Pesan Rahbar

Home » » Sujiwo Tejo: Mari Kita Tak Hafal Pancasila

Sujiwo Tejo: Mari Kita Tak Hafal Pancasila

Written By Unknown on Thursday 6 July 2017 | 22:21:00


Ada yang berbeda dengan tanggal 1 Juni tahun ini, ketika Pemerintah menetapkannya sebagai hari libur nasional untuk memperingati hari lahirnya Pancasila. Bukan hanya sehari, tapi diplot sepekan, sebagai Pekan Pancasila.

Tak hanya itu saja, bahkan Presiden Jokowi pun mencanangkan sebuah gerakan dan mengeluarkan Perpres khusus sebagai dasar pembentukan Unit Kerja Pembinaan Ideologi Pancasila, dibarengi beredarnya video dan hestek #SayaIndonesia #SayaPancasila.

Beragam tanggapan muncul sebagai respon atas beberapa peristiwa tak biasa tersebut. Salah satunya, kembali viralnya puisi karya budayawan Sujiwo Tejo, yang sebenarnya sudah ditulisnya setahun lalu, atau tepatnya pada tanggal 4 Juni 2016. Banyak pihak menganggapnya sebagai puisi yang makjleb, memukul telak dan menyentak kesadaran anak bangsa yang selama ini kerap mengklaim diri Pancasilais dan seolah telah benar-benar berhasil mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kelima sila Pancasila itu.

Berikut selengkapnya puisi berjudul Mari Kita Tak Hafal Pancasila, yang setahun lalu sempat dibaca-pentaskan Presiden Jancukers itu pada sebuah acara peringatan hari Kesaktian Pancasila.

***

Mari Kita Tak Hafal Pancasila

Mari kita tak hafal Pancasila
Sebagaimana banyak orang tak hafal rumus kimia oksigen
Tetapi setiap saat menghirup oksigen …


Mari kita tak hafal Pancasila
Daripada kita malu
Daripada kita hafal nama-nama kucing tetangga
Tapi tak tahu ketika kucing itu mangkrak lalu mati lantaran kurang makanan


Mari kita tak hafal Pancasila
Kalau itu berarti kita pun selalu menghafal sakit hati kita
Kepada orang-orang yang kita hafalkan


Mari kita tak hafal Pancasila
Namun mendetakkannya di dalam nadi
Di larut malam
Menjelma mantra yang melarutkan
Agar kepala ini tak jadi batu


Ooooorang-orang dengan batu ke kepalanya
Ooooorang-orang yang kenal ari-ari dan tali pusatnya
Namun tak kenal bincang-bincang
Tak kenal musyawarah
Orang-orang itu tak guna menghafal nama-nama kucing para tetangga
Sebagaimana tak guna mereka hafalkan Pancasila
Kalau itu berarti mereka hafal di luar kepala rumus kimia oksigen
Tetapi jadi biang kerok penyebab rakyat habis nafasnya.


Sia-sia menghafal Ketuhanan Yang Maha Esa
Sia-sia menghafal tiada Tuhan selain Tuhan
Sia-sia menghafal Hoooong Illla Heng…Hooong Illa heng … Tiada Hong selain Heng …
Sia-sia membabtis manusia yang sia-sia menghafal Ketuhanan Yang Maha Esa bila setiap saat men-sia-siakan Tuhan
Setiap degup jantungnya menghina Tuhan
Setiap detak nadinya menyepelekan Tuhan


O, Marhaen, O Marsinah, O Surya, O Dharma, O Ali, O Santi, O Pangestu, O Kapitayan …
Menghina Tuhan tak harus dengan menginjak-injak Kitab Suci-Nya
Menghina Tuhan tak harus mengolok-olok para utusan-Nya
Besok kau khawatir tak bisa makan, kau sudah menghina Tuhan
Besok kau khawatir tak dapat jodoh, kau sudah menghina Tuhan
Besok khawatir tak kebagian oksigen, kau sudah menghina Tuhan
Besok kau khawatir kucing-kucing punah karena kucing-kucing telah dikebiri, kau sudah menghina Tuhan
Besok khawatir tak dihargai orang hanya gara-gara dicopot dari jabatan, kau sudah menghina Tuhan


Oom, Santi
Oom, Santi
I, The Soul, exist in a state of peace
Aku, Jiwa dari Jiwa Mahanya Jiwa, semayamku di pusat damai


Hmmm…
Mari kita tak menghafal nama Putra Sang Fajar
Yang duduk mencangkung di bawah pohon di Timur
Menggali Pancasila
Mari kita tak menghafal nama tukang gali itu
Kalau hari ini tukang-tukang gali masih keleleran di tepi-tepi jalanan tak dapat kerjaan
Beruntung Putera Sang Fajar menggali Nusantara di tahun-tahun itu: Hasil galiannya adalah Pancasila
Bila si Bung menggali Nusantara hari ini
Aku khawatir hasil galiannya hanyalah airmata …


Beruntung Putera Sang Fajar menggali Nusantara di tahun-tahun itu: Hasil galiannya adalah
Pancadharma
Bila si Bung menggali Nusantara hari ini
Aku khawatir hasil galiannya hanyalah mayat-mayat manusia tak seutuhnya karena telah dimakan dan
digerogoti oleh teman-temannya sendiri.


Robbana, ya, Robbana
Dholamna anfusana
Wainlam Taghfirlanaa
Watarhamnaa
Lana kuunanna
Minal khoosiriiin


Mari kita tak hafal Pancasila
Bila itu hanya berarti menghafal kata dan huruf-huruf
Pancasila bukan kalimat
Pancasila bukan aksara
O, Kekasihku …
Aku lebih suka memelukmu
Daripada menghafal kata memelukmu
Aku lebih suka mendekapmu
Daripada menghafal kata mendekapmu
Aku lebih suka memeluk dan mendekapmu
Dalam keadaan suka dan duka
Di dalam persatuan dan harga mati


Mari kita tak hafal Pancasila
Daripada kita malu
Daripada kita hafal nama burung kita sendiri
Tapi tak tahu ketika garuda itu mangkrak lalu mati gara-gara digondol kucing.



Sujiwo Tejo / 4 Juni 2016

(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: