Ritual ibadah politik salat Jumat di Propinsi Rasyt, Iran, dipimpin oleh Hujjatul Islam Ismail Purreza. Ritual ini digelar di Mushalla Imam Khomeini yang terletak di jantung kota propinsi ini.
Isu perundingan nuklir Republik Islam Iran dengan kelompok P5+1 menjadi tema utama khutbah Jumat kali ini. Hujjatul Islam Purreza menekankan bahwa kamus paten para petinggi Amerika Serikat (AS) adalah kebohongan dan tipu muslihat.
“Selama musuh kita berpijak pada kebohongan dan tipu muslihat ini, proses perundingan nuklir kita tidak perlu dikhawatirkan,” ungkap Purreza.
Bukan hanya sebagai ahli pembohong dan tipu muslihat, lanjut Purreza, Barat juga ahli menuduh orang lain sedang berbohong. Semua itu dengan tujuan untuk merancaukan masalah.
Hujjatul Islam Purreza juga mengisyaratkan aneka ragam kekhawatiran tentang butir-butir kesepakatan final nuklir Iran dengan Barat. Tetapi, menurutnya, kekhawatiran ini tidak beralasan karena setiap butir kesepakatan harus dilegitimasi oleh Parlemen Republik Islam Iran.
“Seluruh aliran dan partai politik harus memperkuat hubungan dan dialog dengan Parlemen Iran. Mereka harus berkomitmen untuk menginformasikan setiap butir kebohongan yang terlihat dalam kesepakatan ini,” ujar Purreza.
Tentu, lanjut Purreza, apabila kesepakatan nuklir telah melanggar atau memburamkan garis-garis merah yang telah ditetapkan oleh Rahbar, maka rakyat Iran memiliki hak untuk protes.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email