“Sesungguhnya urusan
(–perintahNya), apabila Dia menghendaki sesuatu (terjadi dan menjadi), Dia
berfirman, “Jadilah!”. Maka jadilah" (–sesuatu itu) (al Qur’an Surah Yaasin:
82).
Teori medan kuantum
menggambarkan bahwa semua benda yang ada merupakan keadaan atau pola dari
energi yang terisolasi dan dinamis. Keadaan latar belakang dari energi yang
tidak tereksitasi juga disebut hampa kuantum (Quantum Vacuum).
Suatu benda ketika diikat menjadi banyak ikatan (dieksitasi menjadi berbagai
energi), akan tampak sebagai manifestasi yang banyak. Semua benda yang ada
adalah hasil eksitasi ruangan hampa kuantum, sehingga ruang hampa ada sebagai
pusat dari segala benda. Energi ruangan hampa mendasari sekaligus menembus
kosmos. Karena diri kita sendiri bagian dari kosmos, energi ruang hampa pasti
mendasari dan memasuki diri kita. Tidak ada pusat kosmik tertentu dalam fisika
Newton, gaya gravitasi hanyalah kekuatan yang hadir di antara benda atau materi
di mana pun berada.
[1]
Chaos
atau Kekacauan
Sebelum ada sesuatu yang
nyata, adalah suatu ruang hampa kuantum, lautan dengan segala potensi, namun
tidak ada yang nyata. Tidak ada materi, tidak ada ruang, waktu, tetapi sesuatu
yang tidak dapat kita gambarkan. Dunia yang mungkin berkelip-kelip di
sekeliling garis existence, akan tetapi tidak satu pun yang mempunyai energi
untuk bertahan. Demikianlah kisah dari para saintis.
[2]
Gaia
Kemudian, alias pada
sekuel selanjutnya (yang barangkali mirip film-film aksi Hollywood itu),
sesuatu yang tidak dapat dirubah terjadi. Satu dunia yang mungkin, satu massa
pinjaman yang tak beraturan, merebut saatnya yang singkat, dan menyusun
struktur. Dan dalam sekejap mata, ia telah melepaskan diri dari asal-usulnya.
Sebelum adanya ruang dan waktu, struktur itu belum berbentuk melingkar,
tertutup, tanpa awal atau akhir. Dalam ungkapan kasar kita menyebut struktur
itu “superstring”.
[3]
Polaritas
Alam semesta primer
membagi wujudnya menjadi dua. Wujud yang satu tetap sebagai massa dan energi.
Wujud yang satu lagi menjadi ruang/waktu dan gravitasi, seperti
diungkapkan Einstein, sang jenius yang berkorespondesi dengan ulama Muslim
Syi’ah, yang dikabarkan kemudian menjadi Muslim Syi’ah setelah membaca Isra’
Mikraj-nya Nabi Muhammad dan ucapan-ucapannya Ali Bin Abi Thalib Karramallahu
Wajhah. Kedua entitas tersebut menjadi seimbang, berpasangan dan kini berada di
luar jangkauan kekacauan. Kini, alam semesta pun mulai berkembang.
[4]
Materi
dan Energi
Desakan kekuatan gravitasi
terlalu kuat. Tak ada satu pun yang melepaskan diri dari cengkramannya. Alam
semesta pun dengan cepat kembali pada kekacauan dan berakhir. Namun,
manifestasi pertama dari hampa kuantum, medan Higgs mempunyai kekuatan yang
lembut. Dan dalam sekejap dunia pun mengembang, dan kekuatan gravitasi menjadi
jauh labih lemah. Medan Higgs kronis sebagaimana Anda menyebutnya,
merupakan landasan bagi semua yang kini berkembang.
[5]
Bintang-bintang
Alam semesta didominasi
petir radiasi kosmik. Tak ada kekuatan yang bisa terbentuk. Semuanya adalah
plasma, seperti yang ada pada bintang saat ini (dari sains plasma inilah saat
ini kita mengenal istilah TV Plasma). Ketika dunia menjadi dingin, setelah
300.000 tahun materi tidak lagi dipercepat oleh radiasi kosmik. Prinsip-prinsip
lain mempunyai gilirannya sendiri. Galaksi dan bintang dapat membentuk diri
dalam kedamaian. Namun radiasi background (kosmik) hingga saat ini masih
terdeteksi.
[6]
Unsur-unsur
Bintang-bnitang yang
pertama seluruhnya terbuat dari api: gas yang dingin di antara mereka adalah
udara. Namun, dalam bintang, unsur yang lebih berat diinkubasi. Ketika sebuah
bintang mati, unsur-unsur ini tersebar ke angkasa. Dari debu-debu ini dibuat
bintang-bintang baru, yang kini memiliki planet-planet kuat yang terbentuk dari
keempat unsur kuno itu.
[7]
Kehidupan
Ini adalah titik-balik.
Bumi yang padat telah muncul. Hingga kini alam semesta sedikit menjadi lebih
padat, lembab, dan terbagi menjadi bagian-bagian. Namun, di luar materi yang
lebih dingin dan mati ini, struktur yang lebih kompleks dan lembut dapat
terbentuk. Yang pertama adalah bebatuan, Kristal, dan senyawa kimia.
Selanjutnya mahluk hidup dan mahluk berjiwa. Pendakian yang panjang dan lambat
dari eksistensi untuk kembali pada sumbernya telah dimulai.
[8]
Jiwa
Kekuatan dan partikel yang
menciptakan bintang dan selanjutnya menciptakan bintang dan selanjutnya
menciptakan planet-planet, menciptakan tubuh-tubuh kita juga (–manusia yang
seringkali arogan dan dungu, sebagaimana dikatakan Imam Ali Bin Abi Thalib
Karramallahu Wajhah, ketika mengkritik kita yang acapkali tidak bersyukur
sebagaimana dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw bahwa kita dapat mengenali Tuhan
kita dengan melihat dan memikirkan ayat-ayatNya (–tanda-tandaNya), baik yang
tekstual maupun yang kauniyah).
Sebagian orang menganggap
bahwa pikiran dan jiwa kita mengikuti irama yang sama. Ketahuilah kita adalah
mikrokosmos, yang bila dipikirkan secara mendalam, jauh lebih rumit,
sebagaimana ditegaskan oleh Syahid Ayatullah Murtadha Muthahhari.
(Sulaimandjaya/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email