Di dalam doa Arafah, manusia terlepas dari keyakinan kepada dirinya sendiri, dimana satu-satunya perlindungan dan tempat keyakinan adalah Allah swt.
Shabestan News Agency, Hujjatul Islam Ali Farakh dalam sebuah kajian akhlaqnya nya menjelaskan bahwa pada hakikatnya falsafah dari sebuah doa bukan hanya untuk memohon ampunan, akan tetapi selain dapat menyucikan manusia dari segala dosa dan kesalahan juga dapat mengenal hakikat dirinya sendiri.
Ia menambahkan, semua manusia memiliki kemampuan yang sangat luar biasa, dimana untuk sampai padanya manusia harus lebih dulu mengenal keburukan-keburukan yang ada dalam dirinya, salah satu caranya ialah dengan berdoa dan memohon kepada Allah swt.
Doa adalah pencarian jati diri dan batin dalam diri manusia atau pandangan yang mendalam terhadap dirinya, dimana berdoa dengan penuh ketakutan dan ketundukan adalah buah dari pengenalan ini, terang Hujjatul Islam Ali Farakh.
Lebih lanjut Hujjatul Islam Ali Farakh menuturkan, Allah swt kepada hamba-hamba-Nya lebih pengasih dari pada ibu mereka sendiri, dan siapapun yang meminta perlindungan pada-Nya niscaya ia akan melindungi siapapun makhluq-Nya.
Amirul Mukminin Ali as yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah swt, tidak pernah yakin terhadap dirinya sendiri, sebagaimana di suatu hari saat Rasulullah saww mengabarkan kepadanya tentang kesyahidannya, Imam Ali as bertanya kepada Rasul saww apakah saat itu agama berada dalam diriku?.
Di dalam doa Arafah, manusia terlepas dari keyakinan kepada dirinya sendiri, dimana satu-satunya perlindungan dan tempat keyakinan adalah Allah swt, demikian jelasnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email