Majelis Tinggi Islam Iraq mengecam Perjanjian Balfour, dan menilai rezim Zionis Israel sebagai biang seluruh krisis dan peperangan yang mengguncang Timur Tengah.
Demikian pernyataan ini disampaikan oleh Majelis Tinggi Islam Iraq, seperti dilansir al-Sumaria News, dalam rangka memperingati hari ke-100 dari Perjanjian Balfour.
Majelis Tinggi Islam Iraq mengajak seluruh negara dan bangsa di Timur Tengah supaya saling bekerja sama untuk melawan rezim busuk penjajah Palestina tersebut.
“Perdamaian hanya akan terwujud dengan semangat kerja sama yang dimiliki oleh seluruh negara Timur Tengah dalam melawan rezim busuk Israel. Kelanggengan rezim ini hanya akan terwujud berkat kemusnahan seluruh negara dan penyulutan api fitnah,” tandas pernyataan Majelis Tinggi Islam Iraq melanjutkan.
Pernyataan tersebut kembali menegaskan, “Setelah Perjanjian Balfour, seluruh kawasan Timur Tengah satu demi satu dilanda krisis. Syuhada, korban terluka, dan anak-anak yatim telah menjadi korban. Setelah bertahun-tahun dari perjanjian kelam itu, perang, pengungsian, dan tiranisme terus berlanjut. Keputusan Parlemen Iraq untuk melarang pengibaran bendera Israel di setiap titik Iraq adalah sebuah langkah penting untuk melawan sebuah rezim perampas dan lalim yang selalu mengancam keamanan dan perdamaian seluruh bangsa dunia.”
“Majelis Tinggi Islam Iraq menghimbau kepada seluruh partai dan bangsa merdeka dunia supaya menetapkan Israel sebagai pelaku kriminal, serta melakukan seluruh upaya untuk mengalahkan konspirasi dan mendukung garis muqawamah untuk melawan Zionis,” tukasnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email