Pesan Rahbar

Home » » Doa Iftitah

Doa Iftitah

Written By Unknown on Sunday, 6 August 2017 | 03:37:00


Doa Iftitah(Bahasa Arab: دعاء الافتتاح ) adalah doa yang dinukilkan oleh Muhammad bin Utsman Amri, salah satu wakil khusus Imam Zaman Afs. Kaum Syiah membaca doa ini pada malam-malam bulan Ramadhan. Doa Iftitah berisi pengetahuan-pengetahuan tingkat tinggi mengenai pengenalan Tuhan. Beberapa ulama telah menulis syarah atas doa ini. Frase terakhir doa ini mengisyaratkan akan tema-tema seperti: pengungkapan rasa suka cita atas berdirinya Negara Islam yang berada dibawah naungan ketika Imam Mahdi Afs muncul, penjelasan tujuan Negara Islam dan kewajiban kita terhadapnya.


Sanad

Doa Iftitah dinukilkan oleh Sayid Ibnu Thawus pada kitab Iqbal al-A'mal, [1] Syaikh Thusi dalam kitab Mishbāh al-Mutahajjid, [2] Kaf'ami dalam kitab Mishbah[3] dan Al-Balad al-Amin, [4] Majlisi dalam kitab Zād al-'Imād[5] dan Syaikh Abbas Qumi dalam Mafatih al-Jinan [6] bahwa: Perawi doa ini adalah Muhammad bin Utsman bin Sa'id salah seorang wakil Imam Zaman Afz. Meskipun doa ini secara lahir tidak dinukil dari Imam Maksum As, namun dengan memperhatikan bahwa Abu Ja'far Muhammad bin Utsman bin Sa'id Amri adalah termasuk wakil khusus Hadhrat Baqiyatullah Afs, dan ia melangggengkan pembacaan doa ini, dan juga dengan memperhatikan bahwa kandungan-kandungan yang ada didalamnya sangat tinggi dan adanya kepercayaan Sayid Ibnu Thawus akan doa ini, maka dapat diperoleh keyakinan bahwa doa ini berasal dari Imam Zaman Afs atau dari para Imam lain yang sampai ke tangan beliau. [7]


Sebab Penamaan

Nama doa ini adalah Doa Iftitāh karena doa ini diawali dengan Hamd(pujian) kepada Ilahi:

 اَللّهُمَّ اِنّی اَفْتَتِحُ الثَّنآءَ بِحَمْدِکَ 

Ya Allah, kubuka pujian dengan memuji-Mu. [8]


Kandungan Doa Iftitah

1. Doa Iftitah dimulai dengan pujian kepada Allah dan berisi tentang permohonan kemampuan untuk memilih jalan yang benar dan persetujuan Ilahi, rahmat dan kemarahan kebijaksanaan Ilahi, perlunya memiliki rasa takut dan harapan, memperoleh taufik untuk beribadah yang dikaruniakan Allah kepada para hamba-Nya, ampunan bagi dosa-dosa para hamba-Nya, permohonan kelanggengan rahmat Allah, mengingat segala nikmat yang telah dilimpahkan oleh Allah, keabadian nikmat-nikmat Tuhan dan perlunya bertafakur atas nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan oleh Allah.
2. Pada penggalan yang lainnya berisi tentang hikmah diakhirkan permohonan doa, takabur dan ketidakperhatian manusia kepada Allah, pentingnya kedekatan dan munajat kepada Allah dan isyarah terhadap pintu rahmat Ilahi yang selalu terbuka. Dalam doa ini dilantunkan: Ya Allah, janganlah Engkau mengabaikan hamba-Mu, janganlah Engaku tutup pintu rahmat baginya dan janganlah Engkau buat ia putus asa.
3. Doa penutup dari doa Iftitah yang sangat penting adalah pengungkapan kecintaan terhadap Negara Islam yang berada di bawah naungan Hadhrat Waliyu Ashr Afs. Di samping itu, juga dijelaskan mengenai kewajiban kita terhadap Negara Islam yang akan terbentuk, pentingnya mengambil pelajaran dari umat-umat terdahulu dan terkait tentang permasalahan bahwa Nabi Muhammad Saw dan Para Imam Maksum As merupakan nikmat yang paling penting bagi manusia.


Pahala dan Waktu Pembacaan Doa Iftitah

Allamah Majlisi dalam kitab Zād al-'Imād]] [9] menulis bahwa: Berdasarkan sanad muktabar yang berasal dari Hadhrat Sahib al-Amr Afs dinukilkan bahwa beliau menuliskan kepada kaum Syiah, bacalah doa ini (doa Iftitah) pada setiap malam bulan Ramadhan karena doa ini didengarkan oleh para malaikat dan mereka memintakan istighfar bagi orang-orang yang membaca doa tersebut.


Syarah-syarah 

1. Syaikh Syihabuddin Muhammad bin Musa Buzchelui Araki (w. 1313) yang merupakan murid Hakim Sabzawari menulis syarah atas doa Iftitah. Syarah ini diterbitkan oleh Anjuman Tablighat Islami Tehran pada tahun 1324 S.
2. Bayāne Hakikat dar Syarhe Doa Iftitah, karya Ahmad Zumardiyan Syirazi yang telah mengalami cetakan berulang kali.
3. Bar Dargāhe Dust, kitab ini merupakan syarah atas penggalan–penggalan doa Iftitah dan doa Abu Hamzah Tsumali. Kitab ini merupakan pilihan dari ceramah-ceramah yang disampaikan oleh Muhammad Taqi Misbah Yazdi pada pelajaran akhlak.
4. Taammulāt fi Doa al-Iftitah, karya Muhammad Taqi Mudarisi.
5. Tarjumah wa Syarhe Doa Iftitah, sebuah kitab yang ditulis oleh Muhammad Ridha Mahdawi Kani yang merupakan terjemah dan syarah atas doa Iftitah.
6. Doa Iftitah (Syarah dan Terjemah) karya Hamid Ridha Mustafid.
7. Dars-hāi az Doa Iftitah, Abdul Husain Thali'i.


Catatan Kaki

1. Salah satu doa-doa yang dibaca pada bulan Ramadhan, dibaca hingga akhir bulan Ramadhan, merupakan doa yang dinukilkan dari Muhammad bin Abu Qurrah dari sanadnya sendiri bahwa Abu Amru Muhammad bin Muhammad bin Nashr Sakuni berkata: Aku menginginkan Abu Bakar Ahmad bin Muhammad bin Utsman Baghdadi supaya ia memperlihatkan doa-doa bulan Ramadhan yang berasal dari pamannya (Abu Ja'far Muhammad bin Utsman bin Sa'id Umri), -semoga Allah meridhai dan membahagiakannya- kepadaku. Ia memperlihatkan sebuah buku yang dijilid dengan warna merah dan berkata bahwa aku sangat banyak menulis doa dalam buku itu. Diantaranya adalah doa-doa yang Anda baca pada setiap malam bulan Ramadhan karena para malaikat mendengar doa-doa yang dibaca pada bulan Ramadhan dan memintakan ampunan bagi orang-orang yang membaca doa itu. Sayid Ibnu Thawus dalam kitab Iqbāl al-A'māl, hlm. 322-325.
2. Syaikh Thusi, Misbāh al-Mutahajid, hlm. 402-404.
3. Kaf'ami, Misbah, hlm. 770-773.
4. Kaf'ami, Balad al-Amin, hlm. 271-274.
5. Majlisi, Zad al-Imād, 86-89.
6. Qumi, Mafātih al-Jinān, hlm. 321.
7. Mahdawi Kani, Terjemah wa Syarah Doā Iftitāh, hlm. 2.
8. Mahdawi Kani, Terjemah wa Syarah Doā Iftitāh, hlm. 2.
9. Majlisi, Zad al-Imād, hlm. 86.


Daftar Pustaka

1. Mahdawi Kani, Terjemah wa Syarhe Doā Iftitāh, Daftar Nasyar Farhang Islami, Tehran, 1386 S.
2. Ibnu Thawus, Iqbāl al-A'māl, Beirut, cet. A'lami, 1417 H, 1996.
3. Qumi, Syaikh Abbas, Mafātih Jinān, Tehran, Markaz Nasyar Farhanggi Raja, 1369 S.
4. Majlisi, Muhammad Baqir, Zād al-Ma'ād, Beirut, cet. Alauddin A'lami, 1423 H, 2003 M.
5. Thusi, Muhammad bin Hasan, Misbāh al-Mutahajjid wa Silah al-Muta'abbid, Muasasah A'lami lil Mathbu'at, 1418 H, 1997 M.
6. Kaf'ami, Ibrahim bin Ali Amili, Al-Mishbah fi al-Ad'iyah wa al-Shalawāt wa al-Ziyārāt, Qum, Muasasah A'lami, Beirut, Muasasah A'lami, 1414 H, 1994 M.

(Wiki-Shia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: