Pesan Rahbar

Home » » Sains Surah Yasin –Teori Medan Kuantum

Sains Surah Yasin –Teori Medan Kuantum

Written By Unknown on Friday 28 November 2014 | 21:30:00


Sesungguhnya urusan (–perintahNya), apabila Dia menghendaki sesuatu (terjadi dan menjadi), Dia berfirman, “Jadilah!”. Maka jadilah" (–sesuatu itu) (al Qur’an Surah Yaasin: 82).
Teori medan kuantum menggambarkan bahwa semua benda yang ada merupakan keadaan atau pola dari energi yang terisolasi dan dinamis. Keadaan latar belakang dari energi yang tidak tereksitasi juga disebut hampa kuantum (Quantum Vacuum). Suatu benda ketika diikat menjadi banyak ikatan (dieksitasi menjadi berbagai energi), akan tampak sebagai manifestasi yang banyak. Semua benda yang ada adalah hasil eksitasi ruangan hampa kuantum, sehingga ruang hampa ada sebagai pusat dari segala benda. Energi ruangan hampa mendasari sekaligus menembus kosmos. Karena diri kita sendiri bagian dari kosmos, energi ruang hampa pasti mendasari dan memasuki diri kita. Tidak ada pusat kosmik tertentu dalam fisika Newton, gaya gravitasi hanyalah kekuatan yang hadir di antara benda atau materi di mana pun berada. 
[1] Chaos atau Kekacauan
Sebelum ada sesuatu yang nyata, adalah suatu ruang hampa kuantum, lautan dengan segala potensi, namun tidak ada yang nyata. Tidak ada materi, tidak ada ruang, waktu, tetapi sesuatu yang tidak dapat kita gambarkan. Dunia yang mungkin berkelip-kelip di sekeliling garis existence, akan tetapi tidak satu pun yang mempunyai energi untuk bertahan. Demikianlah kisah dari para saintis. 
[2] Gaia
Kemudian, alias pada sekuel selanjutnya (yang barangkali mirip film-film aksi Hollywood itu), sesuatu yang tidak dapat dirubah terjadi. Satu dunia yang mungkin, satu massa pinjaman yang tak beraturan, merebut saatnya yang singkat, dan menyusun struktur. Dan dalam sekejap mata, ia telah melepaskan diri dari asal-usulnya. Sebelum adanya ruang dan waktu, struktur itu belum berbentuk melingkar, tertutup, tanpa awal atau akhir. Dalam ungkapan kasar kita menyebut struktur itu “superstring”. 
[3] Polaritas
Alam semesta primer membagi wujudnya menjadi dua. Wujud yang satu tetap sebagai massa dan energi. Wujud yang satu lagi menjadi ruang/waktu  dan gravitasi, seperti diungkapkan Einstein, sang jenius yang berkorespondesi dengan ulama Muslim Syi’ah, yang dikabarkan kemudian menjadi Muslim Syi’ah setelah membaca Isra’ Mikraj-nya Nabi Muhammad dan ucapan-ucapannya Ali Bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah. Kedua entitas tersebut menjadi seimbang, berpasangan dan kini berada di luar jangkauan kekacauan. Kini, alam semesta pun mulai berkembang. 
[4] Materi dan Energi
Desakan kekuatan gravitasi terlalu kuat. Tak ada satu pun yang melepaskan diri dari cengkramannya. Alam semesta pun dengan cepat kembali pada kekacauan dan berakhir. Namun, manifestasi pertama dari hampa kuantum, medan Higgs mempunyai kekuatan yang lembut. Dan dalam sekejap dunia pun mengembang, dan kekuatan gravitasi menjadi jauh  labih lemah. Medan Higgs kronis sebagaimana Anda menyebutnya, merupakan landasan bagi semua yang kini berkembang. 
[5] Bintang-bintang
Alam semesta didominasi petir radiasi kosmik. Tak ada kekuatan yang bisa terbentuk. Semuanya adalah plasma, seperti yang ada pada bintang saat ini (dari sains plasma inilah saat ini kita mengenal istilah TV Plasma). Ketika dunia menjadi dingin, setelah 300.000 tahun materi tidak lagi dipercepat oleh radiasi kosmik. Prinsip-prinsip lain mempunyai gilirannya sendiri. Galaksi dan bintang dapat membentuk diri dalam kedamaian. Namun radiasi background (kosmik) hingga saat ini masih terdeteksi. 
[6] Unsur-unsur
Bintang-bnitang yang pertama seluruhnya terbuat dari api: gas yang dingin di antara mereka adalah udara. Namun, dalam bintang, unsur yang lebih berat diinkubasi. Ketika sebuah bintang mati, unsur-unsur ini tersebar ke angkasa. Dari debu-debu ini dibuat bintang-bintang baru, yang kini memiliki planet-planet kuat yang terbentuk dari keempat unsur kuno itu. 
[7] Kehidupan
Ini adalah titik-balik. Bumi yang padat telah muncul. Hingga kini alam semesta sedikit menjadi lebih padat, lembab, dan terbagi menjadi bagian-bagian. Namun, di luar materi yang lebih dingin dan mati ini, struktur yang lebih kompleks dan lembut dapat terbentuk. Yang pertama adalah bebatuan, Kristal, dan senyawa kimia. Selanjutnya mahluk hidup dan mahluk berjiwa. Pendakian yang panjang dan lambat dari eksistensi untuk kembali pada sumbernya telah dimulai. 
[8] Jiwa
Kekuatan dan partikel yang menciptakan bintang dan selanjutnya menciptakan bintang dan selanjutnya menciptakan planet-planet, menciptakan tubuh-tubuh kita juga (–manusia yang seringkali arogan dan dungu, sebagaimana dikatakan Imam Ali Bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah, ketika mengkritik kita yang acapkali tidak bersyukur sebagaimana dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw bahwa kita dapat mengenali Tuhan kita dengan melihat dan memikirkan ayat-ayatNya (–tanda-tandaNya), baik yang tekstual maupun yang kauniyah). 
Sebagian orang menganggap bahwa pikiran dan jiwa kita mengikuti irama yang sama. Ketahuilah kita adalah mikrokosmos, yang bila dipikirkan secara mendalam, jauh lebih rumit, sebagaimana ditegaskan oleh Syahid Ayatullah Murtadha Muthahhari.
(Sulaimandjaya/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: