Pesan Rahbar

Home » » Doa Arofah Imam Husein As Bagian 2

Doa Arofah Imam Husein As Bagian 2

Written By Unknown on Thursday 24 September 2015 | 13:36:00

Suasana wukuf di Arafah

Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya

Ya Allah, duhai Yang memiliki kemudian menentukan (taqdir). Yang menentukan kemudian menguasai. Yang dilanggar namun menutupinya. Yang dimintai ampunan kemudian mengampuni. Wahai puncak pencari dan pendamba. Akhir harapan pengharap. Yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Yang menemui dan datang pada-Nya dengan penuh kasih sayang dan ampunan. Ya Allah kami menghadap kepada-Mu pada petang ini yang Engkau mulia-kan dengan Muhammad, Nabi dan Rasul-Mu, sebaik-baik pilihan-Mu dari makhluq-Mu. Yang Engkau percayai untuk menyampaikan wahyu (risa- lah)-Mu. Pembawa kabar gembira dan ancaman. Pelita yang terang benderang. Yang Engkau beri ni’mat dengannya pada kaum muslimin. Dan Engkau menjadikannya sebagai rahmat untuk sekalian alam.

Ya Allah limpahkan shalawat atas Muhammad dan keluarganya. Sebagaimana beliau berhak atas hal itu dari-Mu, Wahai Yang Maha Agung. Limpahkan shalawat atas beliau dan seluruh keluarganya yang terpilih dan suci. Liputilah dan karuniakanlah pada kami ampunan-Mu, sebanyak suara-suara dari berbagai bahasa yang memohonkan ampunan- Mu. Jadikanlah untuk kami pada petang ini – ya Allah- bagian dari setiap kebaikan yang Engkau bagikan di antara hamba-hamba-Mu. Dari setiap cahaya Yang Engkau berikan dengannya petunjuk. Dari setiap rahmat Yang Engkau tebarkan, dari setiap berkah Yang Engkau turunkan, dari setiap kesehatan yang Engkau hiaskan, dari setiap rizki Yang Engkau bentangkan Wahai Yang Maha Penyayang dari segala Yang Penyayang.

Ya Allah jadikanlah kami pada saat ini orang-orang yang beruntung, sukses, mabrur, mendapat (kemenangan). Janganlah Engkau jadikan kami dari orang-orang yang putus asa yang Engkau kosongkan kami dari rahmat- Mu dan Engkau sia-siakan apa yang kami harapkan dari karunia-Mu. Dan janganlah Engkau jadikan kami orang-orang yang tidak mendapatkan rahmat-Mu, yang tidak tercapai apa yang kami harapkan, yang putus asa dari pemberian-Mu, yang pulang dengan tangan hampa yang Engkau usir dari pintu (maaf) Mu.

Wahai Zat Yang Maha Pemurah dari yang pemurah. Kepada-Mu kami datang dengan penuh keyakinan, menuju Baitullah rumah-Mu dengan mengharapkan rasa aman, maka bantulah kami untuk menyelesaikan manasik haji kami, berilah ampunan dan maaf-Mu pada kami, maka telah kami ulurkan tangan kami sebagai tanda pengakuan kehinaan kami.

Ya Allah berilah kepada kami -pada petang ini- apa yang kami minta, cukupkanlah apa yang kami minta Engkau mencukupkannya, maka tidak ada yang dapat mencukupi kami selain-Mu. Tiada Tuhan untuk kami selain-Mu. Terlaksana atas kami hukum-Mu, meliputi kami ilmu-Mu, keadilan-Mu terhadap kami adalah keputusan-Mu, tentukanlah untuk kami kebaikan, dan jadikanlah kami dari golongan yang baik.

Ya Allah wajibkan untuk kami dengan kemurahan-Mu besarnya pahala, mulianya simpanan, berkesinambungannya kemudahan. Ampunilah seluruh dosa-dosa kami dan janganlah Engkau binasakan kami bersama orang-orang yang binasa, yang Engkau jauhkan kami dari kasih dan sayang- Mu. Wahai Yang Maha Penyayang dari yang penyayang.

Ya Allah jadikanlah kami -pada saat ini- dari golongan orang-orang yang meminta pada-Mu dan Engkau beri, yang mensyukuri- Mu dan Engkau tambah, yang lari pada-Mu dan Engkau terima, yang melepaskan dirinya dari seluruh dosa-dosanya pada-Mu maka Engkau beri ampunan, Wahai Yang Maha Agung dan Mulia.

Ya Allah bersihkan dan luruskan kami, terimalah kekhusyukan kami, duhai sebaik-baik yang dimintai. Wahai Yang Paling Pengasih. Yang tidak samar pada-Nya dari kedipan mata. Yang tidak dapat dihilangkan pada-Nya dari alam semesta. Yang tidak dapat di sembunyikan pada-Nya dari bisikan hati, sungguh semua itu telah diliputi oleh ilmu-Mu, pada keluasan kelembutan-Mu. Maha Suci dan Maha Tinggi Engkau dari apa yang dikatakan oleh orang- orang yang zalim. Bertasbih kepada-Mu langit yang tujuh, bumi dan yang ada di atasnya, dan tak ada satu pun kecuali bertasbih dengan memuji-Mu. Maka bagi-Mu segala pujian dan setingi-tinggi kemulyaan.

Wahai Zat Yang Maha Agung dan Mulia. Maha Pemberi Karunia dan Maha Kasih serta Sayang. Engkau adalah Dzat Yang Maha Dermawan. Maha Karim, Maha Pemaaf dan Maha Penyayang. Ya Allah lapangkan untukku rizki-Mu yang halal, sehatkanlah badanku, selamatkan agamaku, hilang kan ketakutanku, bebaskan aku dari neraka. Ya Allah jangan Engkau memakarku, membiarkanku dalam kesesatan, dan jauhkanlah dariku kejahatan jin dan manusia.

Kemudian Imam Husein a.s mengangkat kepalanya memandang ke langit dengan mencucurkan air mata yang sangat deras dan berteriak :
Wahai yang maha mendengar dari Yang mendengar, Mahamelihat dari Yang melihat. Yang paling cepat menghisab. Yang Maha Penyayang dari Yang Penyayang, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarganya, para pemimpin yang mulia.

Ya Allah aku memohon kepada-Mu hajatku, yang jika Engkau berikan kepadaku tidak membahayakanku. Yang jika Engkau cegah tidak memberikan manfaat kepadaku dari apa yang Engkau berikan. Aku memohon pada- Mu pembebasanku dari neraka. Tiada tuhan selain-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, milik-Mu kerajaan dan segala pujian, dan Engkau Maha Kuasa atas Segala Sesuatu. Wahai Tuhanku dan pemeliharaku. Ya Rabbi., Ya Rabbi., Ya Rabbi., Ya Rabbi..,

Wahai Tuhanku akulah yang faqir dalam (perasaan) kayaku, bagaimana aku tidak faqir dalam (perasaan) faqirku. Akulah yang bodoh dalam pengetahuanku bagaimana aku tidak bodoh dalam kebodohanku? Wahai Tuhanku sesungguhnya perubahan pengaturan-Mu dan cepatnya lipatan taqdir-Mu mencegah hamba-hamba-Mu yang arif untuk berdiam diri pada pemberian-Mu dan putus asa dari-Mu dalam ujian. Wahai Tuhanku akulah yang pantas menerima celaan, dan Engkaulah yang pantas menerima kemuliaan, wahai Tuhanku Engkau mensifati diri-Mu dengan kelemah lembutan dan kasih sayang padaku sebelum kelemahanku, apakah Engkau men-cegahku dari keduanya setelah aku dalam keadaan lemah?
Wahai Tuhanku jika nampak kebaikan dariku maka (sebenarnya) dari karunia-Mu dan Engkaulah yang berhak menuntutnya dariku, jika nampak dariku kejelekan maka bagi-Mu alasan (untuk menghukumku) dengan keadilan-Mu. Wahai Tuhanku bagaimana Engkau akan membiarkan diriku padahal Engkau yang memeliharaku, bagaimana aku akan ditindas padahal Engkau yang menolongku, dan bagaimana aku akan kecewa padahal Engkau yang menganugrahiku.

Inilah aku yang berperantara pada-Mu dengan kefaqiranku pada-Mu. Bagaimana aku berperantara pada-Mu dengan sesuatu yang mustahil akan sampai pada-Mu. Bagaimana aku akan mengadukan keadaan diriku pada- Mu padahal hal itu tidak samar bagi-Mu. Bagaimana aku melukiskan kata-kataku padahal itu dari-Mu dan tampak pada-Mu. Bagaimana Engkau menyia-nyiakan keinginanku padahal telah sampai pada-Mu.

Bagaimana Engkau tidak akan memperbaiki keadaanku padahal dengan-Mu terlaksana. Wahai Tuhanku alangkah lunaknya diri-Mu padahal sangat besar kebodohanku, alangkah besar rahmat-Mu padaku padahal sangat jelek amalku, alangkah dekatnya diri-Mu dariku dan alangkah jauhnya diriku dariMu, dan alangkah sayangnya diri-Mu padaku, maka apakah yang menghalangiku dari-Mu. Wahai Tuhanku aku tahu dengan adanya perubahan makhluq dan perpindahan keadaan, bahwa tujuan-Mu dariku adalah Engkau mengenalku dalam segala sesuatu sehingga tidak satupun yang tidak Engkau ketahui. Wahai Tuhanku setiap menjadi-kanku bisu kekurang ajaranku maka kemuliaan-Mu menjadikan aku berbicara. Dan setiap sifat-sifatku menjadikanku putus asa, maka karunia-Mu mendorongku.

Wahai Tuhanku barangsiapa yang kebaikannya adalah kejelekan, maka bagaimana kejelekannya bukan kejelekan, dan barang siapa yang haqiqat yang sebenarnya adalah dakwaan, maka bagaimana dakwaannya bukan dakwaan. Wahai Tuhanku hukum-Mu terlaksana, kehendak- Mu menguasai, tidak me-ninggalkan untuk pembicaraan bagi yang memiliki pembicaraan, dan keadaan bagi yang memiliki keadaan. Wahai Tuhanku berapa banyak ketaatan yang aku bina, keadaan yang aku pegang, keadilan-Mu meruntuhkan semua sandaranku padanya, bahkan menyedikitkanku darinya karunia-Mu.

Wahai Tuhanku sesungguhnya aku tahu bahwa diriku walaupun tidak rutin dariku ketaatan secara utuh, namun telah rutin dariku kecintaan dan kesungguhan, Wahai Tuhanku bagaimana aku akan berusaha (sungguh- sungguh) padahal Engkau adalah yang menguasai. Dan bagaimana aku tidak akan berusaha padahal Engkaulah yang menyuruh. Wahai Tuhanku perjalananku dalam (meneliti) makhluq (akibat) itu menjadikanku lebih jauh, maka kumpulkanlah aku dengan suatu pelayanan yang dapat menyampaikanku pada-Mu. Bagaimana dijadi-kan dalil atas keberadaan-Mu hal-hal yang masih bergantung -dalam keberadaannya- pada-Mu.

Adakah yang tampak selain-Mu yang bukan dari-Mu, sehingga dialah yang akan menampakkan keberadaan-Mu? Kapankah Engkau pernah gaib (tidak ada) sehingga butuh pada dalil (petunjuk) yang akan menunjukkan keberadaan-Mu? Dan kapankah Engkau pernah menjauh sehingga makhluq (akibat) yang akan menyampaikan ke (tempat)-Mu, sungguh buta mata yang tidak melihat-Mu, dan sungguh rugi seorang hamba yang tidak menjadikan untuk dirinya bagian dari cinta-Mu.

Wahai Tuhanku Engkau perintahkan aku untuk merujuk (kembali) pada makhluq (akibat) maka kembalikanlah diriku kepada- Mu dengan pakaian cahaya dan hidayah yang penuh ma’rifah, sehingga aku dapat kembali dari mereka kepada-Mu, sesung-guhnya Engkau Maha berkuasa atas segala sesuatu. Wahai Tuhanku inilah kehinaanku telah tampak di hadapanku, inilah keadaanku yang tidak samar bagi-Mu, dari-Mu aku menginginkan untuk sampai pada-Mu, dengan-Mu aku berdalil atas (keberadaan) Mu, maka berilah kami petunjuk dengan Nur- Mu untuk menuju-Mu, jadikan aku orang yang benar-benar menghamba pada-Mu.

Wahai Tuhanku berilah aku ilmu dari ilmu- Mu yang tersimpan, jagalah diriku dengan penjagaan-Mu yang kuat, realisasikan untukku kedekatan dengan-Mu, jadikan sulukku laksana suluk seorang yang telah tepikat hatinya dengan-Mu, cukupkanlah pengaturan-Mu padaku sehingga aku tidak butuh lagi pada pengaturanku, pilihan-Mu dari pilihanku. Wahai Tuhanku keluar kan diriku dari keraguan dan kemusyrikan, sebelum tiba kematianku. Dengan-Mu aku menang maka menangkanlah aku. Kepada- Mu aku bertawakkal (menyerah) maka janganlah Engkau tinggalkan diriku. Kepada- Mu aku memohon maka jangan Engkau mengecewakanku. Karunia-Mu yang aku inginkan maka janganlah Engkau mengharamkannya untukku. Kepada diri-Mu kudekatkan diriku maka janganlah Engkau jauhkan. Di pintu-Mu kuberdiri maka janganlah Engkau mengusir-ku.

Wahai Tuhan-ku Maha Suci keridhoan-Mu untuk terdapat alasan untuknya dari-Mu, maka bagaimana akan terdapat alasan baginya dariku. Wahai Tuhanku Engkaulah yang maha kaya dengan Dzat-Mu (dengan kekayaan-Mu sendiri) sehingga tidak butuh pada manfaat dari-Mu, maka bagaimana Engkau tidak maha kaya dan butuh padaku. Wahai Tuhanku Qadha’ dan Qadar-Mu menjadikanku berharap dan ketergantungan atas hawa nafsuku telah membelengguku, maka jadilah Engkau penolongku, sehingga Engkau memenang-kanku dan membukakan mata hatiku. Berilah aku kecukupan dengan karunia-Mu, sehingga aku tidak butuh lagi untuk meminta-Mu.

Engkaulah yang menyinari dengan cahaya hati para wali-Mu, sehingga mereka mengenal dan mengesakan- Mu. Engkaulah yang menghilangkan kecemburuan dalam hati para pencinta-Mu sehingga tidak mencintai selain-Mu dan tidak bersandar pada selain-Mu. Engkaulah yang menenangkan mereka dikala mereka dalam ketakutan. Engkaulah yang memberikan kapada mereka petunjuk dikala mereka dalam kebingungan.
Apa yang didapatkan oleh yang tidak mendapatkan-Mu, dan apa yang tidak didapatkan oleh yang telah mendapatkan-Mu, sungguh kecewa orang yang menggantikan ridho-Mu dengan ridho selain-Mu. Dan sungguh rugi orang yang berpaling dari-Mu. Bagaimana akan diharapkan dari selain-Mu padahal Engkau tidak pernah memutuskan kebaikan-Mu. Bagaimana akan dimintai selain-Mu Padahal Engkau belum pernah mengubah kebiasaanMu dalam memberi.

Wahai yang telah memberikan manisnya bercinta kepada para pencinta-Nya sehingga mereka berdiri di hadapan-Nya dengan rayuan. Wahai yang memberikan para wali-Nya rasa takut kepada-Nya sehingga mereka menghadap-Nya dengan istighfar. Engkaulah yang Maha menyebut sebelum ada penyebut. Engkaulah yang memulai kebaikan sebelum para hambah-Mu beribadah pada-Mu. Engkaulah Maha Pemberi sebelum meminta-Mu para peminta.

Wahai Tuhanku tuntutlah aku dengan rahmat-Mu sehingga aku menggapai- Mu. Pikatlah aku dengan karunia-Mu sehingga aku datang menemui-Mu. Wahai Tuhanku sesungguhnya harapanku, tidak pernah terputus dari- Mu walaupun aku sedang bermaksiat pada-Mu, sebagaimana rasa takutku pada-Mu tidak pernah hilang walaupun aku taat pada-Mu. Wahai Tuhanku bagaimana aku akan merasa kecewa padahal Engkaulah harapanku. Bagaimana aku merasa hina padahal kepada-Mu aku serahkan diriku. Bagaimana aku merasa mulia padahal dalam kehinaanku Engkau tempatkan diriku. Dan bagaimana aku tidak merasa mulia padahal kepada diri-Mu Engkau nisbatkan.

Wahai tuhanku bagaimana aku tidak merasa faqir padahal Engkaulah yang menempatkan diriku diantara orang- orang faqir. Dan bagaimana aku merasa faqir padahal Engkau yang membuatku kaya dengan karunia-Mu. Engkaulah yang tidak ada tuhan selain-Mu. Engkau kenalkan diri-Mu pada segala sesuatu sehingga tak ada yang tidak mengenal-Mu. Engkau lah yang mengenalkan kepadaku segala sesuatu maka panji-Mu berkibar di atas segala sesuatu. Dan Engkaulah yang tampak atas segala sesuatu.

Wahai yang bersemayam dengan kasih sayang-Nya, maka tenggelamlah ‘arsy dalam dzat-Nya. Engkau hilang kan makhluq dengan makhluq. Engkau lenyapkan debu dengan liputan falak cahaya-Mu. Wahai yang tersembunyi di balik ‘arsy-Nya, sehingga tidak terlihat oleh pandangan. Wahai yang menampakkan dirinya dengan kesempurnaan wibawa-Nya, maka terealisasilah keagungan persemayaman-Mu. Bagai mana mungkin Engkau tidak tampak padahal Eng kaulah yang Maha Dhahir. Bagaimana mungkin Engkau tidak ada padahal Engkaulah yang Maha menjaga dan hadir, sesungguhnya Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu, dan hanya bagi- Mulah segala pujian.

(Mahdi-News/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: