Terjemahan Al-Quran Prof. Muhammad Nuri Usmanov termasuk terjemahan kitab samawi yang paling diminati dan yang paling banyak dicetak dalam bahasa Rusia, yang mana dia telah berupaya menyempurnakannya selama 23 tahun, yakni setara dengan masa Al-Quran saat diturunkan kepada Nabi (Saw).
Menurut laporan IQNA, cabang Asia Tengah, Hamid Sabir Farzam, Direktur Eksekutif IQNA menjelaskan masalah ini dalam acara peringatan Prof. Muhammad Nuri Usmanov, penerjemah Al-Quran dalam bahasa Rusia, yang diselenggarakan pada Kamis (3/9), di perpustakaan Lembaga Internasional Iranologi, di ibukota Rusia dan disela-sela pameran internasional buku Moskow ke-28.
Sejumlah para pejabat dan tokoh-tokoh ilmiah terkemuka, kebudayaan dan religi Iran dan Rusia seperti Ali Jannati, Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam; Hujjatul Islam wal Muslimin Sabir Akbari Jedi, wakil Rahbar di Rusia; Salihi, wakil Kebudayaan Kementerian Bimbingan; Mehdi Sanai, duta Iran di Rusia; Reza Maleki, Konsultan Kebudayaan Iran di Rusia; Mir Halaluddin Kazazi, dosen universitas Allamah Thabathabai; Ali Asghar Muhammad Khani, wakil internasional kota buku; Prof. Natalia Prigarina, Iranolog populer Rusia, Ibu Zamrud, delegasi Dagestan di majelis Duma Rusia; Direktur penerbit Biblio Globus, percetakan terbesar Rusia, akan berpidato dalam acara besar yang diprakarsai oleh IQNA ini.
Menteri Bimbingan lewat pidatonya, dengan mengucapkan rasa terimakasih kepada IQNA, juga mengungkapkan keprihatinan karena belum sempat melakukan pertemuan dengan Prof. Usmanov. “Adapun dia sebagai seorang Islamolog yang telah menerjemahkan Al-Quran dalam bahasa Rusia adalah hal yang patut untuk dipuji,” ucapnya.
Dia menambahkan, menurut para pemuka dan pakar, terjemahan ini termasuk terjemahan Al-Quran terbaik dalam bahasa Rusia dan saya dengar bahwa dia telah melakukan upaya yang patut diapresiasi dalam terjemahan Nahjul Balaghah.
Zamrud, wakil masyarakat Republik Dagestan di Duma dengan mengucapkan terimakasih atas penyelenggaraan acara peringatan Prof. Usmanov mengatakan, Tentunya akan diselenggarakan acara untuk memperingatinya, namun para pejabat Iran yang telah mengupayakan dan menyelenggarakan pertemuan ini hanya lewat satu bulan setelah meninggalnya dia, adalah hal yang patut dipuji dan memiliki rasa terimakasih tersendiri.
Sanai, Duta Iran di Rusia juga dalam pidatonya juga beterimakasih atas penyelenggaraan pertemuan dan pengokohan kedudukan Prof. Muhammad Nuri Usmanov ini.
Sanai mengatakan, “Usmanov adalah tokoh terkemuka dan penting di Rusia, yang banyak melakukan upaya dalam ranah terjemahan Al-Quran dan Shahnameh.”
“Ustad Usmanov termasuk salah satu ustad terkemuka sekolah Islamologi dan Iranologi di Rusia. Pertemuan yang diselenggarakan di tempat dan perpustakaan ini memiliki banyak manfaat. Karena dia telah melewatkan banyak umurnya di tempat ini,” imbuhnya.
Demikian juga, Sanai menegaskan, kami harus berupaya menjaga kantor Iranologi dan Islamologi di Rusia.
Hamid Sabir Farzam, Direktur Eksekutif IQNA dan termasuk penyelenggara acara ini juga dalam pidatonya menegaskan akan urgensitas besar ustad Usmanov.
Dia memulai dalam pidatonya, sesungguhnya kami berkumpul di sebelah pameran buku ini guna memperingati penerjembah buku agama, yang mana kemukjizatannya adalah kitab.
Lebih lanjut, dia mengisyaratkan sejarah terjemahan Al-Quran dalam bahasa Rusia. “Terjemahan Al-Quran pertama yang dilakukan di Rusia pada masa Peter Besar, yang tidak langsung dari bahasa Arab, namun diterjemahkan dari Perancis dan Inggris ke dalam bahasa Rusia dan karena inilah banyak memiliki kritikan-kritikan mendasar,” ucapnya.
Sabir Farzam menambahkan, beberapa terjemahan Al-Quran juga dikerjakan dari Arab ke Rusia, karena tidak ada pengusaan cukup para penerjemah dalam bahasa Arab dan juga ketidak muslimannya tidak lepas juga dari kritikan.
“Sejatinya dapat dikatakan bahwa Prof. Usmanov merupakan penerjemah pertama yang benar-benar menguasai bahasa Arab dan disamping itu juga menguasai bahasa Persia dan mengenal tafsir dan buku-buku Al-Quran yang ditulis dalam bahasa Persia dan karena inilah dia mengetengahkan terjemahan mudah dan manis dalam bahasa Rusia. Oleh karenanya, terjemahan Al-Quran dalam bahasa Rusia Usmanov termasuk terjemahan kitab samawi yang paling banyak diminati dan paling banyak dicetak dalam bahasa Rusia,” tegasnya.
Lebih lanjut, Sabir Farzam mengatakan, Ustad Usmanov sama sekali tidak meyakini terjemahan secara leterlek dan meyakini terjemahan harus berdasarkan pemindahan pemahaman. Demikian juga dia meyakini bahwa mendidik seorang penerjemah Al-Quran sejati dari Arab ke bahasa lainnya memerlukan waktu yang sangat panjang.
Direktur Eksekutif IQNA menegaskan, dia sangat sensitif, dimana terjemahan yang telah dilakukannya sangatlah mendetail dan karena inilah dia melakukannya kurang lebih selama 23 tahun dan sangat berupaya keras, dimana jumlah ini setara dengan 23 tahun masa diturunkannya Al-Quran kepada Rasulullah (Saw).
Demikian juga dia mengisyaratkan komunilkasi ilmiah ustad Usmanov dengan para pemuka, seperti Ayatullah Ma’rifat, Dr. Mufattih, Dr. Behesti, Ayatullah Musawi Ardebeli dan lain-lainnya, dan mengingatkan bahwa Usmanov banyak menggunakan pandangan-pandangan para pemuka ini dalam terjemahannya.
Di penghujung, Sabir Farzam mengharap bahwa program semacam ini masih akan terus berlanjut dan tidak mengizinkan nama dan kenangan penerjemah besar ini terlupakan.
(IQNA/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email