.
Oleh Dina Y. Sulaeman
Kata beberapa pengamat politik yang
secara selintas saya dengar di televisi atau saya baca di media online,
Debat Capres hanya akan bermanfaat untuk swing voters (mereka
yang belum menentukan pilihan), sementara bagi pemilih fanatik, apapun
yang dikatakan Capres lawan, tidak akan memberi efek.
Sebagai seorang swing voter yang
sejak 2001 mulai aktif menulis tentang perjuangan Palestina,
terus-terang saja, saya respek pada pernyataan Jokowi dalam Debat Capres
tadi malam (22/6/2014): akan membantu kemerdekaan Palestina dan akan mendukung masuknya Palestina sebagai negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Memang sangat mungkin, apa yang
disampaikan Jokowi adalah ‘jualan’ atau hasil masukan timses-nya yang
paham, bahwa di luar sana ada banyak swing voter yang pro-Palestina. Tapi, menurut saya, yang penting itu adalahkeberanian Jokowi mengucapkannya. Sehingga, saya kelak bisa mengkritiknya bila dia tidak melakukan apa yang diucapkannya itu. Sama seperti saya bisa mengkritik Tifatul Sembiring menteri
dari PKS, yang tak melakukan apa yang selama ini digembar-gemborkan PKS
melalui demo-demo mereka. Surat terbuka saya untuk Tifatul bisa dibaca
di sini:http://dinasulaeman.wordpress.com/2010/02/06/selamat-datang-israel-surat-untuk-pak-tifatul/
Dan pagi ini, saya membaca sebuah berita
di media online sungguh mengecewakan (tapi, tidak mengejutkan, karena
itu artinya bersesuaian dengan mantan Presiden PKS, Tifatul), Presiden
PKS Anis Matta menyebut misi Jokowi soal Palestina itu tidak penting.
Saya membandingkan dengan beberapa media online lain, untuk mengecek
akurasinya kalimat Anis ini, di media lain kata ‘penting’ memang tak
diucapkan, tapi rupanya itu penambahan redaktur sesuai dengan konteks
yang ditangkap. Selengkapnya kalimat Anis:
Bisnis.com:
“Tidak (terlalu penting), jadi itu bukan suatu yang spesifik. Itu sudah ada dalam konstitusi kita,”
Beritasatu.com:
“Tidak (penting),” kata Anis singkat saat ditanya wartawan usai debat capres di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Minggu (22/6).
Lagipula, menurut dia, membantu kemerdekaan Palestina adalah tugas konstitusi.
“Bagi siapa yang memimpin pemerintahan. Jadi itu bukan suatu yang spesifik. Itu sudah ada dalam konstitusi kita,” kata Anis.
Merdeka.com:
“Tidak, jadi itu bukan suatu yang spesifik. Hal itu sudah ada dalam konstitusi kita,” kata dia usai debat capres ketiga di hotel Holiday Inn Jakarta Utara, Minggu (22/6)
Bagi saya, bila memang benar Anis Matta (PKS) mendukung Palestina, dia seharusnya menyampaikan apresiasi, sebagaimana Prabowo berkali-kali dengan sikap ‘ksatria’ berani
membenarkan pendapat Jokowi dalam Debat Capres ketika memang
dianggapnya benar. Tapi, sekali lagi, saya tidak heran dengan sikap Anis
ini, karena bersesuaian dengan sikap Tifatul. Bersesuaian pula dengan
sikap Wasekjen PKS yang mendukung AS untuk melakukan serangan militer ke
Suriah. Bersesuaian pula dengan sikap diam PKS atas nasib warga
Sampang-Madura yang terlunta-lunta hingga kini hanya gara-gara mereka
bermazhab Syiah. Padahal, menurut hukum internasional, status warga
Sampang adalah Internally Displaced Person, yang sama persis seperti nasib orang Palestina yang hidup di wilayah Israel (selengkapnya baca:Mengungsi Tapi Bukan Pengungsi:http://dinasulaeman.wordpress.com/2012/12/04/mengungsi-tapi-bukan-pengungsi/). Bagaimana mungkin PKS berkoar-koar demo membela Palestina, tetapi membiarkan ada IDP di negeri sendiri?
Dan, bersesuaian pula dengan puisi cinta Anis Matta untuk Osama bin Laden.
Osama, di mata Anis adalah pejuang Islam pendiri Al Qaida. Seandainya
dia mau mempelajari dengan detil, dia akan menemukan bahwa selama
‘karir’ Al Qaida menebarkan teror di berbagai penjuru dunia atas nama
Islam, korban nyawa terbanyak justru orang Islam sendiri (dan keuntungan
terbesar diraih oleh perusahaan-perusahaan militer AS). Bisa dibaca di
makalah saya ini: Perang Melawan Terorisme dan Politics of Fear http://dinasulaeman.wordpress.com/2012/11/16/perang-melawan-terorisme-dan-politics-of-fear/
Dan, hakikat Al Qaida semakin terungkap
hari demi hari: Al Qaida ini telah menjelma menjadi ISIS yang sangat
brutal, di Suriah, Irak, dan bila berhasil menguasai Irak, dipastikan
mereka akan melanjutkan operasi terornya ke Jordania dan Kuwait (dan
Iran). Tentang korelasi aktivitas ISIS yang bersesuaian dengan
target-target Israel di Timur Tengah, sudah beberapa kali saya tulis di
blog ini (dan di buku saya Prahara Suriah). Salah satunya, The Oded Yinon’s Plan: http://dinasulaeman.wordpress.com/2013/07/22/the-oded-yinons-plan/
Dan terakhir, saya ingin menujukan
tulisan ini untuk mereka yang masih belum memahami mengapa kita harus
membela Palestina? Mengapa tidak fokus mengurusi negeri sendiri yang
masih carut-marut?
Ada satu sebab pentingnya:
Israel ‘hidup’ hingga hari ini, mampu melanjutkan kejahatannya di
Palestina, tak pernah bisa diajak bernegosiasi secara adil demi
kehidupan damai di Palestina, berkat suplai uang dari seluruh dunia,
melalui perusahaan-perusahaan transnasional (terutama minyak dan gas)
yang dikuasai oleh orang-orang kaya Zionis. Demi meraup uang
sebanyak-banyaknya, mereka berbuat makar di berbagai penjuru dunia lewat
aktivitas ekonomi kotornya. Ini membuat Gilad Atzmon (penulis Yahudi
yang gigih mengkritik Israel dan Zionisme) menyimpulkan, “Kita semua ini adalah bangsa Palestina dan kita memiliki satu musuh yang sama (yaitu Israel)”
Jadi, Palestina adalah kita.
Selengkapnya, bisa dibaca beberapa tulisan lama saya berikut ini:
- Mengapa Harus Bela Palestina Sementara Banyak Orang Susah di Sini?http://dinasulaeman.wordpress.com/2010/06/05/mengapa-harus-bela-palestina-sementara-banyak-orang-susah-di-sini/
- Ekonomi Politik Global: Dominasi Dollar Penjajahan The Fed dan Penjajahan Israel Atas Palestina http://dinasulaeman.wordpress.com/2010/09/18/ekonomi-politik-global-dominasi-dollar-penjajahan-the-fed-penjajahan-israel-atas-palestina/
- Israel Inside: http://dinasulaeman.wordpress.com/2012/02/28/israel-inside-2/#more-788
- Kamu Kan Juga Pake? http://dinasulaeman.wordpress.com/2010/04/30/437/
- Selamat Datang Israel (Surat Terbuka Untuk Tifatul Sembiring)http://dinasulaeman.wordpress.com/2010/02/06/selamat-datang-israel-surat-untuk-pak-tifatul/
- Mengapa Palestina? http://dinasulaeman.wordpress.com/2013/08/01/mengapa-palestina/
(dan lain-lain, bisa klik kategori ‘Palestina’ di blog ini).
Post a Comment
mohon gunakan email