Ucapan “Selamat Hari Raya Idulfitri, Mohon Maaf Lahir-Batin” atau “Selamat Hari Raya Lebaran” dan sejenisnya, kerap disampaikan kaum Muslimin di Indonesia menjelang berakhirnya bulan Ramadhan.
Istilah Hari Raya Lebaran merupakan khas Indonesia. Sementara di negara dengan penduduk mayoritas Muslim lainnya lebih mengenal istilah Festival Eid atau Eid Mubarak. Tentang istilah ‘Lebaran’ ada beragam pendapat dan tafsir. Ahli sastra Jawa Kuno Prof. Dr. Raden Mas Ngabehi (Lesya) Poerbatjaraka menyebut istilah ini berkait erat dengan puasa yang berasal dari bahasa Sansekerta.
Puasa berasal dari kata upawasa, artinya menutup, atau tidak mengeluarkan wasa. Wasa adalah kekuatan atau kemampuan yang ada pada diri seseorang. Dari kata itu muncul kuwasa, lalu menjadi kekuatan. Menurut Poerbatjaraka, di zaman pra-Islam, Lebaran merupakan upacara yang dilakukan setelah 40 hari selesai menjalankan puasa.
Hal ini senada apa yang disampaikan sastrawan Sunda Mas Atje Salmun Raksadikaria, yang menyebut kata ‘Lebaran’ berasal dari tradisi Hindu dan berarti ‘Selesai’, ‘Usai’, atau ‘Habis’. Menandakan habisnya masa puasa.
Sebagian orang Jawa menyebut kata ‘Lebaran’ berasal dari bahasa Jawa yaitu kata wis bar yang berarti sudah selesai. Maksudnya tentu saja sudah selesai menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. “Bar” adalah bentuk pendek dari kata “lebar” dalam bahasa Jawa yang artinya selesai.
Toh begitu, menurut sejarawan JJ Rizal, istilah atau kata ‘Lebaran’ lebih banyak dipopulerkan oleh masyarakat Betawi ketimbang oleh orang-orang Jawa itu sendiri. Orang Jawa kenyataannya jarang menggunakan istilah lebaran saat Idulfitri. Mereka lebih sering menggunakan istilah riyaya, atau sugeng riyadin sebagai ungkapan selamat hari raya Idulfitri. Selain itu, sebagian orang Jawa menyebut Syawalan, dari kata dasar Syawal, nama bulan menurut kalender Qomariyah (bulan). Atau sering juga dipakai istilah bakda, yang artinya juga selesai.
Bagi masyarakat Betawi, kata ‘Lebaran’ berasal dari kata lebar yang dapat diartikan luas yang merupakan gambaran luas atau lega hati setelah melaksanakan ibadah puasa, serta kegembiraan menyambut hari kemenangan.
Sementara Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata ‘Lebaran’ sebagai “hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah menjalankan ibadah puasa di bulan sebelumnya (Ramadhan).
Terlepas dari itu semua, Lebaran adalah hari untuk berbahagia dan bersukaria, mengenakan pakaian baru dan menikmati segala rupa makanan dan minuman yang lezat, merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa, berkumpul bersama keluarga di kampung halaman, serta bersilaturahmi dengan sanak keluarga dan karib kerabat.
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email