Pesan Rahbar

Home » » Jokowi, Anis, dan Palestina

Jokowi, Anis, dan Palestina

Written By Unknown on Saturday 5 July 2014 | 03:12:00

.
Kata beberapa pengamat politik yang secara selintas saya dengar di televisi atau saya baca di media online, Debat Capres hanya akan bermanfaat untuk swing voters (mereka yang belum menentukan pilihan), sementara bagi pemilih fanatik, apapun yang dikatakan Capres lawan, tidak akan memberi efek.
Sebagai seorang swing voter yang sejak 2001 mulai aktif menulis tentang perjuangan Palestina, terus-terang saja, saya respek pada pernyataan Jokowi dalam Debat Capres tadi malam (22/6/2014): akan membantu kemerdekaan Palestina dan akan mendukung masuknya Palestina sebagai negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Memang sangat mungkin, apa yang disampaikan Jokowi adalah ‘jualan’ atau hasil masukan timses-nya yang paham, bahwa di luar sana ada banyak swing voter yang pro-Palestina. Tapi, menurut saya, yang penting itu adalahkeberanian Jokowi mengucapkannya. Sehingga, saya kelak bisa mengkritiknya bila dia tidak melakukan apa yang diucapkannya itu. Sama seperti saya bisa mengkritik Tifatul Sembiring menteri dari PKS, yang tak melakukan apa yang selama ini digembar-gemborkan PKS melalui demo-demo mereka. Surat terbuka saya untuk Tifatul bisa dibaca di sini:http://dinasulaeman.wordpress.com/2010/02/06/selamat-datang-israel-surat-untuk-pak-tifatul/
Dan pagi ini, saya  membaca sebuah berita di media online sungguh mengecewakan (tapi, tidak mengejutkan, karena itu artinya bersesuaian dengan mantan Presiden PKS, Tifatul), Presiden PKS Anis Matta menyebut misi Jokowi soal Palestina itu tidak penting. Saya membandingkan dengan beberapa media online lain, untuk mengecek akurasinya kalimat Anis ini, di media lain kata ‘penting’ memang tak diucapkan, tapi rupanya itu penambahan redaktur sesuai dengan konteks yang ditangkap. Selengkapnya kalimat Anis: 
Bisnis.com:
“Tidak (terlalu penting), jadi itu bukan suatu yang spesifik. Itu sudah ada dalam konstitusi kita,”
Beritasatu.com:
“Tidak (penting),” kata Anis singkat saat ditanya wartawan usai debat capres di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Minggu (22/6).
Lagipula, menurut dia, membantu kemerdekaan Palestina adalah tugas konstitusi.
“Bagi siapa yang memimpin pemerintahan. Jadi itu bukan suatu yang spesifik. Itu sudah ada dalam konstitusi kita,” kata Anis. 
Merdeka.com:
“Tidak, jadi itu bukan suatu yang spesifik. Hal itu sudah ada dalam konstitusi kita,” kata dia usai debat capres ketiga di hotel Holiday Inn Jakarta Utara, Minggu (22/6)
Bagi saya, bila memang benar Anis Matta (PKS) mendukung Palestina, dia seharusnya menyampaikan apresiasi, sebagaimana Prabowo berkali-kali dengan sikap ‘ksatria’ berani membenarkan pendapat Jokowi dalam Debat Capres ketika memang dianggapnya benar. Tapi, sekali lagi, saya tidak heran dengan sikap Anis ini, karena bersesuaian dengan sikap Tifatul. Bersesuaian pula dengan sikap Wasekjen PKS yang mendukung AS untuk melakukan serangan militer ke Suriah. Bersesuaian pula dengan sikap diam PKS atas nasib warga Sampang-Madura yang terlunta-lunta hingga kini hanya gara-gara mereka bermazhab Syiah. Padahal, menurut hukum internasional, status warga Sampang adalah Internally Displaced Person, yang sama persis seperti nasib orang Palestina yang hidup di wilayah Israel (selengkapnya baca:Mengungsi Tapi Bukan Pengungsi:http://dinasulaeman.wordpress.com/2012/12/04/mengungsi-tapi-bukan-pengungsi/). Bagaimana mungkin PKS berkoar-koar demo membela Palestina, tetapi membiarkan ada IDP di negeri sendiri?
Dan, bersesuaian pula dengan puisi cinta Anis Matta untuk Osama bin Laden. Osama, di mata Anis adalah pejuang Islam pendiri Al Qaida. Seandainya dia mau mempelajari dengan detil, dia akan menemukan bahwa selama ‘karir’ Al Qaida menebarkan teror di berbagai penjuru dunia atas nama Islam, korban nyawa terbanyak justru orang Islam sendiri (dan keuntungan terbesar diraih oleh perusahaan-perusahaan militer AS). Bisa dibaca di makalah saya ini: Perang Melawan Terorisme dan Politics of Fear http://dinasulaeman.wordpress.com/2012/11/16/perang-melawan-terorisme-dan-politics-of-fear/
Dan, hakikat Al Qaida semakin terungkap hari demi hari: Al Qaida ini telah menjelma menjadi ISIS yang sangat brutal, di Suriah, Irak, dan bila berhasil menguasai Irak, dipastikan mereka akan melanjutkan operasi terornya ke Jordania dan Kuwait (dan Iran). Tentang korelasi aktivitas ISIS yang bersesuaian dengan target-target Israel di Timur Tengah, sudah beberapa kali saya tulis di blog ini (dan di buku saya Prahara Suriah). Salah satunya, The Oded Yinon’s Plan: http://dinasulaeman.wordpress.com/2013/07/22/the-oded-yinons-plan/
Dan terakhir, saya ingin menujukan tulisan ini untuk mereka yang masih belum memahami mengapa kita harus membela Palestina? Mengapa tidak  fokus mengurusi negeri sendiri yang masih carut-marut?
Ada satu sebab pentingnya: Israel ‘hidup’ hingga hari ini, mampu melanjutkan kejahatannya di Palestina, tak pernah bisa diajak bernegosiasi secara adil demi kehidupan damai di Palestina, berkat suplai uang dari seluruh dunia, melalui perusahaan-perusahaan transnasional (terutama minyak dan gas) yang dikuasai oleh orang-orang kaya Zionis. Demi meraup uang sebanyak-banyaknya, mereka berbuat makar di berbagai penjuru dunia lewat aktivitas ekonomi kotornya. Ini membuat Gilad Atzmon (penulis Yahudi yang gigih mengkritik Israel dan Zionisme) menyimpulkan, “Kita semua ini adalah bangsa Palestina dan kita memiliki satu musuh yang sama (yaitu Israel)”
Jadi, Palestina adalah kita. 
Selengkapnya, bisa dibaca beberapa tulisan lama saya berikut ini:
  1. Mengapa Harus Bela Palestina Sementara Banyak Orang Susah di Sini?http://dinasulaeman.wordpress.com/2010/06/05/mengapa-harus-bela-palestina-sementara-banyak-orang-susah-di-sini/
  2. Ekonomi Politik Global: Dominasi Dollar Penjajahan The Fed dan Penjajahan Israel Atas Palestina http://dinasulaeman.wordpress.com/2010/09/18/ekonomi-politik-global-dominasi-dollar-penjajahan-the-fed-penjajahan-israel-atas-palestina/
  3. Israel Inside: http://dinasulaeman.wordpress.com/2012/02/28/israel-inside-2/#more-788
  4. Kamu Kan Juga Pake?  http://dinasulaeman.wordpress.com/2010/04/30/437/
  5. Selamat Datang Israel (Surat Terbuka Untuk Tifatul Sembiring)http://dinasulaeman.wordpress.com/2010/02/06/selamat-datang-israel-surat-untuk-pak-tifatul/
  6. Mengapa Palestina? http://dinasulaeman.wordpress.com/2013/08/01/mengapa-palestina/
(dan lain-lain, bisa klik kategori ‘Palestina’ di blog ini).
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: