Imam Baqir as dan Imam Shadiq as menghidupkan kembali marjaiyah atau rujukan keilmuan Imam Makshum as di tengah masyarakat Islam dan merubah rujukan serta metodenya untuk menyelesaikan masalah-masalah fiqih.
Shabestan News Agency, Hujjatul Islam Sayyid Muhammad Mahdi Mirbaqiri dalam sebuah kajiannya menyinggung tentang peringatan hari syhadahnya Imam Muhammad Baqir as.
Dijelaskannya, Imam Baqir as dan Imam Shadiq as menghidupkan kembali marjaiyah atau rujukan keilmuan Imam Makshum as di tengah masyarakat Islam dan merubah rujukan serta metodenya untuk menyelesaikan masalah-masalah fiqih.
Setelah sebelumnya pengikut Syi’ah mengambil masalah-masalah fiqihnya dari Ahlu Sunnah, namun pada masa kedua Imam ini dan dengan dihidupkannya rujukan keilmuan Imam Makshum as semua permasalahan fiqih dapat diselesaikan, tidak hanya itu para pemuka dan pendiri empat mazhab turut hadir dan menimba ilmu di madrasah Imam Shadiq as, sehingga bisa dikatakan mereka termasuk murid-murid Imam Shadiq as.
Di tengah keadaan sulit dan penuh tekanan, Imam Baqir as dan Imam Shadiq as dengan menciptakan markas marjaiyah atau rujukan keilmuan di dunia Islam ini tidak hanya meningkatkan pemikiran di dalam Syi’ah saja bahkan Imam as juga turut menyelamatkan Ahlu Sunnah dari kemunduran pemikiran mereka.
Imam Shadiq as dan Imam Baqir as di zamannya melakukan batasan-batasan agama, dalam arti Imam as menunjukan ideologi Imamahnya, Imam as dengan upayanya juga berhasil menggerakan orang-orang kepadanya dan menjawab persoalan dan permasalahan mereka, oleh sebab itu kita menyaksikan banyak riwayat yang dinukil di zaman Imam Shadiq as, sebagaimana kajian Imam as juag dipenuhi oleh orang-orang yang bermazhab Syi’ah dan Sunni, demikian jelasnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email