Reuters memuat sebuah makalah yang mengupas perilisan film Muhammad Rasulullah saw di Iran dan luar Iran, serta penentangan para ulama Ahli Sunnah dan sikap Universitas Al-Azhar terhadap pemutaran film karya Majid Majidi ini.
Sami Yusuf adalah salah satu penyanyi dan musician yang memiliki andil dalam produksi film ini.
Ketika menanggapi pelarangan yang dinyatakan oleh para ulama Ahli Sunnah untuk menonton film ini, Sami Yusuf menekankan bahwa mayoritas reaksi ini hanyalah bersifat politis.
“Saya yakin, para ulama Al-Azhar dan mereka yang mengkritik pedas film ini belum pernah menonton film tersebut. Penentangan mereka lebih banyak dipengaruhi oleh kehadiran kultur Iran dalam film ini,” ujar Sami Yusuf.
Menurut Sami Yusuf, sungguh sangat memalukan hingga kini hanya diproduksi dua buah film tentang Rasulullah. Sementara itu, sudah banyak film yang diproduksi untuk mengisahkan biografi Nabi Isa dan para nabi yang lain.
Sami Yusuf menegaskan, apabila kami berhasil memperkenalkan kepribadian Rasulullah saw kepada dunia melalui film ini, tentu kami telah melakukan banyak keberhasilan.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Al-Azhar hanya mengutarakan satu pernyataan pendek: masalah ini telah tuntas sebelum. Syariat melarang kita menampakkan wajah para nabi.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email