Matinya Internet itu mengakibatkan Somalia rugi US$ 10 juta sehari.
Jaringan Internet di seantero Somalia kembali menyala setelah lebih dari tiga pekan putus, sehingga mengakibatkan negara di tanduk Benua Afrika itu rugi US$ 10 juta sehari.
Hormuud Telecom, perusahaan telekomunikasi terbesar di Somalia, telah mengumumkan kembali beroperasinya Internet di negara itu melalui sebuah pesan kepada para pelanggannya.
Terputusnya jaringan Internet itu menyebabkan kemarahan di seantero Somalia dan berpengaruh di wilayah tengah dan selatan negara tersebut, termasuk Ibu Kota Mogadishu. Pemerintah menyebut matinya Internet ini sebagai bencana besar.
Para pejabat Somalia dan penyedia layanan Internet menyebutkan matinya Internet karena kabel bawah laut putus oleh sebuah kapal komersial.
Perusahaan-perusahaan besar melaporkan mereka kehilangan pendapatan jutaan dolar Amerika Serikat. Kegiatan kuliah juga terganggu.
Para penduduk di Mogadishu merayakan kembali beroperasinya Internet. "Ini sangat membantu," kata Abdi Rasyid Duale, CEO Dahabshiil, perusahaan remiten internasional terbesar di Somalia. "Matinya Internet merugikan banyak pelanggan kami."
Tidak adanya sambungan Internet juga menghambat pasien-pasien ingin berobat keluar negeri. "Putusnya Internet membuat ayah saya terjebak di Mogadishu," ujar Nur Husain. "Sekarang kami dapat membawa dia ke India setelah semua catatan medisnya bisa didaftarkan via Internet."
(The-Guardian/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Seorang bocah melewati bangunan gereja hancur di Ibu Kota Mogadishu, Somalia. (Islamization Watch)
Jaringan Internet di seantero Somalia kembali menyala setelah lebih dari tiga pekan putus, sehingga mengakibatkan negara di tanduk Benua Afrika itu rugi US$ 10 juta sehari.
Hormuud Telecom, perusahaan telekomunikasi terbesar di Somalia, telah mengumumkan kembali beroperasinya Internet di negara itu melalui sebuah pesan kepada para pelanggannya.
Terputusnya jaringan Internet itu menyebabkan kemarahan di seantero Somalia dan berpengaruh di wilayah tengah dan selatan negara tersebut, termasuk Ibu Kota Mogadishu. Pemerintah menyebut matinya Internet ini sebagai bencana besar.
Para pejabat Somalia dan penyedia layanan Internet menyebutkan matinya Internet karena kabel bawah laut putus oleh sebuah kapal komersial.
Perusahaan-perusahaan besar melaporkan mereka kehilangan pendapatan jutaan dolar Amerika Serikat. Kegiatan kuliah juga terganggu.
Para penduduk di Mogadishu merayakan kembali beroperasinya Internet. "Ini sangat membantu," kata Abdi Rasyid Duale, CEO Dahabshiil, perusahaan remiten internasional terbesar di Somalia. "Matinya Internet merugikan banyak pelanggan kami."
Tidak adanya sambungan Internet juga menghambat pasien-pasien ingin berobat keluar negeri. "Putusnya Internet membuat ayah saya terjebak di Mogadishu," ujar Nur Husain. "Sekarang kami dapat membawa dia ke India setelah semua catatan medisnya bisa didaftarkan via Internet."
(The-Guardian/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email