Nabi Muhammad Saw adalah pribadi yang sangat sabar. Beliau begitu tegar menghadapi segala kesulitan dan sikap keras kepala orang-orang Musyrik. Tapi ketika sikap mereka sudah melampaui batas, Nabi Saw mengutuk mereka dan berkata, "Ya Allah! Jadikan kondisi paceklik kepada orang-orang Musyrik yang zalim ini, sama seperti tahun-tahun paceklik di masa nabi-Mu, Yususf, sehingga mereka mengambil pelajaran dan melihat kemurkaan-Mu dengan matanya sendiri."
Beberapa waktu setelah itu terjadi kekeringan di kota Mekah dan masyarakat mengalami masa-masa sulit. Hewan ternak mereka mati dan tanah garapan mereka menjadi kering. Akhirnya mereka terpaksa menemui Nabi Muhammad Saw dan meminta maaf kepada beliau. Mereka memohon kepada beliau agar berdoa dan meminta agar kekeringan yang terjadi ini segera berakhir. Mereka mengatakan, "Bila kekeringan telah berakhir, kami akan beriman kepadamu."
Nabi Muhammad Saw yang sangat pengasih ini menerima permintaan mereka dan berdoa. Masa kekeringan telah berakhir. Air kembali mengalir di sungai dan tanah garapan pertanian mereka mulai kembali subur. Tapi ternyata orang-orang Musyrik ini tetap tidak mau mengambil pelajaran. Bahkan dengan kurang ajar mereka menyebut Nabi Saw sebagai orang gila dan tetap melanjutkan perbuatan buruk mereka.
Allah Swt dalam surat ad-Dukhan ayat 12-14 menukil kembali sikap mereka yang tidak mau mengambil pelajaran, "(Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman." Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata, "Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila." ( / )
Sumber: http://alhassanain.org
Post a Comment
mohon gunakan email