Pesan Rahbar

Home » » Indonesia negara Islam terbesar, Jokowi harus bela Rohingya

Indonesia negara Islam terbesar, Jokowi harus bela Rohingya

Written By Unknown on Wednesday 20 May 2015 | 04:27:00

Imigran Rohingya di perairan Thailand. (Foto: AFP/Christophe Archambault)

Sebagai negara berpenduduk Muslim, Indonesia diminta segera mengambil sikap bagi 581 pengungsi etnis Rohingya yang terdampar di Aceh Utara, sepekan terakhir. Nasib pengungsi etnis Rohingya tersebut makin terombang-ambing usai beberapa negara terang-terangan menolak untuk menampung mereka.

Thailand, salah satu negara yang kebanjiran pengungsi Rohingya, menggelar forum mengundang 15 negara lainnya, pada 29 Mei mendatang. Topik yang dibahas adalah mencari solusi atas pelarian ribuan etnis Rohingya dan Bangladesh ke Asia Tenggara. Presiden Myanmar, Thein Sein, turut diundang.

Malaysia mengaku sudah tidak sanggup menampung lebih banyak warga Rohingya. Ada 45 ribu pelarian dari Myanmar yang ditampung Negeri Jiran selama tiga tahun terakhir. Demikian pula pernyataan militer Thailand maupun Indonesia.

Sementara pemerintah Indonesia menyatakan segera menyelidiki para muslim Rohingya asal Myanmar dan warga Bangladesh yang terdampar di Aceh sepekan terakhir. Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia A. M. Fachir mengatakan, akan ada koordinasi antara kementerian dan lembaga terkait seperti Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

"Pemerintah pertama akan menginvestigasi penyebab, dan sebagainya. Selanjutnya akan ada koordinasi antara kementerian dan lembaga. Kita juga mungkin akan melibatkan IOM," ujar Wamenlu saat ditemui di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (11/5).

Menurut Wamenlu Fachir, proses investigasi merupakan hal yang biasa. Investigasi dimaksudkan untuk mencari apa penyebab dari terdamparnya mereka di Aceh.

Diperkirakan sejak pekan lalu ada 8.000 muslim Rohingya terapung di lautan. Nyaris 600 orang memasuki wilayah peraian Indonesia, lalu ditampung di Aceh Utara.

Sementara 4.000 pengungsi memasuki wilayah Langkawi, Malaysia. Sisanya masih berada di lautan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Indonesia atau Malaysia tidak mengusir para pengungsi itu.

Bahkan, Thailand mengusir kapal-kapal Rohingya lainnya selama lima hari terakhir kembali ke perairan internasional. Mayoritas pengungsi terombang-ambing di lautan tanpa makanan, obat, dan persediaan air yang memadai.

Channel News Asia melaporkan, di kapal yang masih belum bisa mendarat ke Malaysia atau Indonesia, muncul pertikaian antara pengungsi Rohingya dan Bangladesh untuk memperebutkan makanan. Warga Rohingya ini ditawari calo penyelundup menuju Malaysia untuk mencari kerja, tapi kemudian ditinggalkan karena bahan bakar kapal habis.

Sebagian besar pengungsi lari dari Myanmar, untuk menghindari pembantaian etnis mayoritas Rakhine yang terjadi pada 2012. Kala itu, muncul isu beberapa warga Rohingya memperkosa perempuan Buddhis, sehingga pecah konflik berlatar sentimen agama.

Namun, pemerintah Myanmar menolak desakan internasional, maupun tekanan dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand, agar ikut memikirkan solusi atas pelarian ribuan warga muslim Etnis Rohingya sepekan terakhir. Myanmar malah menyatakan tidak akan pernah mengakui sebagai penyebab krisis kemanusiaan terbesar di Asia Tenggara ini.

"Kami menolak tuduhan bahwa Myanmar adalah sumber masalah migran ini," kata Kepala Kantor Kepresidenan Myanmar, Zaw Htay seperti dilansir Stasiun Televisi Aljazeera, Minggu (17/5).

(AFP/Channel-News-Asia/Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: