Sempurnanya Haji Dengan Bersandar Pada Wilayat

Terdapat riwayat yang mengatakan bahwa Imam Zaman afs hadir di musim haji, namun maksud dari riwayat yang menyebutkan “sempurnanya haji ialah berjumpa dengan Imam “ ialah bukan melihat secara langsung.

Shabestan News Agency, mengenai hubungan antara ibadah haji dan perjumpaan dengan Imam Zaman afs, Hujjatul Islam Muhammad Shabir Jakfari menjelaskan bahwa terdapat beberapa poin dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, yang pertama ialah dianjurkan untuk melakukan shalat pada malam-malam tersebut sebanyak dua rakaat, shalat ini berkenaan dengan kisah nabi Musa as dan Harun as seta cerita tentang perginya nabi Musa as ke bukit Thur dan cerita tentang bani Israil, namun poin yang paling penting ialah yang berhubungan dengan Imamah, dan wilayat serta keadaan saat ini.

Berkenaan dengan hal ini, Imam Baqir as berkata “30 hari setelah kepergian nabi Musa as, beberapa di antara bani Israil berkata bahwa nabi Musa as telah menyimpang, kemudian mereka mulai menyembah sapi.”

Saat kegaiban nabi Musa as semakin bertambah, umat-umat yang menyatakan diri mengimani Tauhid dan akan bersama utusan Ilahi ini mulai menyembah sapi. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa jika umat tidak yakin kepada pemimpinnya maka mereka akan menghiraukan ucapannya, sebagaimana halnya bani Israil saat mengetahui kepergian nabi Musa as yang tadinya 30 hari kemudian menjadi 40 hari, mereka semua langsung mengingkari nabi Musa as.

Lebih lanjut Hujjatul Islam Jakfari mengatakan, terdapat riwayat yang mengatakan bahwa Imam Zaman afs hadir di musim haji, namun maksud dari riwayat yang menyebutkan “sempurnanya haji ialah berjumpa dengan Imam “ ialah bukan melihat secara langsung.

Maksud dari hadits tersebut ialah memahami hakikat haji dan agama ialah dengan cara bersandar pada wilayat. Berjalan di jalan hidayah dengan bersandar pada wilayat, maka dengan begini manusia akan mencapai kesempurnaan ibadah haji, demikian jelasnya.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)