Pesan Rahbar

Home » » Sejarah Berdirinya Negara Israel

Sejarah Berdirinya Negara Israel

Written By Unknown on Thursday 19 October 2017 | 19:25:00


Dimont, sejarawan Yahudi, dalam bukunya Jews, God, and History, menulis, “Ketika akhirnya, pada abad XII SM, bangsa Yahudi menetap di sebuah negara yang dapat mereka sebut sebagai milik mereka sendiri, mereka memilih sejalur wilayah yang merupakan koridor bagi tentara imperium-imperium yang sedang berperang. Bangsa Yahudi harus membayar pilihan ini, terbantai di medan pertempuran, dijual sebagai budak, atau dideportasi ke negeri-negeri asing. Tapi mereka terus datang ke tempat tua tersebut, membangun jalur pemukiman kecil baru yang secara berganti-ganti disebut sebagai Kan’an, Palestina, Israel, Judah, Judea dan sekarang Israel lagi”.


Perjalanan Sejarah Bangsa Israel

Sebagai seorang ilmuwan Yahudi dan juga mayoritas kaum Yahudi lainnya, Max I. Damon meyakini secara aqidah bahwa Palestina adalah milik bangsa Yahudi, karena nenek moyang mereka pernah mendirikan sebuah negara di sana.

Kawasan itu merupakan kawasan strategis yang menghubungkan antara Asia, Afrika dengan Eropa. Dan dengan doktrin aqidah yang demikian kental, diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, bangsa Yahudi tidak mengenal putus asa untuk kembali ke Palestina.

Kaum Yahudi sekarang, secara umum, terdiri dari dua kategori besar. Pertama, disebut bangsa Sam (Semitic), mengaku sebagai keturunan Nabi Ibrahim as, lazim juga disebut bangsa Kan’an. Yang kedua adalah yang bukan Sam, seperti yang berkulit hitam dan sebagainya, bukanlah keturunan langsung dengan Nabi Ibrahim as.

Nabi Ibrahim as berasal dari Ur, Irak selatan, kemudian hijrah ke Kan’an Palestina sekitar tahun 2000 SM dan di situlah lahir Nabi Ishaq as, kemudian berputera Nabi Ya’qub as, kemudian berputera Nabi Yusuf as. Kan’an ketika itu terhitung sebuah desa, Al Qur’an menyebutnya Baduwi (QS 12:100).

Setelah Nabi Yusuf as menjadi pembesar di Mesir, Nabi Yaqub as beserta seluruh keluarganya hijrah ke Mesir. Di Mesir mereka mengalami kemajuan dan perkembangan, baik dari segi jumlah orang, maupun kekayaan dan kedudukan. Setelah Nabi Yusuf as meninggal dunia, kondisi sosial mereka yang semula terhormat mulai bergeser, karena mereka meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar, serta jauh dari syariat Nabi Yusuf as. Kerajaan Mesir yang tadinya mereka kuasai, diambil alih kembali oleh penduduk asli Mesir dengan menghidupkan kembali Pharaoisme. Sejak itulah bangsa Yahudi mengalami nestapa, mereka diperbudak berabad-abad lamanya oleh bangsa Hykhos, nama suku dari Asia dan kemudian oleh bangsa Mesir sendiri.

Sesuai dengan kehendak Allah swt, kemudian Nabi Musa as lahir, dia keturunan bani Israel dari suku Levi, beliau diselamatkan Allah swt dari petaka Fir’aun, bahkan menjadi putra angkat sampai menginjak dewasa. Karena membunuh seorang bangsa Mesir untuk membela orang Yahudi, Nabi Musa as melarikan diri ke Madyan dan menikah dengan seorang puteri Nabi Syu’aib as. Setelah selama sepuluh tahun bersama keluarga besar Nabi Syu’aib as, Allah swt memerintahkannya kembali ke Mesir, sebagai seorang rasul yang diutus kepada bani Israel. Nabi Musa as pun berdakwah menyebarkan risalahnya, sampai beliau bersama sejumlah pengikutnya harus hijrah kembali ke Palestina, karena Fir’aun berkehendak membersihkan mereka dari bumi Mesir. Di dalam al Qur’an 5:21-26, perintah menuju Palestina memang datang dari Allah swt, tapi mereka enggan masuk ke Palestina meskipun dijamin kemenangan oleh Allah swt, bahkan berani berkata tidak sopan kepada Nabi Musa as, maka Allah swt mengharamkan bumi Palestina selama empat puluh tahun dan mereka terlunta-lunta di padang Tiih.

Fakta sejarah menunjukkan bahwa hampir dua ratus tahun bangsa Yahudi terpontang-panting di kawasan tidak bertuan (padang Tiih) dan sekitarnya, sampai Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as berhasil mendirikan kerajaan di Palestina, tahun 1040-970 SM.

Kerajaan Nabi Daud as yang kemudian dilanjutkan oleh Nabi Sulaiman as itu hanya utuh selama beliau masih hidup, setelah Nabi Sulaiman as wafat, kerajaan itu pecah menjadi dua, Kerajaan Yahuda dan Kerajaan Israel. Pada tahun 721 SM, kerajaan Israel ditaklukkan oleh Tiglath-Pileser III, raja Assyyira. Pada tahun 586 SM, raja Nebuchadnezzar menaklukkan kerajaan Yahuda. Seluruh bangsa Yahudi digiring ke Babylonia untuk menjadi budak. Di Babylonia itulah para pemuka Yahudi menanamkan doktrin ‘janji kembali ke kampung halaman’ kepada para pengikutnya.

Kemudian pada tahun 550 SM, hampir seluruh kawasan Palestina diintegrasikan kedalam kekuasaan Persia. Ketika Alexander The Great menguasai Palestina pada tahun 334 SM, Alexander membawa bangsa Yahudi ke Yunani, dari sini mereka kemudian menyebar ke berbagai kawasan di Eropa. Kemudian sejak tahun 160 SM diintegrasikan kedalam kekaisaran Romawi.

Pengungsian besar-besaran bangsa Yahudi terjadi lagi pada tahun 66 M sampai tahun 70 M, setelah pemberontakan mereka terhadap penguasa Romawi gagal dan Gubernur Romawi pada waktu itu, Titus membantai puluhan ribu orang Yahudi untuk memadamkan pemberontakan. Demikianlah seterusnya sampai kedatangan Islam pertama kali dipimpin oleh Umar bin Khattab pada tahun 637 M, mengikuti kemenangan Islam terhadap Romawi Binzantium di Damascus pada tahun 635 M.

Pada tahun 1099 M tentara salib (crusaders) berhasil menguasai Palestina dan kota Yerusalem, dengan membantai 70.000 penduduknya, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Pada tahun 1187 M, Shalahuddin mengembalikannya kembali dalam pangkuan Islam dan tetap mempertahankannya, meskipun selama lima tahun sampai 1192 M, harus berperang dengan seluruh raja-raja besar Eropa seperti Richard (Inggris),F rederick (Jerman), Leopold (Austria), Louis (Perancis), raja Sisilia, yang berusaha merebut Yerusalem kembali, tetapi mereka tidak berhasil. Dalam naungan Islam, negeri Palestina dan kehidupan antar bangsa Yahudi, Filistin dan Arab mengalami perdamaian sampai negeri ini lepas dari naungan Islam pada tahun 1917 setelah Inggris mengalahkan bani Ustmaniyyah dalam Perang Dunia I, mandat Inggris ini dikokohkan dalam konferensi San Remo tahun 1920, dan pembela Palestina yang utama hilang bersamaan dengan runtuhnya bani Ustmaniyyah pada tahun 1924.


Beberapa Karakter Yahudi Di Dalam Al-Qur’an

Bila kita membuka Al Quran, maka pertama kali kita temukan adalah surah Al Fatihah yang kita baca setiap kali shalat. Surah pertama itu sudah mulai berbicara mengenai hakikat Yahudi, yakni mereka adalah orang-orang yang dimurkai Allah (al-maghdhubi-‘alaihim). Demikian pula surah AlBaqarah , kita akan menemukan di dalamnya 83 ayat berturut-turut berbicara tentang Yahudi,dimulai dari ayat 40 sampai ayat 123. Kemudian disusul dengan puluhan ayat lainnya yang kesemuanya menyoroti tingkah laku kaum Yahudi dalam beragam kondisi dan masalah. Yang lebih menarik ialah, ayat-ayat tersebut mampu memberikan gambaran sebagian besar sejarah bangsa Yahudi yang penuh kenistaan serta memberikan kata kunci yang menjelaskan watak asli mereka. Kata kunci itu terdapat dalam ayat 120 surah Al Baqarah yang artinya, secara psikologis dan historis, mereka tidak pernah dan tidak akan ridha terhadap umat Islam. Meskipun pada waktu tertentu mereka memperlihatkan sikap manis dan tutur kata yang halus, mereka tetap melihat umat Islam dengan penuh curiga dan dendam dan menganggap umat Islam merupakan ancaman utama bagi eksistensi Yahudi. Catatan sejarah mengenai hal ihwal Yahudi ini kita temukan secara lengkap dalam Al Quran di pelbagai surah. Bahkan bani Israil adalah umat yang paling banyak disoroti Al Quran daripada umat lain sebab Yahudi adalah tipikal manusia unik. Perjalanan hidup mereka perlu dijadikan pelajaran agar tingkah laku, pola pikir dan sikap pembangkangan mereka terhadap kebenaran yang dibawa para rasul, serta kecenderungan mereka melakukan kerusakan di muka bumi tidak terulang kembali pada umat Nabi Muhammad. Juga agar kelicikan dan pengkhianatan mereka terhadap apa saja bentuk perjanjian dan dengan siapa saja, dapat kita waspadai dan diantisipasi secara baik sedari awal.


Latar Belakang Berdirinya Negara Israel

Bangsa Yahudi yang tinggal di perantauan, terutama di Eropa banyak dibutuhkan untuk menjadi kuli bangunan dan memajukan perekonomian, yang kesempatan itu menyebabkan mereka menjadi kelas menengah di Eropa, tetapi mereka tetap menjadi orang asing di Eropa, tahun 500 M. Mereka diintimidasi di Spanyol, tahun 1300 M diusir dari Inggris, tahun 1400 M diusir dari Perancis dan tahun 1500 M diusir dari Spanyol. Pada abad inilah Yahudi memperluas petualangannya sampai ke Eropa Timur, Rusia dan Amerika Selatan. Selama satu abad, 1600 M sampai 1700 M, kaum Yahudi berhasil menguasai pasar dan perekonomian Eropa, dan bahkan mereka melibatkan diri dalam pendalaman ilmu pengetahuan modern.Akhirnya mereka mulai melihat titik terang yang akan menyinari jalan ketika mereka hendak melangkah untuk kembali ke Palestina. Para ilmuwan mereka mulai berfikir merumuskan teori revolusi yang akan menghancurkan kehidupan manusia, dengan tujuan untuk mengacau dunias ehingga mempermudah jalan menuju Palestina.

Pada tanggal 1 mei 1776, tokoh Yahudi Nathan Bernbaum, mendirikan Zionisme Internasional, dua bulan sebelum kemerdekaan Amerika dideklarasikan. Yahuda Kalai (1798 – 1878), tokoh yang lain mempertegas perlunya negara Yahudi di Palestina. Izvi Hirsch (1795 – 1874), membuat studi agar diaspora Yahudi bisa mendirikan negara di Palestina. Moses Hess tokoh Yahudi membuat buku Roma dan Yerusalem. Theodore Herzl (1860 – 1904) membuat buku Der Yudentaat (Negara Yahudi) pada tahun 1896. Untuk dunia Islam mereka tiupkan revolusi nasionalisme, melalui Lawrence Of Arabia, mereka berhasil memecah belah negeri Arab untuk melepaskan diri dari khilafah Utsmaniyyah. Meskipun Eropa dan Rusia sudah berhasil dikacaukan, penghalang utama cita-cita bangsa Yahudi adalah khilafah Ustmaniyah, yang menjadi penjaga setia tanah Palestina.


Berdirinya Negara Israel

Berbagai langkah dan strategi dilancarkan oleh kaum Yahudi untuk menembus dinding khilafah Utsmaniyyah, agar mereka dapat memasuki Palestina. Pertama, pada tahun 1892, sekelompok Yahudi Rusia mengajukan permohonan kepada Sultan Abdul Hamid, untuk mendapatkan izin tinggal di Palestina. Permohonan itu dijawab sultan dengan ucapan “Pemerintah Ustmaniyyah memberitahukan kepada segenap kaum Yahudi yang ingin hijrah ke Turki, bahwa mereka tidak akan diijinkan menetap di Palestina”. Mendengar jawaban seperti itu kaum Yahudi terpukul berat, sehingga duta besar Amerika turut campur tangan.

Kedua, Theodor Hertzl, penulis Der Judenstaat (Negara Yahudi), founder negara Israel sekarang, pada tahun 1896 memberanikan diri menemui Sultan Abdul Hamid sambil meminta izin mendirikan gedung di al Quds. Permohonan itu dijawab sultan “Sesungguhnya imperium Utsmani ini adalah milik rakyatnya. Mereka tidak akan menyetujui permintaan itu. Sebab itu simpanlah kekayaan kalian itu dalam kantong kalian sendiri”. Melihat keteguhan sultan, mereka kemudian membuat strategi ketiga, yaitu melakukan konferensi Basel di Swiss, pada 29-31 agustus 1897 dalam rangka merumuskan strategi baru menghancurkan khilafah Ustmaniyyah Karena gencarnya aktivitas Yahudi Zionis akhirnya Sultan pada tahun 1900 mengeluarkan keputusan pelarangan atas jamaah peziarah Yahudi di Palestina untuk tinggal di sana lebih dari tiga bulan, paspor Yahudi harus diserahkan kepada petugas khilafah terkait. Dan pada tahun 1901 sultan mengeluarkan keputusan mengharamkan penjualan tanah kepada Yahudi di Palestina.

Pada tahun 1902, Hertzl untuk kesekian kalinya menghadap sultan Abdul Hamid untuk melakukan risywah. Diantara risywah yang disodorkan Hertzl kepada sultan adalah :
1. 150 juta poundsterling Inggris khusus untuk sultan.
2. Membayar semua hutang pemerintah Ustmaniyyah yang mencapai 33 juta poundsterling Inggris.
3. Membangun kapal induk untuk menjaga pemerintah dengan biaya 120 juta Frank.
4. Memberi pinjaman 5 juta poundsterling tanpa bunga.
5. Membangun Universitas Ustmaniyyah di Palestina.

Semuanya ditolak sultan, bahkan Sultan tidak mau menemui Hertzl, diwakilkan kepada Tahsin Basya, perdana menterinya, sambil mengirim pesan “Nasehati Mr. Hertzl agar dia tidak terlalu serius menanggapi masalah ini. Sesungguhnya saya tidak sanggup melepaskan kendati hanya satu jengkal tanah itu, Palestina, sebab bukan milik pribadiku. Tapi milik rakyat, rakyatku yang sudah berjuang memperolehnya sehingga mereka siram dengan darah. Silahkan Yahudi itu menyimpan kekayaan mereka yang milyaran itu. Bila pemerintahanku sudah tercabik-cabik, saat itu mereka baru bisa menduduki Palestina dengan gratis. Adapun jika saya masih hidup, maka tubuhku terpotong-potong adalah lebih ringan ketimbang Palestina terlepas dari pemerintahanku. Kasus ini tidak boleh terjadi. Karena saya tidak kuasa melihat tubuhku diotopsi sedang nadiku masih berdenyut”.

Berbagai cara kotor dilancarkan Yahudi untuk menghancurkan dunia Islam. Mereka mulai dengan menghancurkan Khilafah Utsmaniyah agar dapat menduduki Palestina. Mereka melakukan lobi dengan Inggris, Perancis, Rusia dan Amerika.

Pada 1907, meningkatnya aktivitas Freemasonry untuk menjatuhkan Sultan Abdul Hamid dari kursi khilafah. Di 1917, perjanjian Balfour untuk memberikan Palestina sebagai tanah air bagi Yahudi. Di 1927, meningkatnya pembangunan rumah dan gedung milik Yahudi di Palestina atas bantuan Inggris. Di 1937, Yahudi di Palestina mulai membangun kekuatan terorisme bersenjata. Kemudian mereka mendapat bantuan senjata dan latihan militer dari sekutu ketika terlibat dalam PD II. Di Nopember 1947, dikeluarkanlah resolusi PBB tentang pembagian tanah Palestina antara penduduk Palestina dengan Yahudi pendatang itu. Kemudian menyusul pembubaran Ikhwanul Muslimin dan pembunuhan terhadap Hasan al Banna yang banyak berperan membela Palestina. Di 1956, Sinai dan Jalur Gaza dikuasai Israel setelah gerakan Islam di kawasan Arab dipukul. Di 1967, semua kawasan Palestina jatuh ke tangan Yahudi, demikian juga dataran Tinggi Golan dan Sinai. Terjadi setelah penggempuran terhadap Gerakan Islam dan hukuman gantung terhadap Sayyid Quthb. Di 1977, serangan terhadap Libanon dan perjanjian Camp David yang disponsori Anwar Sadat hingga tahun 1988, tahun di mana Yasser Arafat mengirimkan surat rahasia untuk mengakui eksistensi Israel, berjanji hidup damai dengan Yahudi dan akan menumpas segala aktivitas rakyat Palestina yang melawan Israel.

Beberapa tokoh penting di balik berdirinya negara Israel adalah :
1. Theodore Hertzl
2. Arthur J Balfour
3. David ben Gurion
4. Golda Meir
5. Gamal Abdel Nasser
6. Moshe Dayan
7. Yasser Arafat
8. Anwar Sadat
9. Jimmy Carter
10. Menachem Begin
11. Yitzhak Rabin
12. Bill Clinton
13. Benjamin Netanyahu
14. Ariel Sharon
15. dan lain-lain

Berbagai kejahatan dilakukan Yahudi terhadap dunia terutama Islam melalui ideologi Nasionalisme, Kapitalisme, Marxisme, Komusnisme dan lainnya. Menurut Dr Jusuf Qordhowi, di masa yang akan datang tantangan kejahatan besar Yahudi terhadap Islam adalah kejahatan Zionisme, kejahatan Naturalisasi dan kejahatan Globalisasi.

“Israel akan berdiri dan akan tetap berdiri sampai Islam menghancurkannya sebagaimana telah dihancurkan sebelum ini.” (Imam Syahid Hasan Al Banna)

Perangkum : Memed Sosiawan.
Maraji’/Kepustakaan:
1. Abu Ridha, Palestina, Nasibmu Kini. Yayasan SIDIK, Jakarta, 1994.
2. Ja’far, Fathuddin MA, Dunia Islam Versus Tata Dunia Baru. LPPD Khairu Ummah, Jakarta,1994.
3. Abu Ridha, Rencana Zionis Melumpuhkan Shahwah Islamiyah. Yayasan SIDIK, Jakarta, 1995 Suleiman


KAWAN-KAWAN ISRAEL

http://www.iiacf.org

Berdirinya International Israel Allies Caucus Foundation (IIACF) Dirintis oleh MK Rabbi Binyamin Elon, International Israel Allies Caucus Foundation (IIACF) didedikasikan untuk tujuan mempromosikan komunikasi dan berbagi informasi antar parlemen dan legislator di dunia yang mana mereka bersama-sama meyakini bahwa Negara Israel berhak berdiri dalam damai dengan memiliki batas-batas negara yang aman.

Di tahun 2004, sekelompok anggota Israeli Knesset berkumpul untuk mmbentuk Knesset Christian Allies Caucus. Anggota-anggota Knesset ini berasal dari berbagai partai politik di Israel. Mereka berkumpul untuk membangun dukungan dan kekuatan bagi Negara Israel dari berbagai politisi dan pemimpin dunia. Kaukus tersebut dibentuk untuk mempererat jalinan anggota-angota Knesset dengan pemimpim pro-Israel di dunia.

Kemudian, di tahun 2006, U.S. House of Representatives membentuk kaukus yang bersifat resiprokal (timbal balik) atas Knesset Caucus. Semenjak itu, berbagai kaukus serupa terbentuk di Uruguay, Brazil, Afrika Selatan, Finland, Inggris, Jepang, Philipina, Korea Selatan, Kanada, Malawi, and daftarnya terus bertambah.

International Israel Allies Caucus Foundation (IIACF) dibentuk untuk menjadi payung atas berbagai aktivitas yang terkoordinasi antar kaukus di berbagai Negara.

Bersama-sama, mereka bekerja untuk menyampaikan satu suara terkait isi-isu Negara Israel di seluruh dunia.


DEKLARASI IIACF

Deklarasi Tujuan Dan Solidaritas Untuk Rakyat Dan Negara Israel untuk International Israel Allies Caucus Foundation.
1. Dipresentasikan Kepada Knesset Christian Allies Caucus, February 19, 2008
2. Diratifikasi oleh The International Israel Allies Caucus Chairmen, May 22, 2008

Panggilan untuk persatuan orang-orang yang memiliki niat baik untuk mendeklarasikan kepada mereka yang berdiri bersama kebebasan, demokrasi dan keadilan harus berdiri bersama Israel di masa-masa berat ini.

Dimana anggota-anggota Yahudi, Kristen dan kepercayaan lainnya mengakui sejarah dan pentingnya spiritualitas tanah Israel dan kota Jerusalem bagi orang-orang Yahudi;

Dimana pria dan perempuan yang memiliki nurani mengutuk penganiayaan dan penderitaan orang-orang Yahudi sepanjang zaman dan memutuskan bahwa holocaust atas orang-orang Yahudi tidak boleh terjadi lagi;

Dimana Israel telah menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang Yahudi dari berbagai belahan dunia yang mencari keselamatan dari penganiayaan dan melindungi hak-hak minoritas dalam batas-batas Negara Israel;

Dimana lebih dari 22,000 serdadu Israel telah mengorbankan nyawa mereka sejak kemerdekaan di tahun 1948.

Dimana Negara Israel adalah satu-satunya Negara percontohan demokrasi pluralisme di Timur Tengah, dan walaupun tengah berperang dengan teroris Palestina, Israel tetap menjangkau wara-warga sipil Palestina yang tidak berdosa melalui bantuan obat dan kemanusiaan, pendidikan, pelatihan dan pekerjaan;

Dimana International Israel Allies Caucus Foundation didirikan untuk memberikan penjelasan yang jelas atas ikatan moral dan etika yang mengikat Yahudi, Kristen dan manusia dengan keyakinan di seluruh dunia; Dimana, Ten Commandments and Injil Hebrew, atau Taurat, telah menjadi fondasi peradaban barat selama tiga ribu tahun dan kini menjadi fondasi moral bagi berbagai lingkungan di dunia;

Maka diputuskan dan dipastikan oleh suara bulat anggota-anggota International Israel Allies Caucus Foundation (IIACF) dan organisasi-organisasi terkait, bahwa :
(1) Rakyat Israel berhak secara mutlak hidup dengan damai dan aman di tanah air mereka yang bersejarah.
(2) Sebagai Negara yang berdaulat yang diakui PBB, Israel berhak menjalankan kebijakan imigrasi dan naturalisasi dan mendorong serta menerima orang-orang Yahudi dari berbagai belahan dunia yang ingin kembali ke Israel.
(3) Jerusalem adalah dan seharusnya berupa ibukota Israel dan orang-orang Yahudi yang tidak terbagi dan karenanya seluruh Negara di dunia mendirikan kantor perwakilannya di Jerusalem. (4) Walau kita semua menginginkan perdamaian, namun kita memperlakukan komunitas internasional yang menekan Israel untuk bernegosiasi dan membuat perjanjian dengan orang-orang yang ingin menghancurkan Israel, sebagai musuh.
(5) Rezim Iran yang sedang mengembangkan senjata pemusnah massal dengan tujuan untuk memusnahkan Israel jelas menunjukkan ancamannya kepada eksistensi Negara Israel dan harus dilawan.
(6) Akti militer Israel yang melindui rakyatnya adalah sah sesuai hokum internasional dan sejaaln dengan Piagam PBB Artikel 51, yang menyebutkan hak setiap Negara untuk bertindak membela rakyatnya.
(7) Kami mendukung Pemerintah Israel untuk bertindak sesuai hak dan kewajibannya kepada penduduknya di saat harus membela wilayahnya yang sah dan bertindak dahulu sebelum diserang jika diperlukan, untuk memastikan perlindungan bagi penduduknya dan keberlangsungan eksistensi Negara Israel.
(8) Keadilan sosial mengharuskan besarnya kompensasi untuk pengungsi Yahudi dari tanah Arab setara dengan besarnya kompensasi bagi pengungsi Arab sejak tahun 1948.

Misi IIACF International Israel Allies Caucus Foundation (IIACF) berdiri untuk secara jelas memperkuat dukungan internasional atas Israel di berbagai pemerintah dan parlemen di seluruh dunia. Ini dicapai melalui pembentukan kaukus-kaukus resmi parlemen untuk mendukung Israel dan pengembangan berbagai aktivitas dan kebijakan untuk mendukung Israel. IIACF bertujuan untuk memperkuat, memfasilitasi dan menyatukan koalisi anggota-anggota parlemen yang sudah mendukung Israel dengan cara memberikan pembelajaran terkait isu-isu Israel danmenyediakan informasi yang relevan bagi mereka dan sumber daya dan alat untuk memformulasikan pembentukan kebijakan dan aksi legislatif. Hal yang unik dari IIACF adalah jaringan global anggota-anggota parlemen, yang mana menciptakan pengaruh yang lebih efektif (untuk mendukung Israel) dari dalam parlemen masing-masing negara dan melalui strategi yang terkoordinasi antar sekelompok negara.

Isu Yang Diusung IIACF IIACF memiliki kesempatan yang unik yaitu bisa mengkoordinasikan anggota-anggota parlemen dari berbagai pemerintahan di dunia untuk membahas isu-isu Israel. isu-isu tersebut meliputi kerja sama industri, keamanan hingga memunculkan ide-ide untuk mendamaikan Timur Tengah. IIACF menitikberatkan pada penyatuan suara kaukus-kaukus pembela Israel untuk isu-isu Israel di pemerintahan masing-masing dan di dunia.


Kantor-Kantor IIACF

1. USA
1901 Pennsylvania Ave.
Suite 901
Washington, DC 20006
USA

Phone: 202-280-1178
Fax: 202-204-6263
Email: usa@iiacf.org

2. Israel

12 Derech Shechem
Jerusalem 97200
Israel

Phone: +972 77 300 8762
Email: israel@iiacf.org

3. Latin America

Caixa Postal 02385
EQN 204/404 – Asa Norte
Brasilia – D.F.
CEP: 70.842-970
Brasil

Phone: +55 61 3302 1336
Email: Lamerica@iiacf.org


Negara-Negara Anggota IIACF

1. Brazil
Caucus Chair: Deputada Fatima Pelaes

2. Canada
Caucus Chair: MP James Lunney


European Union

1. Finland
Caucus Chair: MP Hannu Takkula

2. Germany
Caucus Chair: MP Klaus Braehmig

3. Hungary
Caucus Chair: MP Peter Kiss

4. Israel
Caucus Chair: MK David Rotem

5. Italy
Caucus Chair: Senator Lucio Malan

6. Japan

7. Malawi
Caucus Chair: Minister Joyce Banda

8. Paraguay
Caucus Chair: Deputy Juan Artemio Barrios

9. The Philippines
Caucus Chair: Senator Alan Cayetano

10. South Africa
Caucus Chair: MP Kenneth Meshoe

11. South Korea
Caucus Chair: Congresswoman Cho Bae Sook

12. Switzerland
Caucus Chair: MP Theophil Pfister

13. United Kingdom
Caucus Chair: MP David Burrows

14. United States.
Caucus Chair: Rep Eliot Engel, Rep. Doug Lamborn, Rep. Shelley Berkley & Rep. Trent Franks

15. Uruguay.
Caucus Chair: Senator Ruperto Long


Dukungan Atas Negara Israel Dan IIACF

“Kita harus membela Israel bukan hanya dari serangan terroris, tapi juga melalui diplomasi dan tindakan di arena internasional. Kurangnya kebenaran (atas Negara Israel) di pasar internasional lebih buruk daripada kurangnya uang” - Senator Lucio Malan, Chairman of the Italy Israel Allies Caucus

“Israel yang telah berdampingan dengan teguh bersama USA selama enam abad kini sangat membutuhkan dukungan kita. Saya menginginkan kaukus ini menjadi forum di mana keadaan Israel yang sedang merana menjadi pertimbangan dan membentuk berbagai kebijakan untuk mengatasinya.” - Rep. Trent Franks, Congressional Israel Allies Caucus Co-Chair "Melalui hasil kerja IIACF, kaukus-kaukus pro-Israel secara kolektif bekerja untuk memastikan masa depan yang aman bagi Israel. Saya menghimbau kamu untuk bergabung dengan kami dan membuat perbedaan sekarang juga demi sekutu terkuat dan teman terloyal kami, Negara Israel.” - Rep. Doug Lamborn, Congressional Israel Allies Caucus Co-Chair

"Komunitas evangelis dapat menjadi faktor penting dalam hubungan Israel dengan dunia. Israel harus memandang mereka sebagai rekan sejati di arena internasional.” - MK Yoel Hasson, Knesset Christian Allies Caucus Member

"Saya bersemangat untuk mendengar pekerjaan penting yang dicapai oleh yayasan ini (IIACF), bukan hanya oleh orang Israel sendiri tapi juga seluruh dunia. Seperti yang kita ketahui, IsraeI kini hidup di bawah bayang-bayang yang menyeramkan, tetangga yang mengancam… namun dunia harus mengetahui bahwa Amerika berdiri bersama Israel.” - Rep. Mike Pence, Congressional Israel Allies Caucus


IIACF Chairman’s Conference 2012

Tahun ini, konferensi tahunan IIACF akan diselenggarakan di Jerusalem, 2-4 Oktober 2012.

Dikutip Dari Buku Sejarah berdirinya Negara Zionis

(Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: