Polisi perbatasan Israel menyerbu
sebuah universitas di Tepi Barat. Tindakan itu dilakukan usai terlibat
bentrokan dengan mahasiswa Palestina yang memprotes dinding apartheid
Israel dan kematian warga Palestina baru-baru ini.
Dilansir dari Arab News, Selasa (3/11), Israel telah mulai membangun dinding dan pagar penghalang di Tepi Barat, yang pada 2002 menjadi puncak intifadhah kedua Palestina atau perjuangan melawan agresi.
Mereka berdalih pembangunan itu penting untuk menjaga keamanan.
Perampasan lahan Palestina oleh Israel semakin sering terjadi dengan mencuri bagian demi bagian dari wilayah Palestina.
Bentrokan meletus setelah mahasiswa Palestina di Universitas Al Quds di Abu Dis berkumpul di bawah dinding penghalang yang memisahkan kota itu dari Yerusalem, untuk berdemonstrasi menentang tindakan Israel.
Para demonstan ditarik kembali ke kampus, dan menghujani polisi perbatasan Israel yang mendekati gerbang. Pasukan Israel membalas dengan menembakkan peluru karet, gas air mata dan granat kejut sebelum memaksa membuka gerbang universitas dan masuk ke dalam.
"Para polisi masuk dan menembakkan granat ke kiri dan kanan. Mereka menembaki kami dengan peluru karet, menargetkan bagian tubuh dan kepala," ujar salah satu mahasiswa Al Quds, yang takut untuk menyebutkan namanya.
Masih belum jelas jumlah korban terluka dalam bentrokan tersebut.
Tapi, petugas medis Palestina mengatakan banyak orang yang terkena peluru karet dan terluka di bagian atas tubuh mereka.
Petugas medis Palestina menambahkan banyak juga orang yang menderita gangguan pernafasan akibat gas air mata.
(Republika/ABNS)
Dilansir dari Arab News, Selasa (3/11), Israel telah mulai membangun dinding dan pagar penghalang di Tepi Barat, yang pada 2002 menjadi puncak intifadhah kedua Palestina atau perjuangan melawan agresi.
Mereka berdalih pembangunan itu penting untuk menjaga keamanan.
Perampasan lahan Palestina oleh Israel semakin sering terjadi dengan mencuri bagian demi bagian dari wilayah Palestina.
Bentrokan meletus setelah mahasiswa Palestina di Universitas Al Quds di Abu Dis berkumpul di bawah dinding penghalang yang memisahkan kota itu dari Yerusalem, untuk berdemonstrasi menentang tindakan Israel.
Para demonstan ditarik kembali ke kampus, dan menghujani polisi perbatasan Israel yang mendekati gerbang. Pasukan Israel membalas dengan menembakkan peluru karet, gas air mata dan granat kejut sebelum memaksa membuka gerbang universitas dan masuk ke dalam.
"Para polisi masuk dan menembakkan granat ke kiri dan kanan. Mereka menembaki kami dengan peluru karet, menargetkan bagian tubuh dan kepala," ujar salah satu mahasiswa Al Quds, yang takut untuk menyebutkan namanya.
Masih belum jelas jumlah korban terluka dalam bentrokan tersebut.
Tapi, petugas medis Palestina mengatakan banyak orang yang terkena peluru karet dan terluka di bagian atas tubuh mereka.
Petugas medis Palestina menambahkan banyak juga orang yang menderita gangguan pernafasan akibat gas air mata.
(Republika/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email