Hikmah-hikmah berikut ini adalah pesan arif billah Ayatullah Mirza Jawad Aqa Maliki Tabrizi tentang adab dan tata krama puasa di bulan Ramadhan. Hikah ini bisa kita temukan dalam buku al-Murāqabāt.
Dari sisi niat, orang yang berpuasa bisa diklasifikasikan dalam beberapa golongan:
Pertama, orang yang berpuasa dengan niat selain Allah, seperti ia berpuasa karena takut kepada masyarakat atau lantaran kebiasaan Muslimin.
Kedua, orang yang berpuasa faktor-faktor tersebut di atas dengan sedikit dicampur rasa takut kepada siksa Allah atau berharap pahala dari-Nya.
Ketiga, orang yang berpuasa lantaran takut kepada siksa atau ingin menggapai pahala.
Keempat, orang yang berpuasa lantaran takut siksa atau berharap pahala ditambah juga dengan niat ingin mendekatkan diri kepada Allah.
Kelima, orang yang berpuasa hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Sebagian orang bertindak sangat ekstrim dalam niat ini. Mereka berpandangan, orang yang telah sampai kepada tingkatan kesempurnaan tidak boleh melakukan sebuah tindakan dengan niat cinta atau takut kepada Allah dan ingin menggapai sebuah posisi di sisi-Nya. Ia harus berniat bahwa karena Allahlah yang hanya pantas untuk disembah. Menurut mereka, amalan yang dilakukan dengan niat ingin mendekatkan diri kepada-Nya adalah sebuah amalan yang tidak sempurna dan sebuah ibadah nafsu.
Tetapi, menurut saya, tak seorang pun dari para nabi atau malaikat muqarrab yang pernah bertindak demikian. Tentu, pandangan tersebut adalah sebuah pandangan yang sangat ekstrim. Dalam banyak hadis ditegaskan bahwa amal Rasulullah saw dan Amirul Mukminin as dilakukan dengan niat untuk menggapai keridaan Ilahi dan mendekatkan diri kepada-Nya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email