Pesan Rahbar

Home » , , , » Saudara Sepersusuan Rasulullah yang Menjadi Tawanan Perang Hunain

Saudara Sepersusuan Rasulullah yang Menjadi Tawanan Perang Hunain

Written By Unknown on Thursday 4 September 2014 | 01:52:00


Rasulullah saw diketahui sebagai anak semata wayang yang tak memiliki saudara kandung, namun beliau memiliki banyak saudara sepersusuan. Di antaranya adalah Asy-Syaima' yang merupakan putri Halimah As-Sa'diyah, ibu susu Rasulullah. Namanya pun masih dikenang dan digunakan masyarakat Arab untuk menamai putri mereka sebagai tanda kehormatan atas jasanya merawat Rasulullah saw.
Selama lima tahun, bersama ibunya, Asy-Syaima' merawat dan mengasuh Rasulullah saw. Suatu hari ketika menimang-nimang Muhammad kecil, Asy-Syaima' berkata, “Wahai Tuhanku, jagalah Muhammad sampai kami melihatnya tumbuh dewasa. Kemudian kami ingin melihatnya sebagai seorang pemimpin yang disegani. Hancurkanlah para musuhnya dan orang yang dengki kepadanya serta berikanlah dia kemuliaan yang kekal selamanya.”
Doa tersebut didengar Abu Urwah al-Azdi yang menyatakan betapa indah untaian kata yang diucapkan Asy-Syaima'. Ia pun berdoa semoga doa Asy-Syaima' dikabulkan Allah swt.
Suatu ketika, setelah memenangkan perang Hunain, kaum Muslimin memperoleh banyak harta rampasan dan tawanan perang. Di antara tawanan perang itu terdapat Asy-Syaima' Binti Harits, saudara sepersusuannya.
Ketika itu, kuda yang ditunggangi Rasulullah berhenti mendadak dan enggan jalan lagi. Para sahabat berusaha sekuat tenaga untuk menyeret kuda tunggangan Rasul. Namun tetap tak bergeming. Tak lama kemudian Asy-Syaima mendekati sekumpulan Muslimin dan mengatakan bahwa ia adalah sahabat mereka. Lalu ia mendekati Rasulullah dan menunjukkan tanda bahwa ia adalah saudara sepersusuannya. Sambil berkata “Wahai Nabi, saya adalah saudarimu.” Rasul mengenalinya dan seketika berdiri menyambut Asy-Syaima'. Beliau menggelar surbannya, lalu dengan santun dan penuh haru mempersilakan Asy-Syaima' duduk di atasnya.
Rasulullah segera menanyakan Asy-Syaima' tentang keinginannya pulang ke kampung halaman. Jika Asy-Syaima' mau, Rasulullah menawarkan untuk mengantarkannya. Meski demikian, beliau meminta agar Asy-Syaima tinggal lebih lama dan menetap di sana.
Asy-Syaima lebih memilih dipulangkan ke kaumnya. Ia pun mengikrarkan dirinya sebagai Muslimah dan Rasul menghadiahinya seekor unta serta tiga budak laki-laki dan seorang budak perempuan.
Begitulah, sikap yang ditunjukkan Rasulullah saw, selalu menghormati dan memperlakukan saudaranya dengan baik, sekalipun bukan saudara kandung. Mereka yang berjasa dalam kehidupan Rasulullah sudah selayaknya kita kenang dan mengambil pelajaran darinya.
 
Sekian.
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: