Pesan Rahbar

Home » » Warga Inggris Tolak Jual Senjata ke Negara-negara Diktator

Warga Inggris Tolak Jual Senjata ke Negara-negara Diktator

Written By Unknown on Saturday 12 September 2015 | 03:53:00


Berdasarkan hasil jajak pendapat yang dilakukan akhir-akhir ini di Inggris, 70 persen warga Inggris menolak penjualan senjata kepada negara-negara diktator khususnya negara-negara Arab di sekitar Teluk Persia.

Sebagaimana yang diberitakan oleh warta berita Russia Today, hasil jajak pendapat yang akhir-akhir ini dilakukan menunjukkan bahwa lebih darii 70 persen warga Inggris menolak penjualan senjata kepada negara-negara diktator, khususnya negara-negara Arab di sekitar Teluk Persia.

Jajak pendapat tersebut dilakukan seiring dengan berlangsungnya pameran persenjataan dan perlengkapan militer di kota London.

Pameran tersebut dihadiri oleh perwakilan-perwakilan berbagai negara, termasuk negara-negara diktator di teluk Persia, yang menunjukkan ketertarikan mereka untuk membeli persenjataan tersebut.

Hasil jajak pendapat tersebut membawa pukulan telak bagi produsen persenjataan di Inggris. Menurut Jeremy Newman, salah seorang tokoh politik di Rusia, dunia telah berubah drastis semenjak tahun 1968 dan kita harus memulai untuk memandang segala permasalahan dengan sudut pandang yang berbeda.

Penjualan persenjataan ke negara-negara diktator sama artinya dengan mendukung diktatorisme yang saat ini dunia tidak memiliki tempat lagi untuk segala jenis pemerintahan diktator. Negara-negara diktator Timur Tengah dengan sumber daya alam yang mereka miliki dengan mudahnya membeli segala macam persenjataan dari negara-negara Adidaya untuk kepentingannya masing-masing.

Arab Saudi adalah salah satu negara diktator yang memanfaatkan persenjataan-persenjataan yang dibeli dari negara-negara Barat untuk menginvasi Yaman dengan rakyatnya yang tak berdosa. Rakyat Yaman yang menginginkan kebebasan dan kemerdekaan, menerima berbagai pukulan dan hantaman serangan militer Arab Saudi hanya dikarenakan Yaman kini tidak lagi ingin bertekuk lutut pada diktatorisme pemerintahan Arab Saudi yang berpusat di Riyadh.

(Shabestan/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: