Selama embargo Barat berlaku, banyak kantor perniagaan Prancis telah libur sebagaimana kantor perniagaan di negara-negara Eropa yang lain.
Dari sejak dahulu kala, Prancis termasuk partner ekonomi penting Iran. Di samping perusahaan mobil, produk-produk rumah tangga Prancis seperti Tefal dan Molinex termasuk produk yang banyak ditemukan di pasar-pasar Iran sebelum ini.
Setelah embargo dan resolusi-resolusi PBB anti Iran, secara praktis seluruh aktifitas perusahaan dan deposito asing di Iran sampai menjamah batas minimal. Masa ini telah mempersiapkan lahan empuk bagi negara komunis China untuk “menjajah” pasar-pasar Iran dengan produk-produk tangan kedua. Mereka berhasil memanfaatkan kevakuman ini dengan sangat baik. Perusahaan mobil Dongfeng Motor pun berhasil mengambil posisi Citroën.
Akan tetapi, setelah JCPOA berhasil ditandatangani, Iran sekarang bisa melakukan lelang dan memilih para pemilik modal yang lebih menguntungkan kepentingan nasional Iran.
Dalam kondisi ini, sebuah kelompok yang beranggotakan para pemilik modal Prancis telah berkunjung ke Tehran untuk melakukan meeting-meeting perniagaan dengan para petinggi terkait Iran. Menurut laporan Financial Times, Peugeot Citroën dan Total termasuk raksasa industri Prancis yang masuk dalam kelompok ini.
Menurut pengakuan para sudagar Prancis, sekalipun Korea dan China sekarang aktif di pasar-pasar Iran, akan tetapi setiap orang ingin mengambil bagian dari cake perniagaan di Iran. Prancis berharap dapat menemukan kembali posisi mereka di pasar Iran.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email