Propaganda Republika dan Antaranews atas Krisis Irak
LiputanIslam.com —
Semakin hari, pemberitaan media-media besar tanah air semakin
memprihatinkan. Sebut saja Detikcom, Vivanews, Tempo, dan kini,Republika
Online dan Antaranews terkait krisis Irak, semuanya sepakat memberikat
predikat “Sunni” kepada Daulah Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Republika menyatakan, “Gerilyawan Sunni
yang dipimpin kelompok Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) merebut tiga
kota di Provinsi Anbar.” Dalam artikel tersebut, Republika mencantumkan
bahwa sumber beritanya adalah Antaranews. Dan dari penelusuran pada
artikel Antaranews, berita tersebut bersumber dari Reuters, media Barat.
Penyimpangan informasi ini sudah ditulis
berkali-kali di Liputan Islam, dengan ulasan mendalam yang diperkuat
dengan data-data valid dan analisis dari para pakar, dan akan terus kami
sampaikan, bahwa predikat “Sunni” untuk kelompok teroris ISIS adalah
tidak benar.
Silahkan baca ulasan kami di link-link berikut ini:
- http://liputanislam.com/multimedia/seruan-ulama-sunni-di-basra-lawan-teroris-takfiri/
- http://liputanislam.com/tabayun/membongkar-propaganda-wall-street-journal/
- http://liputanislam.com/berita/internasional/timur-tengah/majelis-ulama-ahlussunnah-irak-keluarkan-fatwa-perang-terhadap-isis/
- http://liputanislam.com/berita/internasional/timur-tengah/pm-irak-jangan-gunakan-istilah-sunni-syiah/
- http://liputanislam.com/berita/internasional/timur-tengah/majelis-ulama-ahlussunnah-irak-keluarkan-fatwa-perang-terhadap-isis/
- http://liputanislam.com/tabayun/detik-com-malas-atau-sengaja/
- http://liputanislam.com/berita/internasional/timur-tengah/universitas-al-azhar-islam-berlepas-diri-dari-isis-seperti-serigala-berlepas-diri-dosa-anak-anak-yakub-as/
- http://liputanislam.com/tabayun/membongkar-propaganda-vivanews-atas-irak/
- http://liputanislam.com/analisis/dan-kini-muslim-sunni-pun-difitnah/
- http://liputanislam.com/berita/fokus/ini-dia-kiat-media-anti-irak-menyokong-isis/
- http://liputanislam.com/tabayun/propaganda-arrahmah-dan-tempo-atas-krisis-irak/
.
Zaid Hamid, seorang Muslim Sunni yang
menjadi analis bidang pertahanan dari Pakistan, mengungkapkan bahwa
ISIS dan kelompok-kelompok teroris lainnya, tidak terkait dengan Sunni,
tapi mereka adalah Khawarij pelaku bid’ah yang melayani agenda plot
anti-Islam. Khawarij adalah kelompok ultra-radikal yang menolak sejak
awal baik Sunni dan Syiah.
Hamid berpendapat bahwa kelompok-kelompok
ultra-radikal mendestabilisasi Pakistan, Suriah dan Irak memang telah
melangkah di luar rambu-rambu Islam, dan memerangi Islam dan umat Islam
demi Zionisme dan imperialisme.
Indonesia, dengan NU dan Muhammadiyah
sebagai representasi dari “Sunni” atau Ahlussunah wal Jama’ah atau kaum
yang mengikuti sunah-sunah dari Kanjeng Nabi, apakah akan menerima jika
kelompok teroris ISIS yang menebarkan teror dan permusuhan, yang
memenggal kepala dan memamerkannya di depan kamera, yang menjarah
bank-bank pemerintah, yang menghancurkan makam-makam bersejarah –
disebut sebagai “Sunni” ? Jika menerima, bukankah artinya adalah NU =
ISIS, Muhammadiyah= ISIS? Baik NU maupun Muhammadiyah terkenal dengan
sikapnya yang moderat, toleran, dan sangat menghargai perbedaan. Tidak
layak disandingkan apalagi disama-samakan dengan teroris yang
meneriakkan takbir sebelum membunuh.
Kevin Barret, seorang pengamat politik
Timur Tengah bahkan tidak ragu-ragu untuk mengatakan, bahwa pelabelan
“Sunni” kepada ISIS adalah fitnah terhadap kaum Ahlussunah wal Jama’ah
yang terkenal moderat dan toleran.
Menurutnya, dalam kasus apapun,
sesungguhnya Muslim Sunni di dunia sedang difitnah setiap kali media
menyebut ISIS sebagai “Sunni.” Sudah saatnya Muslim Sunni menolak
pembunuhan karakter atas keyakinan mereka. Mungkin, mereka harus
mengajukan gugatan terhadap media yang menyebarkan fitnah ini. (ba)
Post a Comment
mohon gunakan email