Pesan Rahbar

Home » » Organisasi UNESCO: Penghancuran Kuil Bersejarah Baal Shamin Suriah adalah Kejahatan Perang

Organisasi UNESCO: Penghancuran Kuil Bersejarah Baal Shamin Suriah adalah Kejahatan Perang

Written By Unknown on Thursday 27 August 2015 | 17:00:00


Organisasi Ilmiah, Kebudayaan dan Pendidikan PBB (UNESCO) menganggap peledakan kuil Baal Shamin di kota Palmyra, Suriah adalah sebuah kejahatan perang dan kerugian besar bagi kemanusiaan.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari situs Aljazira Online, Irina Bokova, Sekjen UNESCO, Minggu (24/8), dengan mengeluarkan sebuah statemen mengecam aksi kelompok teroris ISIS dalam peledakan kuil bersejarah Baal Shamin di kota Palmyra, Suriah dan menyebut aksi ini sebagai kejahatan perang.

“Para pelaku kejahatan yang telah memberikan kerugian besar bagi Suriah dan kemanusiaan ini harus diadili,” tambahnya.

Ban Ki-moon Mengecam Penghancuran Kuil Kuno di Palmyra
Sekjen PBB disamping mengecam penghancuran kuil kuno Baal Shamin di kota Palmyra, Suriah, juga menyebut aksi para teroris ini sebagai kejahatan perang.

Dia dengan mengungkapkan keprihatinan atas penghancuran kuil ini, juga mengecam aksi kelompok teroris ISIS karena telah memenggal seorang ilmuwan tua dan kepala urusan benda antik di Palmyra.

“Aksi brutal ini menambah daftar kejahatan kelompok ini dalam empat tahun terakhir di Suriah,” tegas Sekjen PBB.

Ban Ki-moon mengajak negara-negara penjuru dunia untuk bersatu dan mereaksi segera untuk mengakhiri aksi teroris ini.

Kuil Baal Shamin merupakan kuil bersejarah terpenting kedua diantara benda-benda antik kota Palmyra, dimana kurang lebih 3 bulan lalu telah diduduki kelompok teroris ISIS.

Koleksi arkeologi kota bersejarah Palmyra termasuk peninggalan-peninggalan yang dicatat dalam daftar warisan dunia UNESCO.

Militan ISIS, Minggu, meledakkan kuil tersebut, dengan menaruh sejumlah bahan peledak di kuil; demikian juga, kelompok teroris ini pekan lalu telah memenggal Khaled al-Asaad, seorang ilmuwan tua dan kepala urusan benda antik 2000 tahun di Palmyra, dan jasadnya di gantung di bundaran utama kota bersejarah Palmyra dan dipertontonkan di depan umum.

Arkeolog 82 tahun ini telah menjadi direktur barang-barang antik Palmyra selama 50 tahun dan ketika kota tempat kelahirannya diduduki ISIS, dia tidak meninggalkannya sampai pada akhirnya teroris ISIS menawannya dan mengeksekusinya.

ISIS telah menguasai kota bersejarah Palmyra pada tanggal 21 Mei, yang dikenal sebagai warisan dunia oleh UNESCO, kebanyakan benda-benda antik yang ada di museum kota ini sudah dikosongkan sebelum masuknya teroris ISIS; meski demikian, para teroris telah menghancurkan situs-situs bersejarah, milik para pemuka Islam.

(IQNA/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: