Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, kembali menyampaikan komentar keras soal Amerika Serikat (AS). Kali ini, Khamenei menyebut AS sebagai musuh nomor satu Iran.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (2/11/2017), komentar terbaru dari Khamenei ini disampaikan dalam pidato yang disiarkan televisi Iran. Komentar terbaru ini menyangkut soal keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mencabut dukungan bagi kesepakatan nuklir Iran.
"Kekejaman Amerika terhadap bangsa Iran ... Amerika adalah musuh nomor satu negara kita ... Kita tidak akan pernah menerima bully-an mereka terhadap kesepakatan nuklir," tegas Khamenei dalam pernyataannya.
Bulan lalu, Trump menjauhkan diri dari negara-negara berpengaruh dunia dengan menolak untuk memberikan sertifikasi reguler, hal yang harus dilakukannya sebagai Presiden AS setiap 90 hari. Di bawah kesepakatan bernama Rencana Aksi Menyeluruh Gabungan (JCPoA) yang tercapai tahun 2015 itu, Iran sepakat membatasi program pengayaan uranium sebagai balasan atas pencabutan sanksi internasional.
Jika sertifikasi tidak diberikan, maka Kongres memiliki opsi untuk mengajukan aturan baru guna menerapkan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran yang sebelumnya dicabut atau ditangguhkan. Jika tidak ada aturan baru, Trump mengancam akan mematikan kesepakatan itu.
Pengawas nuklir PBB berulang kali mensertifikasi Iran selalu mematuhi kesepakatan itu. Namun Trump menuding Iran melanggar kesepakatan itu dan menyebut kesepakatan itu tidak cukup kuat untuk menghalangi ambisi nuklir Iran.
Selain AS, kesepakatan nuklir Iran itu juga ditandatangani oleh China, Prancis, Inggris, Jerman, Rusia dan Uni Eropa. Negara-negara itu mengecam keputusan Trump dan kompak untuk memegang teguh kesepakatan itu.
Khamenei sendiri terus mengecam AS secara publik sejak kesepakatan nuklir itu tercapai pada tahun 2015. Dia menyatakan permusuhan Iran dengan AS tidak akan berubah. Sejak revolusi Iran tahun 1979, terutama setelah 52 warga AS disandera mahasiswa Iran selama 444 hari, kedua negara memutuskan hubungan diplomatik.
(Reuters/Detik-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email