Suriah, namun gagal mencapai solusi untuk mengakhiri konflik di negara Arab itu.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (24/4/15), Dewan Keamanan PBB memperingatkan terhadap memburuknya kondisi kemanusiaan di Suriah, mendesak semua pihak yang terlibat konflik untuk mengakhiri segera mungkin kekerasan di negara yang dilanda perang itu.

(Mahdi-News/ABNS)