Baru lima hari ditayangkan di sinema-sinema Iran, film “Muhammad Rasulullah” karya Majid Majidi telah terjual laris sebesar 800 juta tuman (sekitar 235,300 dolar).
Sambutan hangat masyarakat Iran terhadap sebuah film dengan muatan agama ini memiliki hikayat lain. Yakni sebuah hikayat yang membuktikan bahwa sekalipun banyak dilanda krisis sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan, permata agama Islam masih benderang dalam kalbu rakyat Iran.
“Mungkin inilah peran yang bisa dimainkan oleh sebuah seni. Seni bisa memainkan peran penting dalam menjawab seluruh kebutuhan umat manusia,” ujar Hujjatul Islam wal Muslimin Nashrullah Pezhmanfar ketua Komite Media di Komisi Kebudayaan Parlemen Iran kepada wartawan Shabestan kemarin.
Menurut Pezhmanfar, agama harus memiliki solusi untuk menggambarkan model kehidupan masyarakat. Dan hal ini bisa dilakukan dalam format film dan sinema.
Model kehidupan sebuah masyarakat muslim, tukas Pezhmanfar, bisa diserap dan dicerap dari sumber-sumber agama. Untuk menggambarkan model ini secara lebih teraba, sinema dan film bisa memainkan peran yang hingga kini tidak bisa dimainkan oleh sarana lain.
Ketika menanggapi pandangan sebagian orang bahwa rakyat Iran sudah menjauhkan diri dari agama, Pezhmanfar menolak pandangan ini. Ia melihat bahwa gerak rakyat Iran menuju masa depan yang lebih cemerlang. Bukti untuk hal ini adalah sambutan mereka terhadap film Muhammad Rasulullah yang notabene memiliki muatan agama.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email