Lima tahun sudah berlalu Suriah mengalami konflik. Rakyat Suriah sudah kehilangan apapun yang mereka miliki, harta benda, tempat tinggal, keluarga dan lain sebagainya. Lebih dari itu, kehidupan sehari-hari mereka pun terancam kekerasan dan teror yang bisa terjadi kapan saja.
Berdasarkan yang dilaporkan Shinhuwa, rakyat Suriah tidak hanya kehilangan harta benda, rumah dan hal-hal materi saja, namun untuk hidup sehari-hari mereka pun berpontensi terancam tindak kekerasan dan aksi teror yang bisa terjadi kapan saja akibat ulah ISIS.
Ledakan-ledakan bom, tembakan-tembakan roket, bom bunuh diri, penganiayaan, kekerasan, semua itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagi warga Suriah.
Konflik Suriah mengakibatkan tingginya tingkat inflasi dan jumlah pengangguran. Hal itu sangat tidak menguntungkan bagi rakyat Suriah dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Sebagaimana yang diberitakan, mata uang Suriah selama empat tahun terakhir telah kehilangan 90% nilainya. Rakyatnya pun susah mendapatkan listrik, air dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Kondisi seperti itulah yang menyebabkan banyak orang bertekat untuk mengungsi ke tempat yang mereka anggap lebih baik, meskipun resikonya adalah mati di tengah jalan.
Peter Sutherland salah seorang pejabat PBB terkait nasib rakyat Suriah mengatakan, “Para pengungsi Suriah harus diperlakukan secara baik dan insani.”
Menurut data statistik yang didapat, sekitar empat juta jiwa warga Suriah telah mengungsi ke negara-negara tetangga dan hanya 12% saja di antara mereka yang tinggal di pengungsian-pengungsian resmi. Banyak juga pengungsi Suriah yang tidak diperlakukan secara manusiawi.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email