Pesan Rahbar

Home » » Mutiara Suci Ahlul Bait as

Mutiara Suci Ahlul Bait as

Written By Unknown on Wednesday, 23 July 2014 | 22:37:00

“Sesungguhnya puncak keteguhan adalah tawadhu”. Salah seorang bertanya kepada Imam, ”Apakah tanda-tanda tawadhu itu?” Beliau menjawab: hendaknya kau senang pada majlis yang tidak memuliakanmu, memberi salam kepada orang yang kau jumpai, dan meninggalkan perdebatan sekalipun engkau di atas kebenaran”.



Sabda Imam Ali As:
  • Janganlah engkau mencari kehidupan hanya sekedar untuk makan.  Akan tetapi carilah makan agar engkau dapat hidup.
  • Sesuatu yang paling merata manfaatnya adalah kematian orang-orang jahat
  • Janganlah engkau mengecam Iblis secara terang-terangan, padahal engkau adalah temannya dalam kesunyian.
  • Akal seorang penulis itu terletak pada pena-nya.
  • Kawan sejati adalah belahan ruh, sedangkan saudara adalah belahan badan.
  • Janganlah engkau mengucapkan sesuatu yang engkau sendiri tidak suka jika orang lain mengucapkannya atasmu.
  • Biadab adalah penyebab segala keburukan.
  • Galilah ilmu pengetahuan sejak kecil, pasti engkau akan beruntung ketika besar.
  • Lebih baik engkau memilih kalah (mengalah) sedang engkau sebagai orang yang bijak daripada engkau memilih menang, akan tetapi engkau sebagai pelaku kezaliman.
Sepuluh keutamaan ilmu dibanding harta:
  • Ilmu adalah warisaan Rasullulah,sedang harta adalah warisan Firaun. Sebab itu ilmu lebih baik dari harta.
  • Engkau harus menjaga hartamu,sedang ilmu menjagamu. Jadi,ilmu lebih utama.
  • Seseorang yang berharta mempunyai banyak musuh,sedang orang yang berilmu mempunyai banyak kawan.Karenanya ilmu lebih bernilai.
  • Ilmu lebih mulia dari harta,karena ilmu akan berkembang bila dibagi-bagikan,sedang harta akan susut bila dibagi-bagikan.
  • Ilmu lebih baik sebab orang yang berilmu cenderung untuk menjadi dermawan,sedang orang berharta cenderung untuk menjadi kikir dan pelit.
  • Ilmu lebih aman karena dia tidak dapat dicuri,sedang harta dapat dicuri.
  • Ilmu lebih tahan lama karena tidak rusak oleh waktu atau sebab dipakai,sedang harta bisa rusak.
  • Ilmu lebih bernilai karena tanpa batas,sedang harta terbatas dan bisa dihitung.
  • Ilmu lebih bermutu karena dia dapat menerangi pikiran,sedang harta cenderung untuk membuat pikiran tidak fokus.
  • Ilmu lebih utama karena dia mengajak manusia untuk mengabdi kepada Tuhan mengingat makhluk-Nya yang lemah dan terbatas,sedang harta mendorong manusia menganggap dirinya sebagai Tuhan dengan memandang rendah orang-orang yang lebih miskin darinya.
Sabda Imam Husain As:
  • “Aku tidak melihat kematian melainkan kebahagiaan, sedang hidup bersama orang-orang zalim adalah kehinaan”.
  • “Manusia telah menjadi budak dunia, sedang agama hanya pengakuan lisan belaka.  Selagi agama memakmurkan kehidupannya, mereka akan memegangnya, namun bila mereka ditimpa musibah, betapa sedikitnya mereka yang teguh”.
  • Kepada putranya Ali Zainal Abidin as., Imam Husain as berkata: “Wahai anakku, berhati-hatilah dari berlaku zalim terhadap seseorang yang tidak menemukan pembela di hadapanmu kecuali Allah”.
“Sesungguhnya ada sebagian orang yang beribadah kepada Allah karena mengharap rahmat Allah, yang demikian itulah ibadahnya pedagang, ada pula yang menyembah Allah karena takut akan siksa-Nya, yang demikian itulah ibadahnya para budak, dan ada pula.

Sabda Imam Ali Zainal Abidin As:
  • “Wahai anakku! Waspadalah terhadap lima macam manusia, dan janganlah kau bersahabat dan seperjalanan dengan mereka:
  1. “Jauhilah bersahabat dengan pendusta karena dia seperti fatamorgana mendekatkan orang yang jauh dari engkau dan menjauhkan orang dekatmu.
  2. “Jauhilah bersahabat dengan orang fasik karena dia akan menjualmu dengan sesuap nasi atau selainnya.
  3. “Jauhilah bersahabat dengan orang kikir karena dia akan membiarkanmu ketika engkau membutuhkannya.
  4. Jauhilah bersahabat dengan orang dungu (tolol) karena dia hanya ingin memanfaatkanmu dan mencelakakanmu.
  5. “Dan jauhilah bersahabat dengan orang yang suka memutuskan silaturahmi, karena aku mendapatinya terlaknat di kitab Allah.
  • Dalam pesannya kepada sang putra Imam Muhammad Al-Baqir as., Imam Ali Zainal Abidin as. mengatakan, “Berbuat baiklah kepada setiap orang yang menuntut kebaikan. Jika ia adalah orang yang berhak menerima kebaikanmu, maka engkau telah melakukan hal yang semestinya, tapi jika ia tidak berhak menerima kebaikanmu, maka engkau sungguh telah berhak mendapatkan kebaikan.
“Jika seseorang mencacimu dari sebelah kanan dan beralih ke sebelah kiri, lalu meminta maafmu, maka terimalah permintaannya”.

Sabda Imam Ja’far As:
  • “Waspadalah terhadap tiga orang; pengkhianat, pelaku zalim, dan pengadu domba. Sebab, seorang yang berkhianat demi dirimu, ia akan berkhianat terhadapmu, dan seorang yang berbuat zalim demi dirimu, ia akan berbuat zalim terhadapmu, juga seorang yang mengadu domba demi dirimu, ia pun akan melakukan hal yang sama terhadapmu”.
  • “Tiga manusia sebagai sumber kebaikan; manusia yang mengutamakan diam (tidak banyak bicara), manusia yang tidak melakukan ancaman, dan manusia yang banyak berdzikir kepada Allah”.
  • “Sesungguhnya puncak keteguhan adalah tawadhu”. Salah seorang bertanya kepada Imam, ”Apakah tanda-tanda tawadhu itu?” Beliau menjawab: hendaknya kau senang pada majlis yang tidak memuliakanmu, memberi salam kepada orang yang kau jumpai, dan meninggalkan perdebatan sekalipun engkau di atas kebenaran”.
  • Seorang laki-laki seringkali mendatangi Imam Ja’far as, kemudian dia tidak pernah lagi datang. Tatkala  Imam as. menanyakan keadaannya, seseorang menjawab dengan nada sinis, “Dia seorang penggali sumur”. Imam as membalasnya, ”Hakekat  seorang lelaki ada  pada akal budinya, kehormatannya ada pada agamanya, kemuliannya ada pada ketakwaannya, dan semua manusia sama-sama sebagai bani Adam”.
  • “Hati-hatilah terhadap orang yang teraniaya, karena doanya akan terangkat sampai ke langit”.
  • “Ulama adalah kepercayaan para rasul. Dan  bila kau temukan mereka  telah percaya pada penguasa, maka curigailah ketakwaan mereka”.
  • “Tiga perkara yang mengeruhkan kehidupan; penguasa zalim, tetangga  yang buruk, dan perempuan pencarut. Dan tiga perkara yang tidak akan damai dunia ini tanpanya, yaitu keamanan, keadilan dan kemakmuran”.
Sabda Imam Musa Al-Kazim As:
  • “Katakan yang hak, walaupun akan mendatangkan kerugian kepadau”.
  • “Jika engkau menjadi seorang pemimpin yang bertakwa, maka seharusnya engkau bersyukur kepada Allah  atas anugerah ini”.
  • “Bersikap tegaslah dan keras terhadap orang-orang zalim sehingga engkau dapat merebut haq orang-orang mazlum (yang teraniaya) darinya”.
  • “Kebaikan yang utama adalah menolong orang-orang yang tertindas”.
  • “Dunia ini berkulit halus dan cantik, ibarat seekor ular namun  menyimpan racun pembunuh di dalamnya”.
Sabda Imam Ali Ar-Ridha As:
  • “Barang siapa yang tidak berterima kasih kepada orang tuanya, maka dia tidak bersyukur kepada Allah swt.”
  • “Barang siapa yang selalu mengawasi dirinya, niscaya akan beruntung, dan barang siapa melalaikannya, pasti akan merugi”.
  • “Sebaik-baik akal adalah kesadaran seseorang akan dirinya sendiri”.
  • “Bila seorang mukmin marah, maka kemarahannya tidak akan mengeluarkan dirinya dari bersikap benar. Dan jika ia senang, maka kesenangannya tidak akan menghanyutkannya ke dalam kebatilan.  Dan jika ia punya kekuatan, ia tidak akan merebut lebih dari haknya”.
  • “Sesungguhnya Allah membenci orang-orang yang menceritakan kejelekan orang dan orang yang mendengarkannya serta orang yang banyak bertanya”.
Sabda Imam Al-Jawad As:
  • “Kehormatan seorang mukmin ialah ketakbergantungannya pada orang lain”.
  • “Seorang mukmin senantiasa membutuhkan tiga perkara: taufiq dari Allah, penasehat dari dalam dirinya, dan menyambut setiap orang yang menasehatinya”.
  • “Hari Keadilan itu lebih mengerikan bagi orang zalim daripada hari perlakuan zalim terhadap orang teraniaya”.
  • “Neraca kesempurnaan harga diri seseorang ialah meninggalkan apa saja yang tidak membuat dirinya indah”.
  • “Kematian manusia karena dosa-dosanya itu lebih banyak ketimbang kematiannya karena ajalnya, dan hidupnya seseorang karena kebajikannya itu lebih banyak daripada hidupnya dengan (takdir) umurnya”.
Sabda Imam Al-Hadi As:
  • “Barang siapa yang taat kepada Allah, maka ia tidak akan kuatir terhadap kekecewaan makhluk”.
  • “Barang siapa yang tunduk pada hawa nafsunya, maka ia tidak akan selamat dari kejelekannya”.
  • “Barang siapa yang rela tunduk terhadap hawa nafsunya, maka akan banyak orang-orang yang tidak suka padanya”.
  • “Kemarahan itu terdapat pada orang-orang yang memiliki kehinaan”.
  • “Pelaku kebaikan itu lebih baik daripada kebaikan itu sendiri. Sedang pelaku keburukan itu lebih buruk daripada keburukan itu sendiri”.
  •  ”Cercaan itu lebih baik dari pada kedingkian”.
  • Beliau berkata kepada Al-Mutawakkil, “Janganlah engkau menuntut janji kepada orang yang telah engkau khianati”.
Sabda Imam Hasan Al-Askari As: 
  • “Tidak ada kemuliaan bagi orang yang meninggalkan kebenaran, dan tidak ada kehinaan bagi orang yang mengamalkannya”.
  • “Dua perkara yang tidak ada sesuatu pun yang lebih unggul di atas keduanya: iman kepada Allah dan kawan yang bermanfaat”.
  • “Keberanian seorang anak terhadap orang tuanya di masa kecil akan mendorongnya kepada kedurhakaan terhadapnya di saat dewasa”.
  • “Bukan termasuk kebajikan menampakkan kegembiraan di hadapan seorang yang sedih”.
  • “Cukup bagimu sebuah pelajaran yang  menjauhkanmu dari segala yang tidak kau sukai dari orang lain”.
  • “Seluruh keburukan telah terkumpul  dalam satu rumah, dan kuncinya adalah dusta”.

(ABNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: