Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Ehud Barak telah membeberkan rencana Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu Israel untuk menyerang langsung Iran pada 2009 silam. Bukan hanya sekali, namun tiga kali.
Kedati demikian, rencana yang didukung oleh PM Netanyahu itu ditolak oleh Kepala Angkatan Militer Israel saati itu, Jenderal Gaby Ashkenazi.
Menteri Pertahan Israel periode 2007-2013 itu membeberkan semuanya ketika diwawancarai oleh stasiun televisi swasta Channel 2 seperti dilansir dari AFP, Minggu (23/8/2015).
Barak menyatakan, ia dan Netanyahu pernah menyetujui rencana itu.
Namun, Kepala Angkatan Militer Israel saati itu, Jenderal Gaby
Ashkenazi, tidak memberikan respon positif.
“Penerus Ashkenazi, Benny Gantz mengatakan kepada pemimpin politik di
negara ini bahwa kemungkinan untuk menyerang Iran selalu ada, namun
kalian tahu keterbatasan dan risiko yang akan didapatkan,” ungkap Barak.
Selain itu, sambungnya, perwakilan militer dalam bidang pertahanan di
kabinet Israel, yaitu Moshe Yaalon and Yuval Steinitz juga tidak
menyetujui rencana itu. Alhasil, suara mayoritas yang diharapkan untuk
memuluskan rencana itu pun sirna.
Moshe Yaalon yangsaat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, ketika
itu memegang portfolio urusan yang strategis. Sedangkan Yuval Steinitz,
kini menjadi Menteri Energi dan Infrastruktur yang kemudian diangkat
menjadi Menteri Keuangan Israel.
Dirinya menambahkan, Israel kembali memiliki keinginan untuk menyerang
Iran pada 2012. Namun terpaksa ditangguhkan karena bertepatan dengan
latihan perang bersama Amerika Serikat (AS). “Ini akan cenderung
memalukan bagi Washington dan memberikan kesan jika AS terlibat langsung
dalam perang itu,” tuturnya.
Pada tahun 2013, Netanyahu menuding pendahulunya Ehud Olmert telah
menghabiskan dana hampir tiga miliar dolar sebagai persiapan untuk
menyerang Iran. Namun hal itu tidak pernah terwujud.
Selama bertahun-tahun, Netanyahu telah menyuarakan ancaman untuk
menggunakan opsi militer guna mencegah Iran mendapatkan program senjata
nuklir. Ia pun dengan tegas menolak kesepakatan nuklir internasional
yang berujung pada pencabutan sanksi ekonomi bagi Iran.
PM Netanyahu dan sebagian politisi Israel meyakini jika perjanjian
tersebut tidak akan mampu meredam keinginan Iran untuk mempunyai senjata
nuklir yang bisa digunakan untuk melawan Negara Zionis itu.
(Okezone/Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email