Persembahan terjemahan Alquran dalam pelbagai Bahasa di perpustakaan masjid Mesir kota Wina Austria menyebabkan sejumlah pengunjung non Arab mengunjungi perpustakaan ini guna mengenal makna-makna Alquran.
Menurut laporan IQNA dilansir dari Sada El-Balad, masjid Mesir, nama sebuah masjid yang terletak di kawsan 20 kota Wina Austria, yang memiliki luas lebih dari 400 meter persegi dan dengan kapasitas 400 jamaah salat.
Masjid ini terletak di sebuah tempat yang dihuni sekitar 15 ribu muslim dari pelbagai negara, sementara itu pintu masuknya dipenuhi dengan sejumlah karya dan lukisan Mesir.
Sejumlah tembok masjid ini dibuat dari batu pualam dan granit dan perangkat intern dan mimbarnya didatangkan dari Mesir.
Masjid ini terdiri dari tiga bagian, yaitu tempat salat dan menjadi pusatnya dan dua bagian lainnya yang lebih kecil lagi dari bagian pertama terletak di arah kanan masjid dan dikhususkan untuk sejumlah aktivitas religi dan budaya, seperti pendidikan bahasa Arab, Alquran, ilmu fikih kepada anak-anak dan para wanita, pada hari Sabtu dan Minggu.
Tembok masjid berhiaskan ayat-ayat suci Alquran dan Asma Allah, dari kayu Becech dan mihrab masjid juga dihiasi dengan beragam ornamen Islam dan seluruh masjid ditutupi dengan kerpet merah.
Demikian juga, masjid ini memiliki sebuah perpustakaan, yang mana disitu terdapat naskah-naskah Alquran dan buku-buku fikih dalam bahasa-bahasa non Arab, yang dapat menjawab pertanyaan yang dibutuhkan umat muslim dalam pelbagai bahasa.
Bahjat al-Abidi, penulis Mesir yang tinggal di Austria dan anggota dewan Islam negara ini dengan menyanjung pendirian masjid ini, mengatakan ide pendirian masjid ini dipaparkan oleh Mustafa al-Nimr, salah seorang warga Mesir yang tinggal di Austria dan proyek markas ibadah ini akan rampung sebelum tibanya hari raya Idul Fitri tahun ini dan akan dibuka dengan dihadiri Omar Amer, Duta Mesir di Austria dan sejumlah minoritas muslim Austria.
Mustafa al-Nimr juga mengumumkan, masjid Mesir didirikan guna memberikan pelayanan kepada lebih dari 15 ribu muslim dari pelbagai negara dan ras, yang tinggal di kawasan 20 Wina ini.
Syaikh Mohamad Shahata, Wakil Al-Azhar dan imam serta khotib masjid Mesir mengatakan, selain umat muslim Mesir dan Arab banyak sekali umat muslim dari pelbagai negara dan ras seperti Austria, Turki, Chechen, Bosnia sering hilir mudik ke masjid ini.
"Sejumlah aktivitas masjid ini tidak dikhususkan hanya dengan pelaksanaan salat jamaah saja, namun juga dipaparkan sejumlah pelajaran fikih, Alquran dan bahasa Arab,” imbuhnya.
Muhammad Hariri, Konsultan Pers dan Media masjid juga dengan menegaskan kebutuhan umat muslim kawasan 20 Wina dan pelbagai kawasan lain kota ini akan masjid besar seperti masjid Mesir, juga memprihatinkan akan tidak adanya kepedulian khusus sejumlah media akan pendirian masjid pertama dengan nama Mesir di Wina.
Sekitar 650 ribu populasi dari 8,5 juta Austria adalah muslim, dimana jumlah ini mencakup undang-undang bernama "Undang-undang Islam Baru”, yang disetujui dua tahun lalu dan berdasarkan hal tersebut, umat muslim berhak untuk melaksanakan syiar-syiar agama seperti melaksanakan salat dan penyembelihan secara syar’i.
(Sada-El-Balad/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email